Rheinmetall Kembangkan Munisi Airburst untuk Kanon 30mm di Kapal Perang AL AS
Rheinmetall lewat anak perusahaannya di Amerika Serikat, American Rheinmetall Munitions, telah mengumumkan akan mengembangkan munisi untuk kanon MK46, persisnya Rheinmetall mendapatkan kontrak senilai US$14,3 juta (setara €13,5 juta) untuk mengembangkan prototipe munisi airburst solution di kaliber 30 x 173 mm untuk kebutuhan Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy).
Dari siaran pers Rheinmetall (30/6/2022), disebut bahwa munisi airburst dipersiapkan untuk meningkatkan sistem pertahanan dari ancaman permukaan dan udara bagi kapal perang AL AS dengan biaya yang relatif rendah. Prototipe airbrust dari Rhheinmetall akan mencapai initial operating capability (IOC) untuk standar munisi 30 x 173 mm MK340 MOD 0 yang berasal dari kartrid Kinetic Energy Electronically Timed (KEET) produksi Rheinmetall yang selama ini telah digunakan oleh Hungaria, Jerman dan Australia.
Sistem munisi MK340 KEET dapat memberikan peningkatan daya hancur, serta mengurangi munisi yang ditembakkan, karena sistem airbrust akan meningkatkan probabilitas kehancuran sasaran pada tiap tembakan. Amunisi airburst (ABM) Rheinmetall dapat digunakan untuk aplikasi angkatan laut. Muncul dalam dua varian berbeda kaliber 30 x 173 mm dan 35 x 228 mm.
Munisi airbrust memungkinkan kanon penangkis serangan udara (PSU) dapat melakukan tembakan tanpa perlu menghambur-hamburkan munisi ke sasaran yang bergerak dinamis. Seperti pada Skyshield dan Millennium Gun, Rheinmetall menawarkan AHEAD (Advanced Hit Energy & Destruction). AHEAD merupakan munisi dari tipe airbursting atau pecah di udara.
Peluru ini punya dua varian, yaitu ADV (Air Defence Variant) dan IFV untuk menghadapi kendaraan tempur. Khusus untuk peluru ADV, tiap ujung proyektil tersimpan 152 pellet (sub proyektil) berbahan tungsten yang setiap pellet memiliki bobot 3,3 gram. Bila yang dihadapi sasaran seperti rudal, digunakan AHEAD konvensional dengan 31 sub proyektil yang masing-masing terdiri dari susunan 11 pellet dengan bobot 1,5 gram.
Baca juga: MBDA dan Rheinmetall Berkolaborasi Wujudkan Sistem Senjata Laser untuk AL Jerman
Ketika tungsten dipanaskan oleh ledakan, maka dengan mudah menembus bodi alumunium pesawat tempur, helikopter, dan pastinya rudal. Saat proyektil AHEAD pecah di udara, pellet pecah tersebar bak peluru senapan tabur raksasa. Sebarannya membentuk pola radial/kerucut yang akan menangkap rudal dalam jangkauan sebarannya. Dengan proyektil yang pecah pada jarak berdekatan, pellet-pellet membentuk awan metal raksasa yang mampu ‘menjaring’ setiap sasaran. Secara teori, Skyshield mampu mencegat rudal lawan pada jarak satu sampai tiga kilometer. (Gilang Perdana)
Related Posts
-
Donatur Terancam ‘Tekor’, Ukraina Luncurkan 30 Rudal Hanud Patriot PAC-3 Hanya Dalam 120 Detik
13 Comments | May 22, 2023
-
Kapal Selam Portugal NRP Arpão (Tridente Class/Type 214) Gelar Patroli Jarak Jauh ke Atlantik Selatan, Pantau Aktivitas Rusia dan Cina
6 Comments | Apr 6, 2023
-
Expeditionary Fighting Vehicle – Nasibnya Terganjal Harga, Inilah Sang Penerus LVTP-7
12 Comments | Oct 9, 2017
-
NP2000 Propeller – Upgrade C-130H Hercules ‘Serasa’ Airbus A400M Atlas
14 Comments | Mar 22, 2020
Berarti langkah kita memiliki Skyshield Oerlikon sudah tepat ya, tapi CIWS konvensional juga masih dibutuhkan buat adu badan gebuk2an jarak dekat karena objeknya dari besi baja semisal kapal perang, kapal cepat, kapal patroli berpeluru kendali pula. Atau buat bantuan tembakan ke darat buat narget kendaraan lapis baja yg mestinya lumayan kebal terhadap bola tungsten kecil
Trend masa depan buat CIWS dimana gatling gun bakalan digantikan kombo revolver gun + smart munitions
Inggris sudah memulai langkah di atas dengan sedikit demi sedikit memensiunkan Phalanx