Rudal Jelajah Kh-69 Siap Diluncurkan dari Sukhoi Su-57, Targetkan Stasiun Kereta Api dan Persimpangan
|Kondisi geopolitik dan perang yang tak berkesudahan, rupanya ikut mempercepat pengembangan rudal jelajah terbaru Rusia, X-69. Pertama kali diperlihatkan ke publik saat Pameran Pertahanan Army 2022, X-69 kini diwartakan sudah bukan lagi prototipe, dimana kode “X” telah berganti menjadi “Kh”, yakni Kh-69.
Baca juga: Pertama Kali, Rusia Tampilkan Prototipe Rudal Jelajah Generasi Terbaru X-69
Dan dibalik desainnya yang tak lazim jika dibandingkan kebanyakan rudal jelajah produksi Rusia, diketahui bahwa desain rudal tersebut sengaja disesuaikan agar Kh-69 pas untuk dapat dibawa dan diluncurkan dari internal weapon bay jet tempur stealth Sukhoi Su-57 Felon.
Dari laman Bulgarianmilitary.com (4/2/2023), Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, Dmitry Medvedev, mengunjungi pabrik rudal di wilayah Moskow dan diperlihatkan dengan teknologi rudal jelajah terbaru. Dilihat dari foto pada akun Telegramnya, Medvedev sangat tertarik dengan rudal berpenampang persegi yang tidak biasa. Dmitry Medvedev berhenti di dekat rudal jelajah udara ke permukaan terbaru Kh-69.
Dengan desain persegi yang tidak biasa, bentuk ini membuatnya lebih mudah untuk dipasang di badan pesawat tempur Su-57. Raduga State Machine Building Design Bureau sebagai perancang Kh-69 menyebut bahwa rudal ini punya kemampuan stealth dari bentuk bodi rudal dan lapisan khusus pada materialnya.
Rusia mengklaim pertahanan udara musuh potensial tidak memiliki peluang untuk menembak jatuh rudal semacam itu. Selain Su-57, jet tempur Su-35, Su-30MK, dan pembom tempur Su-34 dapat membawa rudal Kh-59.
Tujuan dari rudal Kh-69 lumayan spesifik, yaitu dibuat untuk menghancurkan fasilitas infrastruktur transportasi, termasuk stasiun kereta api dan persimpangan. Sebagai bagian dari taktik militer Rusia di Ukraina, ini menjadi tugas yang sangat mendesak. Terutama mengingat pengiriman MBT (Main Battle Tank) dan senjata lain dalam skala besar ke Ukraina yang diumumkan oleh Barat.
Dari lembar fakta, Kh-69 punya kemampuan untuk menghancurkan sasaran khusus di permukaan, termasuk sasaran yang tidak memiliki radar, jejak infrared dan optical background contrast.
Dengan bekal sayap lipat, rudal yang profilnya identik dengan Storm Shadow dan Taurus ini dapat terbang rendah mengikuti kontur permukaan bumi. Beberapa sasaran dapat diprogram sebelum peluncuran, menjadikan ada opsi untuk pengalihan atau prioritas pada sasaran pada saat rudal beraksi.
Secara teknis, Kh-69 dapat terbang mulai pada ketinggian 200 meter sampai 11.000 meter. Bahkan dalam moda flight altitude over ground surface, ketinggian terbang Kh-69 bisa hanya 50 meter saja dari permukaan. Sementara jarak jelahnya ditarget sampai 290 Km.
Dengan mesin turbojet, Kh-69 mampu melesat 750 – 1.000 km per jam. Untuk sistem pemandu dan navigasi, Kh-69 mengadopsi NACS yang berbasiskan INS navigation yang dipadukan complex radio altimeter, speedmeter dan electo optical system). Pihak pengembang mengklaim bahwa akurasi rudal ini ada di rentang 5 – 7 meter. (Haryo Adjie)
harus di tes nembakin balon udara dulu nih baru bisa di bilang batel poven ekekekek
@kepo atawa smiinghari
69 memang angka idaman
Medan perang memang lab terbaik
@ayam jago : Aji mumpung…
Ketika ada war, pastilah R&D dipush hingga over limit untuk ajang koreksi kelemahan dari barang baru…
Suriah sempat menjadi ajang try out SU-35 dan alusista lainnya, maka sekarang Ukraina dijadikan try out alusista baru seperti Kh-69
Btw kenapa harus 69? 🤣
Hohoho
Grasak-grusuk bingits
Development belum mature dgn Firing test sekali doang langsung diterjunkan.
Paket mas….duaaarrrr. yassalam
Uji tembak balon china dulu nih jatuh apa tdk supaya dpt cap betle proven🤑🤑🤑🤑
Peluncurannya nunggu gerombolan tank Abrams, chalanger dan Leopard2 ngumpul di hanggar yg disiapkan Ukraina.
Lagi nunggu headlinews
” Tripple Abrams, Chalanger dan Leopard 2 digosongksn pd palagan Ukraina “..👍
Target stasiun dan persimpangan adalah target di mana banyak orang sipilnya. Tahun lalu rudal Rusia pernah juga menghajar stasiun di Ukraina sehingga banyak warga sipil yang hendak mengungsi tewas.