Rudal Hanud “Merapi” Kembali Meluncur, Melesat Supersonik dengan Sistem Fire and Forget
|
Meski belum beranjak dari statusnya sebagai prototipe, pengembangan rudal hanud MANPADS (Man Portable Air Defence System) produksi dalam negeri rupanya tidak dihentikan. Melanjutkan uji coba peluncuran pada awal November 2020, PT Dahana (Persero) bersama dengan Pusat Penelitian Center for Integrated Research and Innovation (CIRNOV) Universitas Ahmad Dahlan, melakukan uji coba rudal Merapi di Area Weapon Range (AWR) TNI AU, Lumajang, Jawa Timur pada 27–28 Desember 2021.
Baca juga: Rudal Merapi, Prototipe MANPADS Karya Indonesia Telah Diuji Tembak
Dikutip dari laman dahana.id, disebutkan uji coba rudal Merapi terbaru ini disebut sebagai “Konser Akhir Tahun 2021”, yang berfungsi untuk mengevaluasi performansi tiap-tiap subsistem rudal dalam rangka pematangan penguasaan pembuatan teknologi rudal, peningkatan kemampuan rudal, serta persiapan hasil produksi riset untuk industri. Proses Quality Assurance (QA) selama pembuatan, Rudal Merapi diproduksi dengan sangat ketat dan evaluasi kali ini meliputi performansi roket pendorong, struktur aerodinamik sirip belakang (fin-tail), sirip depan (canard), penjejak (seeker) yang menggunakan teknologi inframerah, peluncur tabung, dan lain-lain.
Menurut Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana, Suhendra Yusuf RPN, Dahana bertugas untuk membuat bahan propelan untuk roket pendorong pada rudal dengan kaliber 70 mm tersebut, sehingga Rudal Merapi mampu melesat di atas kecepatan 650 kilometer per jam atau bahkan dapat melampaui kecepatan suara. “Kecepatan rudal mampu untuk merontokkan pesawat baik pesawat tempur, helikoper militer, serta sasaran udara lainnya seperti drone,” ujar Suhendra.
Dengan berat rudal yang cukup ringan yaitu sekitar 10 kg, rudal Merapi dapat dengan mudah dibawa ke mana-mana oleh tentara. Pada aplikasinya, rudal dimasukkan ke dalam tabung peluncur yang membutuhkan canard dan fin-tail yang dapat dilipat, sehingga setelah rudal ditembakkan dari peluncur, semua sirip-sirip tersebut akan membuka untuk melakukan fungsi aerodinamiknya menuju sasaran. Rudal besutan anak bangsa ini juga dilengkapi dengan sistem fire and forget, dimana setelah rudal dilepaskan, ia akan mengunci target sasaran secara otomatis, sehingga memudahkan para penembak rudal dalam melakukan manuver selanjutnya setelah melesatkan rudal.
Menurut team leader CIRNOV, Prof. Hariyadi, dari hasil uji tembak yang dilakukan, diperoleh konsistensi yang tinggi mengenai performansi roket pendorong rudal selain jarak jangkau langsung ke sasaran dapat mencapai 3.000 meter. Hal ini penting karena akan menjadi salah satu rujukan dasar bagi sinkronisasi subsistem lain dari rudal secara lengkap. Juga canard dan fin-tail dapat membuka dengan baik setelah keluar tabung peluncur untuk menuju area sasaran yang ditandai dengan flare atau sumber cahaya penghasil sinar inframerah yang dibawa terbang oleh drone.

Selanjutnya performansi sub yang lain berkaitan dengan posisi sasaran, sudut angguk (pitching), geleng (yawing), dan putaran rudal (rolling) termasuk posisi sasaran oleh seeker dapat dimonitor melalui alat telemetry yang dipasang di rudal selama ditembakkan, sehingga diperoleh data secara langsung (real time) dan berterusan untuk evaluasi. Semua komponen rudal mampu menahan hentakan (G-shock) hingga mencapai 20G yang muncul sewaktu rudal keluar dari peluncur.
Baca juga: Ini Dia! Spesifikasi Lengkap Rudal MANPADS Pindad
Meski kecepatan maksimumnya tak dirinci, namun dari uji coba pada November 2018, disebut bahwa kecepatan awalan penembakan >650 km per jam yang selanjutnya akan mampu melesat melebihi kecepatan suara. (Gilang Perdana)
hasil produk final yg fix dan mulai low rate produktion,.. sert mulai digunakan,… baru disampaikan ke umum/expose,.. ini belum belum udah masuk media,.. kita lihat aja,.. masuk produk jadi apa produk konsep doang,…
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera tambah daya jelajahnya setara S-500. Dengan sistem “fire n forget” alias “tembakkan dan lupakan alias jangan berharap banyak.” Laksanakan ! Bravo !
Lanjutkan pengembangannya. Kampus swasta luar biasa. Gandeng kampus kampus lain utk pengembangan komponen lainnya.
Yg benar kecepatannya berapa min.? Diatas kecepatan 650 km/jam.? Melebihi kecepatan suara.?
Rudal sekarang kan rata2 diatas mach 2 min. Dan pespur sekarang pun rata2 berkecepatan lebih dr Mach 2.
Lha rudal merapi baru menyentuh 650 km/jam – kecepatan suara, kira2 bisa ngejar sasarannya gak min.?
Memang ini masih prototype dan pengembangan, semoga secepatnya bisa meningkatkan kecepatan diseputaran Mach 3 dan ketinggian 10 km…😁👍
Menuju tak terbatas dan melampuinya!!!!
Mantap
Ilmu seekernya atau penjejaknya dari RE sendiri atau ada bantuan dari negara lain..? Kenapa dalam pembuatan.Roket.atau.Rudal ada kesan jalan.sendiri 2 seperti Dahana LAPAN, ITB dan Airlangga kenapa ga.bentuk.Konsorsium pembuatan.Roket atau.Rudal
Maaf bukannya meragukan kemampuan rudal Merapi. Td dg jangkauan dan kecepatan yg masih kisaran Mach 1 sptnya akan sulit buat mengantisipasi jet tempur. Paling buat nembak helikopter atau drone msh oke. Apa ngga sebaiknya melakukan reverse engineering thd rudal2 manpads yg kita beli.
Seekernya apaan ? Infrared kah?
Pantas mengambil platform Grom bukannya Mistral sebagai acuan. Agar bisa muat di canister kaliber 70 mm seperti FFAR.
Bisa saja kedepannya ada pengembangan lain seperti Thales UK dengan Starsreak dan Martlet untuk fungsi yang berbeda
Gelontorkan dana untuk pengembangan merapi syukur” kelak bisa menggantikan nassam..