Rusia dan Perancis Jadi Alasan India Butuh Kapal Induk Kedua yang Dimentori AS
India sukses membangun kapal induk pertama buatan dalam negeri, INS Vikrant. Namun, banyak ahli berpendapat bahwa India masih membutuhkan kapal induk kedua dan itu pun diamini oleh Angkatan Laut India untuk membangun kapal induk kedua, INS Vishal, atau yang biasa juga disebut Indigenous Aircraft Carrier 2 (IAC-2). Mengapa demikian?
Baca juga: Perusahaan Rusia Tuntaskan Instalasi Sistem Pencahayaan di Kapal Induk India INS Vikrant
Sejak merdeka pada 15 Agustus 1947, India sudah mengoperasikan tiga kapal induk; INS Vikrant berbobot 19 ribu ton, INS Viraat berbobot 28 ribu ton, INS Vikramaditya seberat 44.000 ton, serta INS Vikrant kedua, yang akan segera diserahterimakan dari Cochin Shipyard Ltd ke Angkatan Laut India dalam waktu dekat.
Dari jumlah itu, dua kapal induk awal, INS Vikrant dan INS Viraat, sudah pensiun. Praktis, saat ini India hanya mengoperasikan satu kapal induk INS Vikramaditya dan akan bertambah satu lagi saat INS Vikrant kedua resmi beroperasi.
Kapal induk pada umumnya dapat memuat satu jet tempur per 1.000 ton. Itu berarti, kapal induk pertama India, INS Vikrant asli, tidak dapat memuat lebih dari satu skuadron pesawat tempur (16-18 pesawat), termasuk membawa 4-5 helikopter, untuk berbagai tugas vital seperti perang anti-kapal selam (ASW) dan peringatan dini dan kontrol udara (AEWC).
Lebih lanjut, kapal induk satu-satunya India, INS Vikramaditya, yang notabene berbobot 44 ribu ton, berarti tidak dapat membawa lebih dari 25 jet tempur. Ini membuat esensi atau tujuan dari adanya kapal induk, yaitu untuk membawa sebanyak-banyaknya jet tempur ke medan tempur menjadi tidak tercapai. Muara dari itu, supremasi udara dan kontrol laut pun tak tercapai dengan adanya kapal induk. Itu juga diperparah dengan tidak mumpuninya jet tempur, kapal perusak, fregat, korvet, dan kapal selam yang mengiringi kapal induk.
Dengan berbagai fakta di atas, itulah jawaban mengapa Angkatan Laut India disebut membutuhkan IAC-2. Bobotnya juga harus lebih tinggi dari IAC-1, mencapai 65 ribu ton.
Disebutkan, kapal induk kedua, INS Vishal atau IAC-2, dibangun oleh galangan kapal dalam negeri, Cochin Shipyard, dengan konsultasi teknis dan taktis dari Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS). Saat ini prosesnya sudah India dan AS sudah membentuk Pokja atau Kelompok Kerja Bersama untuk transfer teknologi.
Berbekal bobot 65 ribu ton, Kapal Induk INS Vishal mampu mengangkut sekitar 55 jet tempur, termasuk beberapa helikopter. Pertanyaannya, jet tempur dan helikopter apa yang akan melengkapi kapal induk tersebut?
India diketahui telah memesan MiG-29K dan MiG-29K/KUB dari Rusia dan Dassault Rafale dari Perancis untuk kapal induk INS Vikrant dan INS Vikramaditya. Namun, ini dinilai tidak membuat keduanya lebih kuat dalam menangkal serangan musuh sekaligus menyerangnya dengan cepat.
Baca juga: Rafale-M Tiba di India, Siap Uji Coba Ski Jump untuk Beroperasi di Kapal Induk INS Vikrant
Belajar dari hal itu, kapal induk INS Vishal, yang notabene sejak masih dalam tahap pembangunan mendapat pendampingan dari AS, besar kemungkinan akan dipersejatai jet tempur dan Hanud lainnya dari AS. Sejauh ini, India dikabarkan bakal menjatuhkan pilihan pada Boeing F/A-18E/F Super Hornet. Super Hornet akan bahu-membahu dengan E/A-18G Growler, pesawat spesialis electronic warfare (EW) yang mampu membutakan radar dan meningkatkan kemampuan pertahanan, saat operasi dilakukan. (Alpin)
Kapalnya nantinya berbbm dari Rusia. Mantap dah, murah meriah dapat diskon gede. Masak dari USA? Mahal.
emang ada bedanya?, kan sama aja ya? amrik rusia sama prancis juga sama-sama modern dan maju