Update Drone KamikazeKlik di Atas

RPK-3 Metel – Rudal Anti Kapal Selam ‘Penggotong’ Torpedo, Ikon Destroyer Udaloy Class Rusia

Saat tulisan ini diposting, dua kapal perusak (destroyer) Armada Pasifik Rusia – Admiral Tributs 564 dan Admiral Panteleyev 548 (Udaloy class) sedang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, yakni dalam misi pelayaran jarak jauh di kawasan Asia Pasifik. Meski punya kemampuan peperangan anti serangan udara, anti permukaan dan anti kapal selam, namun, titik berat kemampuan Udaloy class adalah untuk mengadapi kapal selam, khususnya kapal selam NATO.

Baca juga: Dua Destroyer Udaloy Class Rusia (Admiral Tributs dan Admiral Panteleyev) Sandar di Tanjung Perak

Dari sederet arsenal anti kapal selam (anti submarine warfare) yang terdapat di Udaloy class, maka menjadi ikon utama adalah keberadaan delapan unit rudal anti kapal selam RPK-3 Metel (kode NATO – SS-N-14 Silex), yang ditempatkan dalam 2× quadruple launcher. Terlebih peluncur RPK-3 Metel ditempatkan di bagian depan – bawah anjungan, sehingga terlihat mencolok, mencerminkan desain rudal era Soviet dengan ukuran yang bongsor.

Selain di kapal perusak, rudal RPK-3 Metel atau disebut juga Metel Anti-Ship Complex dirancang untuk ditempatkan pada kapal perusak dan frigat. Versi yang lebih baru didesain dengan muatan berbentuk (‘Rastrub’) yang dapat digunakan juga untuk menghancurkan kapal perang atas air.

Prinsip dari rudal RPK-3 Metel yaitu membawa torpedo anti-kapal selam yang akan dijatuhkan tepat di atas posisi yang diduga tempat keberadaan kapal selam. Torpedo kemudian melanjutkan pencarian dan masuk ke fase penghancuran kapal selam.

Salah satu jenis torpedo yang digunakan pada rudal Metel adalah torpedo UGMT-1, yaitu torpedo serbaguna dan dapat digunakan melawan kapal selam serta kapal permukaan. Rudal tersebut telah beroperasi sejak tahun 1968, tetapi tidak lagi diproduksi; dan saat ini digantikan oleh RPK-2 Viyuga (SS-N-15 Starfish).

Desain Metel didasarkan pada rudal anti-kapal P-120 Malakhit (NATO: SS-N-9 Siren). Rudal itu sendiri dipandu oleh perintah radio dan ditenagai oleh motor roket berbahan bakar padat. Model senjata ‘Rastrub’ yang belakangan bersifat “universal” yang membawa torpedo ringan serbaguna UGMT-1 dan sebagai tambahan memiliki hulu ledak 185 kg.

Dalam mode anti-kapal selam, rudal tersebut terbang pada ketinggian sekitar 400 meter di atas permukaan laut, dan ketika berada di atas perkiraan posisi kapal selam target, rudal tersebut diperintahkan untuk melepaskan torpedo atau muatan kedalaman. Dalam mode anti-kapal, rudal terbang jauh lebih rendah, yakni pada ketinggian 15 meter.

Ada beberapa varian Metel, varian standar (awal) 60R membawa bom laut dalam (depth charge) dengan hulu ledak nuklir 5 kt. Ada pula varian 70R yang dilengkapi torpedo AT-2U. Varian saat ini, adalah 85RU/URPK-5 Rastrub yang membawa UGMT-1 (AT-3 Orlan) anti-sub dan anti-ship torpedo dengan hulu ledak 185 kg. Tentang torpedo UGMT-1 (AT-3 Orlan) akan kami turunkan pada artikel selanjutnya.

Dari spesifikasi, RPK-3 Metel punya berat 3.930 kg dan panjang 7,2 meter. Dengan tenaga dari propellant solid fuel rocket, rudal pembawa torpedo ini dapat menjangkau sasaran (jelajah) anti permukaan sejauh 90 km, dan sasaran anti kapal selam sejauh 50 km.

Baca juga: APR-3ME – Rudal Anti Kapal Selam Rusia, Hancurkan Kapal Selam di Laut Dalam dan Dangkal

Kecepatan luncur RPK-3 Metel masuk di segmen high subsonic (Mach 0.95) – 290 meter per detik. Rudal andalan pada destroyer Udaloy class ini mengadopsi sistem pemandu radio command lewat helikopter, atau pemandu eksternal plus infared seeker. Tak keran, bila pada tiap Udaloy class, setidaknya terdapat helikopter anti kapal selam seperti Kamov Ka-27PL Helix-A. (Bayu Pamungkas)