RIMPAC 2018: LVTP-7 Korps Marinir Serbu Pantai Kawaihae
|Perlahan-lahan pintu rampa di buritan LPD (Landing Platform Dock) KRI Makassar 590 terbuka, dan tak berselang lama, delapan unit ranpur LVTP-7A1 dari Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi (Yon Ranratfib) Korps Marinir meluncur ke birunya lautan di Perairan Kawaihae, Hawaii, Amerika Serikat. Dalam gelombang dan arus yang relatif tenang, tak sulit bagi ranpur APC berbobot 30 ton ini untuk melakukan pendaratan di pantai.
Baca juga: Expeditionary Fighting Vehicle – Nasibnya Terganjal Harga, Inilah Sang Penerus LVTP-7
Selain mengeluarkan delapan unit LVTP-7A1, dari dock basah KRI Makassar 590 juga meluncur dua unit LCU (Landing Craft Utility) yang berperan untuk mendorong logistik dan bantuan tempur. Persisnya dalam Latihan Debarkasi dan Embarkasi di perairan Pantai Kawaihae, LCU dengan panjang 24 meter dan kapasitas angkut 20 ton ini berperan untuk mengangkut pasukan infanteri, angkut truk Unimog dan Howitzer LG-1 MKII.
Kegiatan di atas merupakan aktivitas prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satgas Latihan Bersama (Latma) Multilateral Rim Of The Pacific (RIMPAC) 2018 dalam melaksanakan Latihan Debarkasi dan Embarkasi di perairan Pantai Kawaihae pada hari Senin (23/7/2018) lalu.
Latihan yang dipimpin langsung oleh Danton Kavaleri Lettu Mar Rahmat Alan melibatkan LVTP-7A1, dua unit Landing Craft Utility (LCU) dan dua unit Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP) dari KRI Makassar 590, serta dua unit perahu karet dan motor tempelnya. LCU diperankan untuk melaksanakan proses embarkasi pasukan dan material dari pantai menuju KRI Makassar 590
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui kesiapan material tempur serta menguji jaring komunikasi radio dan hubungan antar LVT-7 dengan unsur darat dan unsur laut di KRI sebelum melaksanakan puncak kegiatan latihan RIMPAC 2018 yaitu pendaratan amfibi di Pyramid Rock Beach, Kaneohe Bay yang akan berlangsung pada 29 Juli 2018.
Baca juga: Bedah Ranpur “Stupid Crazy” LVTP-7 Resimen Kavaleri Korps Marinir
Dalam proses latihan debarkasi dan reembarkasi, pasukan infanteri dan unsur Bantuan administrasi (banmin) masuk ke dalam LVTP-7A1 untuk dibawa langsung ke KRI Makassar- 590.
Secara teori, spesifikasi dan kemampuan kendaraan tempur LVTP-7A1 sangat baik untuk melaksanakan proses debarkasi dan reembarkasi pasukan. Bagi Korps Marinir, menerjunkan LVTP-7A1 di Hawaii bukan yang pertama kali, sebelumnya pada RIMPAC 2014, ranpur APC bekas pakai Korea Selatan ini juga pernah unjuk kebolehan dalam operasi pendaratan di Pantai Bellow, kala itu sebagai kapal induknya adalah LPD KRI Banda Aceh 593. (Gilang Perdana)
Marinir yg dikirim ke sana kurang sangar pendek trus kurus2.. duh.. lihat tuh pas merrka keluarin artilary
Mending btr-50 dipensiunkan dan digganti dgn lvtp-7a1 biar ga gado”
lvtp7 buatan luarnegeri? apa bisa pt.pindad bikin model kayak lvtp7 ?
Sayang, APC yg sejenis LVTP7 belum diproduksi PINDAD, walau dulu sudah mulai desain kerjasama dng korsel.
Platform LVTP7 dng daya angkut dan floating ability yg besar sangat dibutuhkan oleh Indonesia.
daripada beli panser ngga jelas macem btr-4 mending duitnya buat beli lvtp7..
LVTP7 bisa ditambah lagi tuh.