Rusia Diklaim Berhasil Angkat Puing Drone MQ-9 Reaper dari dasar Laut Hitam, Sederet Teknologi Kunci Bakal ‘Dipelajari’
|Sejak insiden jatuhnya drone tempur (UCAV) MQ-9 Reaper di Laut Hitam pada 14 Maret 2023, maka pertanyaan dari komunitas internasional adalah langkah apa yang dilakukan Rusia, yang secara de facto menjadi penguasa lautan tersebut. Berita yang merebak adalah kegiatan Rusia yang akan mengangkat puing drone dari kedalaman laut.
(Diduga) berada di kedalaman 1.500 meter, banyak yang skeptis drone MQ-9 Reaper sunggup diangkat oleh Rusia. Armada Laut Hitam Rusia diketahui telah mengerahkan RFS Kommuna – salvage/rescue ship ke lokasi jatuhnya drone. Meski begitu, belum ada informasi independen yang dapat mengklarifikasi bahwa Reaper berhasil atau tidak diangkat oleh Rusia.
Bagi Rusia, mendapatkan puing MQ-9 Reaper adalah misi strategis, karena ada beberapa komponen dan data-data penting yang bisa dipelajari.
Apakah Rusia mengangkat drone MQ-9 dari Laut Hitam? Laporan media lokal menyebut bahwa Moskow sudah berhasil mendekodekan teknologi Reaper. Sebuah laporan dari Dzen.ru mengklaim bahwa MQ-9 Reaper berhasil diangkat dari dasar (Laut Hitam) oleh militer Rusia.
AS selama ini masih yakin bahwa militer Rusia tidak akan berani menyentuh drone tersebut, tapi bagi Rusia MQ-9 Reaper menjadi seperti ‘piala’ dan kesempatan untuk mempelajari beberapa teknologi canggih yang selama ini dirahasiakan oleh AS. Beberapa teknologi Reaper yang tengah dipelajari Rusia adalah sistem navigasi satelit, sistem pengumpulan intelijen elektronik, perangkat optik, dan perangkat penghubung data.
Selain MQ-9 Reaper, pesawat AS dan NATO seperti E-3 Sentry Airborne Warning and Control System (AWACS), RC-135 Rivet, E-8 Joint Surveillance Target Attack Radar System (Joint STARS), dan drone RQ-4B Global Hawk secara teratur menerbangkan misi pengintaian di atas Laut Hitam dan Eropa, mengumpulkan intelijen elektronik (ELINT) di lokasi radar Rusia.
Menurut Moskow, pesawat-pesawat tersebut juga berbagi data dengan militer Ukraina, yang merencanakan serangan drone di dalam wilayah Rusia dan Krimea dengan mencari celah dalam jangkauan radar.
Keunggulan drone Reaper adalah mampu melakukan fungsi pengintaian dan serangan, di mana drone dapat dikendalikan pada jarak ribuan kilometer yang sangat jauh. Ini dicapai melalui kontrol satelit yang sangat canggih yang menyampaikan perintah penerbangan dari Ground Control Station ke drone dan GPS dalam arsitektur komunikasi dan navigasi.
Posting lain di grup Telegram pro Rusia menyebut bahwa MQ-9 Reaper berhasil diangkat dari kedalaman 600 meter. Bagi AS, salah satu yang dikhawatirkan adalah ‘jatuhnya’ Link 16 data linking system yang ada di drone Reaper.
Saluran transmisi taktis terenkripsi (Link 16) adalah elemen kunci dari kompatibilitas alutsista Barat, karena termasuk dalam sistem intelijen NATO. Setiap pesawat tempur garis depan AS, pembom strategis, platform taktis seperti Apache AH-64E, pesawat pengintai khusus yang disebutkan sebelumnya, dan pesawat tempur Eropa seperti Mirage-2000, Dassault Rafale, SAAB Gripen, dan Eurofighter Typhoon, menggunakan Link 16.
Perencana militer AS dan Barat mungkin telah pasrah dengan nasib Link 16 yang mungkin dibongkar oleh Rusia, dan mungkin saat ini mereka sedang terlibat dalam pengembangan metode alternatif lain untuk mengirimkan dan mengenkripsi informasi dengan solusi lain.
Pensiunan Perwira Angkatan Laut India, Jayakrishnan N. Nair, yang punya pengalaman luas dengan pesawat Rusia seperti Tupolev Tu-142 dan pesawat pengintai maritim Boeing P-8I Poseidon, menyebut bahwa para insinyur Rusia cenderung mempelajari setiap sistem yang memiliki “emisi elektronik”. Ini termasuk perangkat Electronic Intelligence (ELINT) yang memata-matai frekuensi radar Rusia, kontrol radio, navigasi, dan tautan data.
Baca juga: Drone AS MQ-9 Reaper Rusak Setelah Ditembak Rudal Hanud Pantsir di Suriah
“Rusia adalah integrator sistem yang sangat baik, di mana setelah merakit berbagai komponen dan elektronik yang diimpor, mereka memimpin dalam metalurgi dan teknik mesin ternama,” tambah Nair. Menurut Nair, Rusia selalu mengimpor sistem ini dari AS dan Eropa. Dengan sanksi yang sekarang menghentikan penjualan mereka ke Moskow, evolusi dan kemampuan beradaptasi industri pertahanan Rusia harus diawasi dengan ketat. (Bayu Pamungkas)
Barter techno Reaper sama T90 dkk, kapok deh…hhh
sepele banget lu Z.O.E sama Rusia..secara kemampuan IPTEK setara dengan Amerika karena sama sama nyolong ilmuwan NAZI dan ternak Ilmuwan Yahudi..perbedaan mendasar hanya di ekonomi..jika dibuat ekonomi sama rata ya Rusia juga sangat mungkin membuat alutsista yg seimbang dengan Amerika..oleh karena keterbatasan ekonomi makanya Rusia sekarang memposisikan defense..makannya alutsistanya lebih kuat di Electronic Warfare, SIGINT, SAM..
yg paling penting bisa dpt system komunikasi reaper ke satelit dan sebaliknya … Russia bisa buat antidot nya, sejenis jamming utk merusak seluruh teknologi kontrol drone jarak jauh punya sekutu
Cakep, kalo Rusia berhasil mendekode link 16, apalagi dgn kecanggihan Rusia dalam perang elektronika, dari bangkai ini bisa diketahui posisi satelit milik Amerika yang berada diorbit rendah, atau mungkin menciptakan emisi elektronik yang bisa menyabotase UAV milik ameriak
@topi purun
Percuma Rusia gak bakal bisa tuh reverse engineering MQ-9 Reaper padahal Reaper tuh gak ada teknologi sensitif kaya UAV lain
Yang pasti MQ-9 Reaper penuh dengan air laut sementara pemiliknya nun jauh disono penuh dengan air keringat, seluruh anggota nato harus ganti link-16 nya entah dengan model apalagi dan itu tak mungkin dilakukan perubahan dalam sekejap, resiko pahit yg harus ditanggung barat.
teknologi MQ-9 ini nah lebih berharga dari 10 biji T90 bahkan airmata sekalipun kalau didapatkan rusia. apalagi sampai didapatkan cina