Rusia Bersiap Luncurkan “Monster Missile” – Rudal Balistik Antarbenua RS-28 Sarmat di Akhir 2022
|Meski kemungkinan batal menghadiri KTT G20 (15 – 16 November 2022) di Bali, Presiden Rusia Vladimir Putin diwartakan kini tengah mempersiapkan agenda besar, yang salah satunya adalah meluncurkan untuk kedua kalinya rudal balistik antarbenua – Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) RS-28 Sarmat pada akhir 2022 .
Baca juga: Roketsan: Indonesia Jadi Pengguna Pertama Rudal Balistik Jarak Dekat Hipersonik “Khan”
Dikutip dari eurasiantimes.com (8/11/2022) yang melansir sumber dari kantor berita Rusia – Tass, disebut bahwa Kremlin tengah mempersiapkan untuk melakukan peluncuran kedua rudal balistik antarbenua Sarmat, yang sebelumnya disebut Putin sebagai Invincible, sebelum akhir tahun ini.
Mendapat julukan “Monster Missile”, unit peluncur Sarmat akan diserahkan kepada Resimen Pertama Angkatan Darat Rusia setelah pengukuran rudal berhasil dituntaskan. Rudal, yang disebut “Satan 2” oleh analis Barat, dianggap sebagai rudal paling kuat di dunia. Tass mengutip sumber dari militer Rusia yang mengatakan, “sampai akhir tahun ini, uji desain penerbangan Sarmat terus dilanjutkan, termasuk dalam waktu dekat ini dengan peluncuran rudal untuk kedua kalinya.”
Laporan tersebut mencatat bahwa tes akan dilakukan dari Plesetsk Cosmodrome, dan rudal tersebut akan menyerang target di lokasi uji Kura di Kamchatka. Setelah mengevaluasi hasil peluncuran, keputusan akan dibuat untuk merilis Sarmat ke Resimen Pertama ICBM AD Rusia.
Russian Strategic Missile Forces pada awalnya akan mendapatkan kit Sarmat di bawah kesepakatan yang ditandatangani pada akhir 2020. Laporan tersebut tidak memberikan jadwal yang tepat untuk menempatkan resimen pada tugas tempur.
Diperkirakan bahwa setidaknya lima peluncuran Sarmat akan dilakukan untuk pengujian, dimana salah satunya harus dilakukan melintasi kawasan kutub. Pada bulan April 2022, Moskow telah melakukan peluncuran uji pertama rudal Sarmat.
Rudal RS-28 Sarmat dirancang oleh Makeyev Rocket Design Bureau, yang punya spesialisasi dalam pengembangan rudal balistik antarbenua yang berbasis di laut. Menurut pabrikan, Sarmat akan melindungi Rusia dari ancaman eksternal selama 40 hingga 50 tahun ke depan.
Menurut klaim Rusia, rudal ini unik dalam hal kecepatannya yang tak tertandingi (diduga di atas Mach 20), jangkauan pemecahan rekor, akurasi maksimum, dan kebal pada upaya jamming oleh sistem pertahanan anti rudal lawan.
Rudal Sarmat layak untuk ditakuti oleh AS dan Barat, pasalnya rudal ini sekali meluncur dapat membawa 15 hulu ledak nuklir. Berat Sarmat ditaksir mencapai 220 ton dengan panjang mencapai 35,5 meter. Hulu ledak ini diatur sebagai Multiple Independently Targetable Reentry Vehicles (MIRV), yang memungkinkan satu roket untuk menyerang beberapa target secara bersamaan.
Sarmat dikembangkan untuk menggantikan R-36 atau Voevoda, rudal balistik antarbenua era Soviet yang dijuluki NATO “Satan.” Rentang operasi yang diproyeksikan sistem rudal ini adalah 10.000 hingga 18.000 kilometer. Lantaran punya berat yang maksimal, Sarmat diluncurkan dari silo, yakni fasilitas peluncuran rudal permanen yang ada di bawah permukaan tanah.
Rudal Sarmat dilengkapi dengan sistem pemandu canggih dan, kemungkinan besar, umpan (decoy) untuk mengecoh sistem pertahanan anti rudal. Para ahli percaya ini bisa berupa beberapa lusin decoy yang sangat ringan yang mensimulasikan hulu ledak, yang mengakibatkan rudal hanud menyerang objek yang salah. (Gilang Perdana)
Tentunya semua negara didunia belajar dan ambil hikmah dari perang Rusia dan Ukraina, Rusia tidak bodoh dengan hamburkan2 semua aset militernya, beli barang murah meriah buat salvo2an dari Iran adalah keputusan bijak toh tidak jelek2 amat terbukti bagus juga buat konter karena Ukraina didukung berjamaah oleh Barat dengan sumber daya tak rerbatas, bagi kita apa boleh buat sampai kini belum mampu buat rudal sendiri dari awal merdeka sampai sekarang masih riset roket saja pun belum final2 juga sampai periset nya pensiun dan yang melanjutkanpun mungkin dah masuk tahap mpp juga dan selanjutnya dan seterusnya.
Ambil pelajaran dari perang Rusia – ukraina.
Rusia yg pembuat Rudal saja akhirnya import alutsista penghancur dari Iran (drone kamikaze) dan di sinyalir kehabisan stok rudal menengah kebawah jika perang berlarut larut…
Lha bagaimana dgn NKRI yg cuma beli, beli, dan beli Rudal, jangan jangan nanti pesawat tempur itu terbang tanpa rudal karena kehabisan stok rudal jika perang berlarut larut ?? Ayolah dorong pemerintah agar memberi perhatian lebih pada Riset Rudal negri ini, sykurur syukur kita 100% local konten dari chip dll di buat sendiri oleh anak bangsa, lalu setelah itu kita focus di mata rudal (satelit), kita jaga kemungkinan terburuk GPS di matikan untuk Indonesia sehingga mata Rudal kita buta.
Heran nya blog blog militer kita gak ada yg mau kritis soal beginian, malah mirisnya seperti beberapa blog sebelah hanya menina bobo kan kita dengan puja puji seolah kita ini kuat.. memang bagus untuk memupuk rasa memiliki bangsa.. tapi cobalah berani jd antagonis untuk kebaikan bangsa… Berani di benci untuk kebaikan bangsa…
Militer indonesia butuh kritik tanpa kebencian, caci maki maupun sara…
Strong di promosi tapi memble di implementasi
Kang Sarmat memang digdaya, stroonk bingiiits, Ga ada obats😁