Update Drone KamikazeKlik di Atas

Rudal Brahmos Tak Sengaja Meluncur ke Wilayah Pakistan, Tiga Perwira India Dipecat

Ada saja ‘kelalaian’ prajurit dalam pengoperasian sistem senjata. Meski tidak sampai berujung maut, apa yang dilakoni oleh personel militer India menarik untuk disimak. Bila dahulu, pernah kasus pintu palka kapal selam bertenaga nuklir yang lupa ditutup saat akan menyelam, kini ada lagi kabar unik yang terkait rudal jelajah Brahmos.

Baca juga: Lupa Tutup Palka, India Hampir ‘Kehilangan’ INS Arihant, Kapal Selam Nuklir Seharga US$3 Miliar 

Insidennya memang telah berlansung satu tahun lalu, namun baru saja mencuat belakangan. Pemerintah India telah memberi tahu Pengadilan Tinggi Delhi bahwa ada insiden penembakan rudal Brahmos yang tidak disengaja ke wilayah Pakistan di tahun 2022. Dari aspek politik dan militer, jelas insiden itu dapat menciptakan konflik dan ketegangan baru antara dua negara yang memang berselisih di perbatasan.

Lain dari itu, insiden rudal salah sasaran itu telah merugikan keuangan negara sebesar Rs240 juta. Dikutip dari indiatoday.in, pada hari Senin, otoritas militer India telah mengambil keputusan untuk memecat tiga perwira Angkatan Udara India (IAF) karena alasan kelalaian.

Rudal Brahmos

Dari laman wikipedia.org, disebut harga rudal Brahmos varian standar per unit mencapai US$3,5 juta, Brahmos-ER – US$4,85 juta dan Brahmos-A – US$5,5 juta. Tidak disebutkan, rudal Brahmos varian apa yang salah meluncur ke wilayah Pakistan.

Insiden rudal Brahmos salah sasaran terjadi pada 9 Maret 2022 dan mendarat di wilayah Pakistan. Ketiga perwira Angkatan Udara dipecat setelah Pengadilan Penyelidikan (CoI) menemukan bahwa penyimpangan dari Standard Operating Procedures (SOP) yang menyebabkan peluncuran rudal tidak sengaja di luar sasaran.

Salah satu perwira yang dipecat memberi pembelaan lewat sebuah petisi, yang menyatakan bahwa kecelakaan itu terjadi selama latihan simulasi yang dilakukan oleh ‘A’ Flight of the 2403 Guided Weapons Squadron sebagai bagian dari kunjungan inspeksi terjadwal oleh Tim Inspeksi Staf Komando Udara.

Ia mengatakan ditempatkan sebagai Perwira Teknik di Skadron pada hari kejadian dan dirinya diberi pelatihan profesional dan praktis hanya untuk tugas-tugas yang murni bersifat pemeliharaan. Sebagai Engineering Officer, ia tidak pernah diberikan pelatihan tentang pelaksanaan operasi, yang murni merupakan peran dari CO dan Ops Officer (perwira operasi).

Baca juga: Setelah 19 Tahun Diproduksi, TKDN Rudal Brahmos Kini Mencapai 78 Persen

Menurut petugas tersebut, dia tidak dilatih untuk melawan tuduhan yang diberikan di Pengadilan Penyelidikan dan dia bertindak sepenuhnya sesuai dengan prosedur operasi standar. Ia menyebut perintah pemecatannya sebagai sesuatu yang salah. (Bayu Pamungkas)

7 Comments