Rudal Jelajah Jarak Jauh Hoveizeh: Hasil Reverse Engineering Terbaru dari Iran
|Karena tekanan dan kebutuhan, reverse engineering menjadi prioritas bagi industri pertahanan di Iran. Lepas dari soal seberapa jauh kualitas produk yang dihasilkan, hasil reverse engineering kerap membuat gebrakan, khususnya bila dipandang dari negara dunia ketiga. Dan yang terbaru dari Negeri Para Mullah adalah diperkenalkannya sosok rudal jelajah jarak jauh (long range cruise missile) Hoveizeh.
Baca juga: Qods Yasir UAV – ‘Kembaran’ ScanEagle dari Hasil Reverse Engineering
Hoveizeh belum lama diperkenalkan di hadapan publik, persisnya rudal yang diluncurkan dari darat (permukaan) ini menjadi bintang pada Pameran Pertahanan Eghtedar 40 di Teheran. Persisnya pada 2 Febuari 2019, Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami membuka seremoni perkenalan keberadaan Hoveizeh pada media setempat.
Dikutip dari Janes.com (4/2/2019), Menhan Iran menyebut bahwa Hoveizeh merupakan pengembangan dari rudal jelajah sebelumnya, Soumar, yang diperkenalkan pada Maret 2015. Soumar sendiri merupakan copy-an dari rudal jelajah Kh-55 buatan Rusia yang punya jarak tembak 700 km. Kh-55 merupakan rudal jelajah yang diluncurkan dari platform udara (air launched cruise missile). Di tangan Iran, Kh-55 diadopsi sebagai rudal jelajah yang diluncurkan dari darat. Karena diluncurkan dari darat, maka Soumar dilengkapi dengan roket pendorong (solid fuel booster) dan air-breathing cruise engine karena mengusung mesin jet.
Keberadaan roket pendorong dan air-breathing cruise engine ini yang kemudian berlajut pada penerapan Hoveizeh. Menurut Sang Menhan, Hoveizeh punya jangkauan lebih dari 1.350 km, dan rudal ini dapat terbang mengikuti kontur permukaan bumi. “Terbang di ketinggian rendah, punya presisi dan akurasi tinggi untuk sasaran utama di permukaan,” ujar Hatami.
Baca juga: K-300P Bastion-P – Sistem Rudal Jelajah Yakhont dengan Platform Heavy Duty Truck
Amir Hatami menyebut bahwa Hoveizeh telah berhasil duji tembak dengan sasaran sejauh 1.200 km. Rekaman peluncuran rudal pun telah dirilis Kementerian Pertahanan ke publik. Beberapa analis pertahanan mempuyai asumsi bila kemunculan Hoveizeh merupakan ‘jawaban’ dari Iran atas berlangsungnya uji coba rudal anti balistik Arrow 3 yang dilakukan Israel pada 22 Januari 2019. Arrow 3 merupakan rudal yang dikembangkan oleh Israel Aerospace Industries dan Boeing untuk meng-intercept serangan rudal balistik. (Bayu Pamungkas)
Gawat amerika
😅😆
Gawat ?
Di as rudal jelajah bejibun jumlahnya, dan siap diluncurkan dari platform manapun..😊😕😜
Itu teknologinya nyolong dr israel juga. Uji coba gt sudah di lengkapi hulu ledak apa cuma roket kosong aja tanpa hulu ledak??
Lg nunggu komen yg main ps di dalam gpp.