Rheinmetall Marder Medium Tank RI: Siap Hadang Laju Medium Tank PT Pindad dan FNSS
Proyek pengadaan medium tank untuk TNI AD belakangan ini cukup menarik perhatian, pasalnya PT Pindad dan FNSS Savunma Sistemleri dari Turki, resmi menampilkan desain mockup medium tank di Indo Defence 2016, kedua perusahaan memberi label proyek medium tank ini sebagai Modern Medium Weight Tank (MMWT) dan dijawalkan prototipe-nya rampung pada tahun 2017. Sementara Rheinmetall Landsysteme juga tak mau kehilangan peluang, manufaktur dari Jerman ini juga punya solusi yang ‘real’ tentang medium tank untuk TNI AD.
Baca juga: Indo Defence 2016 – Akhirnya Terungkap Desain Resmi Medium Tank PT Pindad dan FNSS
Dengan posisi sebagai pemasok 50 unit IFV (Infantry Fighting Vehicle) Marder 1A3 untuk Batalyon Infanteri Mekanis TNI AD, sudah barang tentu ada alasan kuat bagi Rheinmetall untuk mengusung solusi medium tank di Indonesia. Dengan mengadopsi basis Marder 1A3, Rheinmetall Landsysteme memperkenalkan “Marder Medium Tank RI (Republic of Indonesia)” di Indo Defence 2016, 2 – 5 November lalu. Dengan memanfaatkan basis Marder 1A3, jelas ada peluang menarik perhatian pemangku kebijakan pengadaan alutsista, alasannya dengan basis yang sudah dikenal dan tersedia di Indonesia, proses perawatan dan dukungan suku cadang bisa lebih efektif dan efisien.
Baca juga: Marder 1A3 – IFV Pertama Untuk TNI AD
Bila dilihat dari dekat, Marder Medium Tank RI terlihat bagaikan versi IFV yang dipasangi kubah meriam kaliber 105 mm. Dalam terminologi sistem senjata, ranpur IFV yang dikembangkan dengan meriam kaliber 105/120 mm bisa disebut sebagai FSV (Fire Support Vehicle). Rheinmetall Landsysteme menawarkan Marder Medium Tank dengan meriam HITFACT 105/52 mm buatan Leonardo (d/h Oto Melara), Italia.
HITFACT
HITFACT 105/52 mm termasuk dalam golongan low recoil gun yang dirancang untuk di install pada tank ringan dan tank medium. Kubah meriam terbuat dari komponen plat baja dan alumunium alloy dengan proteksi balistik sesuai standar NATO. Selain laras meriam 105 mm, kubah juga dibekali senapan mesin coaxial kaliber 7,62 mm. Selain itu diatas hatch, bisa disematkan mounting gun SMB (senapan mesin berat) 12,7 mm, dan pelontar granat asap untuk perlindungan.
Baca juga: CT-CV 105HP – Meriam Canggih Untuk Medium Tank Pindad
HITFACT 105/52 mm dilengkapi teknologi self stabilized day dan night IR (infrared) thermal camera dengan dukungan integral eye safe laser rangefinder. Tidak itu saja, masih ada meteo dan vertical reference sensor suite, laser warning option, serta sebagai back up ada day optical sight. HITFACT dioperasikan oleh tiga awak, dan komandan dapat mengendalikan meriam sekaligus menjalankan misi target search and detection. Agar sang komandan mendapat visual yang maksimal, pada posisi komandan sudah ada self stabilized panoramic sight dengan day TV/IR camera guna mendapatkan situational awareness optimal.
Sistem kubah dan laras HITFACT 105/52 mm secara keseluruhan punya berat 5.100 kg. Laras meriam dapat dinaikan hingga sudut vertikal 16 derajat. Selain versi 105/52 mm, Leonardo juga menawarkan HITFACT 120/45 mm, dengan kaliber jumbo untuk MBT ini, sistem meriam punya bobot sampai 5.800 kg. HITFACT memang masih asing sebagai arsenal kesenjataan kavaleri di Indonesia, namun HIFACT diluaran sudah digunakan pada ranpur Centauro 8×8 dan Pandur II 8×8.
