Roketsan CIDA: Senjata Bantu Infanteri untuk Perang di Wilayah Urban

Pertempuran di wilayah urban jelas punya karakteristik tersendiri, begitu juga pada unsur senjata yang digunakan. Bicara di level senjata bantu infanteri, salah satu tantangan yang dihadapi adalah ketidapastian topografi dalam wilayah pertempuran itu sendiri.

Baca juga: Norinco PF-89 – Roket Anti Tank/Bunker Disposable, Dikabarkan Dimiliki Indonesia

Meski relatif mahal, ketersediaan rudal anti tank/anti perkubuan dan roket anti tank kerap diandalkan dalam menyiasati kondisi di atas. Nah, Roketsan, manufaktur senjata asal Turki, telah merilis pengembangan sistem senjata pintar untuk perang kota yang disebut CIDA.

CIDA pada dasarnya berada diantara spesifikasi advanced guided missile dan unguided rocket. Dikutip dari janes.com (22/5), Roketsan menyebut CIDA punya karakter cost-effective dan low-collateral effects. CIDA dengan peluncur sekali pakai (disposable) dirancang untuk mengadapi tak menentunya topografi yang ada di wilayah urban yang padat bangunan.  Senjata titisan roket dan rudal ini mengusung kaliber 90 mm dan masuk dalam kelas very short range weapon yang dikendalikan secara LoS (Line of Sight), alias sasaran harus terlihat langsung dari alat bidik.

Bobot CIDA keseluruhan 7,5 kg dan punya panjang 1 meter. Jarak tembak CIDA ada di rentang 50 –  750 meter. Struktur CIDA terdiri dari mid-body, centre-axis, single folding wing assembly dan deployable cruciform aft actuator package. Sesaat roket melesat dari peluncur, maka sayap lipat akan mengembang layaknya rudal jelajah. Roket diluncurkan dari peluncur lewat soft-launch mechanism, kemudian dilanjutkan dengan aktifnya motor roket utama yang akan melesatkan CIDA dengan kecepatan 100 meter per detik.

Meski tabung peluncur sifatnya hanya sekali pakai, namun untuk alat bidiknya dapat digunakan kembali untuk dipasang pada penembakan selanjutnya. Alat bidik yang disebut smart weapon sight belum dapat diungkapkan spesifikasinya.  Tapi dapat diketaui sistem pemandu yang diadopsi adalah  inertial measurement unit (IMU) dan semi-active laser (SAL). Roketsan menyebut tingkat presisi senjata ini cukup tinggi, dengan circular error probable (CEP) accuracy di angka 5 meter.

Baca juga: Integrasikan Roket C90-CR, TNI AD Tampilkan Drone Copter Penghancur Tank

Sebagai senjata bantu infanteri, hulu ledak yang ditawarkan untuk CIDA mencakup pilihan thermobaric, multi-purpose (blast fragmentation, incendiary dan armour piercing) serta high-explosive blast fragmentation. Dari bobot senjata yang 7,5 kg, maka 2,5 kg diantaranya adalah berat untuk hulu ledak. (Gilang Perdana)

10 Comments