Rusia Ajukan Izin Penempatan Aset Angkatan Udara di Biak, Mengingatkan Kehadiran Pembom Tu-95
|Kilak balik ke awal Desember 2017, saat itu berita pendaratan pembom turboprop legendaris Rusia, Tupolev Tu-95 Bear di Bandara Frans Kaisiepo, langsung menyedot perhatian di regional, pasalnya dua unit Tu-95 terbang langsung jarak jauh (12 jam) dari Vladivostok ke Biak, yang menandakan untuk pertama kalinya pembom jarak jauh Rusia mendarat di Indonesia, yang notabene tak seberapa jauh lagi dari wilayah Australia.
Baca juga: Spektakuler! Pembom Tu-95 Bear Terbang Langsung dari Vladivostok ke Biak
Dan delapan tahun berlalu, rupanya kenangan kedatangan Tu-95 di Biak kembali mengemuka, meski tidak menyebut nama pesawat yang akan bertandang ke Biak, ada kabar bahwa aset Angkatan Udara Rusia berpotensi untuk kembali ke Biak.
Seperti dikutip Janes.com (14/4/2025), disebut bahwa Jakarta telah menerima permintaan resmi dari Moskow, yang meminta izin bagi pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) untuk ditempatkan di sebuah fasilitas di provinsi paling timur Indonesia.
Sumber terpisah dari pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi kepada Janes bahwa permintaan tersebut diterima oleh kantor Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin setelah pertemuannya dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.
Dalam permintaan tersebut, Rusia berupaya untuk menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo. Lanud Manuhua terletak di Biak Numfor di provinsi Papua, Indonesia, dan merupakan markas bagi Skadron Udara 27 TNI AU, yang mengoperasikan armada pesawat pengintai CN-235.
Intip Lebih Dekat Tupolev Tu-95MS, Pembom Strategis Yang Sempat Bertandang Ke Biak
Pangkalan udara tersebut juga merupakan rumah bagi Wing Udara ke-9 Angkatan Udara Indonesia yang baru didirikan, yang belum diberi jenis pesawat.
Dalam permintaan tersebut, tidak ada rincian yang diberikan mengenai jumlah atau jenis pesawat yang akan ditempatkan VKS di Biak Numfor. Kabarnya, beberapa dari permintaan ini telah disetujui oleh TNI AU.
Pada penerbangan jarak jauh Tu-95 ke Biak di tahun 2017, misi yang dijalankan adalah latihan navigasi jarak jauh bagi para crew pembom Rusia. Kegiatan navigasi ini merupakan hal biasa yang dilakukan oleh para crew untuk meningkatkan profesionalismenya sebagai awak pesawat.
Tu-95 Bear ke Indonesia tidak sendiri, pembom ini juga didukung dengan kehadiran ground crew yang di datangkan menggunakan dua pesawat angkut Iluyshin Il-76. Dua unit Il-76 tersebut mengangkut 81 personel dan berbagai peralatan ground handling untuk digunakan melayani kebutuhan pembom Tu-95.
Ilyushin Il-76MD: Sang Pengiring Pembom Strategis Tu-95 Bear Dalam Penerbangan Ke Biak
Bergelar pembom stragegis, Tu-95 Bear terbang perdana pada 12 November 1952, dan mula dioperasikan pada Agustus 1957.
Pembom yang oleh NATO dibaptis dengan nama Bear ini memiliki daya jangkau sangat jauh dan mampu terbang cukup lama berkat pemakaian mesin turboprop khusus, mesinnya adalah empat unit contra rotating turboprop NK-12. (Gilang Perdana)
Rusia sewa kontrak di Biak atau Wamena
Amrik sewa kontrak di Natuna
Rusia bayar 2 ska Su35 + 1 ska Su57
Amrik bayar 2 ska F15 + 1 ska F35 VSTOL
masa kontrak silahkan dihitung para ahlinya
menurut saya sih jangan terlalu polos dan jangan terlalu baku ikutin aturan ini itu. klau bisa di mainin untuk memperkuat posisi Indonesia di kawasan dan bisa dipake buat mainin Australia dll. ya kasih aja. kita harus punya mainan sebagai alat tekan dan daya tawar. gimana bisa dipakai buat supaya lancar habisi OPM dan PBB nggak nakal. atau ambil Papua Nugini dgn cara lembut kayak Russia pelan-pelan atau turki yg ambil wilayah tetangganya dgn seluruh dunia diam.
wkwkwwk awas ada yang panas entar ya si paling standar ganda, rusia mau naruh pesawat dicaci giliran amerika naruh p8 poseidon dicaci aswokaswokaswok
karena kebijakan indo itu netral ya mending tolak aja, daripada import gandum diblokir australi, lagipula kita belum jadi negara “babu” kayak singapur atau taiwan, jadi ya ngga perlu menerima pembentukan base semacam itu, mumpung belum ada yang diterima ya lebih baik ditolak saja, entah itu us atau rusia atau cina jangan mau sih, biar kalau ada nuklir ngga suku pedalaman juga yang kena duluan, indonesia belum ada anti balistik sama sekali, jadi ya amit amit ada nuklir ya lewat gitu aja
Mungkin kompensasinya jika benar2 terjadi, pusat peluncuran roket luar angkasa Rocosmos dipindah ke Biak. Ada tu di berita bbrp hari yang lalu. Kan sudah lama tu ditawarkan oleh presiden terdahulu, sampai nawarin juga ke Elon Musk juga. Kan bagus tu. Sayangnya urusan kayak gini harus ada restu dari Si Penguasa Dunia ini, Si Jambul Kuning.
IMBALANNYA…………..
GERAK CEPAT…..
– Beli XTRA MESIN2 buat SUs dan pernik2nya..
– FULLBACK hrs di daftar belanja…..
– HIDUPKAN sisa BADGERs dgn bantuan mrk….
– S300 mpe S400 di pilih, Turki bisa KITA HRS
BISA.
– KALIBR…..nek iso ,buat nemenin Brahmos….
Opo maneh yo……
“Beberapa sudah disetujui …. ”
Ah itu sih hanya untuk isi bbm dan istirahat sebentar untuk awaknya doang, bukan menetap.
Bahasa jawanya :
Dikei ati ngerogoh rempelo.
Dikasi hati minta jantung
Dikasih untuk isi bbm dan rehat doang minta menetap.
Payah.
Kita jangan gegabah ya, wilayah NKRI satupun tidak boleh ada yang menjadi basis militer asing apapun itu alasannya, kecuali kalo diam-diam alias “cincai” 😅
Dalam permintaan tersebut, tidak ada rincian yang diberikan mengenai jumlah atau jenis pesawat yang akan ditempatkan VKS di Biak Numfor. Kabarnya, beberapa dari permintaan ini telah disetujui oleh TNI AU… kalau saya sih silahkan kan hanya buat latihan terbang tempur kadet AU Rusia biar lebih akrab dengan anggota TNI AU, selebihnya tak perlu mikir kejauhan yang dekat2 saja kadang tak kepikiran, sebenarnya saya malah berharap Singapura simpan F35 dan F15 nya di Riau saja tak perlu ke Ostrali atawa Nuzilen, dapat pemasukan kita paling tidak dapat ongkos parkir
Waduh…baiknya sih kalo yg lain ditolak, yg ini juga ditolak. Masak sih mau berat sebelah?