Baca juga: [Polling] Bionix II AD Singapura – Lawan Tanding Terberat IFV Marder 1A3 TNI AD
Kembali ke platform ranpur Marder, bila mengacu ke versi Marder 1A3 nampak sosok tampilan tank “tua,” namun jangan khawatir, Rheinmetall Landsysteme siap menyajikan Marder Medium Tank RI dalam platform Marder Evolution. Dalam ajang Indo Defence 2014, Marder Evolution telah diunjukkan ke publik Tanah Air.
Baca juga: Marder Evolution APC – Ranpur Anyar Dengan Bobot Terberat di Indo Defence 2014
Dengan tambahan kata “Evolution” sosok Marder memang lebih garang, modern dan berorot. tentang proteksi, lapisan baja di Marder Evolution kini mampu menahan serangan dari proyektil RPG, peluru APFDS-T, dan rudal anti tank dengan tandem shaped charge. Mengambil hasil konsep pengembangan dari Rheinmetall Chempero, Marder Evolution telah mengadopsi standar proteksi STANAG level 4+ dan proteksi anti ranjau hingga level 3a/3b+. (Haryo Adjie)
Related Posts
-
Thrust Vectoring – Teknologi Dibalik Kelincahan Manuver Sukhoi Su-35 Super Flanker
16 Comments | Apr 27, 2015 -
Untuk Pertama Kali, Sukhoi Su-57 Jatuh dalam Kondisi “Total Lost”
54 Comments | Dec 24, 2019 -
Trio Satelit Rahasia Milik Rusia Lepaskan Objek Misterius, Bikin US Space Force Siaga
No Comments | Apr 10, 2025 -
Duh.. AL Jerman Batal Pensiunkan Frigat Bremen Class – F214 Lübeck
88 Comments | Sep 9, 2020
Oh.iya min sekedar tanya.apa kita sudah bisa buat radar.sonar.data link dan avionik.mohon jawabanya
Sudah bisa, tapi kebanyakan statusnya baru prototipe.
sonar buatan kita apa sih?
Sudah dijelaskan bung admin statusnya baru prototipe pak
mungkin maksudnya sonarnya buatan dr perusahaan apa,
sejauh ini mengenai sonar msh berkutat di pengembangan sistem kontrol sonar khususnya Sonar Lopas 8300
mungkin tepatnya modifikasi di sistem kontrol Sonar Lopas 8300
Saya lebih suka tank buatan dalam negri.selain keren dan bagus.juga tidak rawan embergo
lebih baik bekerja sama dengan negara eropa dibandingkan dengan ASU dan RUSUH buat kemandirian alutsista nasional. cthnya Saab
Hindari kata kata mengejek negara lain, jangan tiru adat istiadat kampung lain
@bluboy
saya tdk tahu brp kapasitas produksi pindad krn yg dikerjakan pindad tdk sekedar anoa tp jg komodo, ss-1 & ss-2, ffar dll tp juga sipil macsm peralatan dapur u/k hotel & katering, rel kereta api, rangka jembatan dll
kalo mengenai jlh anoa yg sdh beredar patokan saya dari pembaruan kontrak kerja awal tahun ini yg telecomunication portnx dikerjakan perusahaan saya bekerja yaitu 650 unit diperkuat sama internal tni ad yg bilang bhw pesanan anoa tni ad memang blm 100% kelar semuanx
wow, mantap. 650 buah itu semua dipasang di anoa? dari banyak foto di instagram anoa masih kisaran 350-an
Itu yang sudah jadi
Sudah dijelaskan bung ayam jago, baca dengan seksama
ini namanya tantangan buat pindad ….