Rheinmetall Bangun Joint Venture di Ukraina, Produksi 100 Ribu Amunisi 155mm Per Tahun
Dalam perang berkepanjangan, kebutuhan amunisi dalam jumlah besar menjadi hal yang mutlak, seperti hal yang terjadi dalam perang Ukraina. Guna ‘mempersingkat’ jalur pasokan amunisi yang selama ini harus dipasok dari dari luar negeri, maka dalam waktu dekat Ukraina akan membangun pabrik amunisi, khususnya untuk amunisi berat di kaliber 155 mm untuk artileri medan.
Baca juga: Rheinmetall Siap Bangun Pabrik di Ukraina, Fokus Produksi Ranpur Fuchs 6×6
Rheinmetall, produsen amunisi terkemuka di Eropa yang berbasis di Jerman, telah mengumumkan kemitraan strategis dengan perusahaan Ukraina untuk mendirikan fasilitas produksi amunisi artileri di Ukraina. Kerja sama ini diresmikan melalui nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di hadapan Menteri Industri Strategis Ukraina, Alexander Kamyshin, pada Konferensi Keamanan di Munich.
Usaha patungan alias joint venture tersebut, diberi nama “Ukrainian Competence Center for Ammunition,” bertujuan untuk memproduksi lebih dari seratus ribu peluru kaliber 155 mm setiap tahunnya, beserta bahan bakarnya (propellant charges). Inisiatif ini melibatkan pembangunan pabrik baru, dengan Rheinmetall memegang 51% saham mayoritas dan mitra Ukraina memegang sisanya.
Pengumuman ini menyusul setelah Rektor Scholz berpartisipasi dalam upacara peletakan batu pertama pabrik Rheinmetall baru di Unterlüß, Lower Saxony. Fasilitas ini diharapkan mulai memproduksi amunisi artileri dan komponen lainnya pada tahun 2025.
Armin Papperger, CEO Rheinmetall AG, menyoroti pentingnya permintaan amunisi, terutama di Ukraina, dan peran usaha patungan tersebut dalam memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina dan berkontribusi terhadap keamanan Eropa.
Papperger menyatakan komitmen Rheinmetall untuk mendukung Ukraina dalam membangun kembali industri pertahanannya dan memastikan otonomi dalam produksi amunisi. Dia mencatat bahwa Rheinmetall telah menjadi mitra pertahanan utama bagi Kyiv, yang mengerjakan proyek senilai beberapa miliar euro untuk Ukraina.
Dikutip Armyrecognition.com (19/2/2024), kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen Rheinmetall yang lebih luas terhadap Ukraina, menyusul pendirian usaha patungan lainnya, Rheinmetall Ukraina Defense Industry LLC, dengan perusahaan milik negara, Ukrainian Defense Industry JSC (d/h Ukroboronprom) pada bulan Oktober 2023. Usaha awal ini berfokus pada pemeliharaan dan perbaikan kendaraan tempur, dengan rencana untuk memperluas produksi kendaraan lapis baja di Ukraina.
Produksi dan pasokan amunisi artileri 155 mm telah menjadi prioritas bagi Ukraina dan sekutunya karena meningkatnya kebutuhan amunisi dalam peperangan yang akan masuk ke tahun ketiga.
Dukungan yang diperluas dari Amerika Serikat, termasuk pengiriman lebih dari 2 juta amunisi artileri sejak awal invasi skala penuh Rusia pada tahun 2022, telah menjadi pilar dalam memperkuat pertahanan Ukraina dan mendukung operasi serangan balasan. Amerika Serikat, khususnya, telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk meningkatkan kapasitas produksi amunisi artileri 155 mm, yang bertujuan untuk memproduksi 100.000 proyektil per bulan pada tahun 2025, sehingga menggandakan produksinya dari 30.000 proyektil per bulan sejak awal konflik. (Gilang Perdana)
Related Posts
-
Cina Perbesar Fasilitas Produksi Kapal Selam AIP di Wuhan
18 Comments | Feb 16, 2021
-
Israel Luncurkan ‘BlueWhale’ – Kapal Selam Tanpa Awak Pengumpul Data Intelijen
No Comments | May 7, 2023
-
12 April, Kapal Selam KRI Alugoro 405 Akan Diluncurkan
19 Comments | Mar 29, 2019
-
Mulai 2025, Israel Adopsi “Laser Wall” Guna Proteksi Ruang Udara dari Serangan Roket dan Drone
5 Comments | Feb 3, 2022
Europa/Amerika sudah hampir bangkrut,gak mampu juga Ukraina mengusir Russia kurang apa lagi? dan memang sebaiknya pabrik amunisi ini segera diratakan dg tanah agar perang cepat selesai.
IRAN akan ekspor Drone lautnya ke skutunya kaya Rusia , apalagi Houti Yaman dapet berkah Drone amerika dilaut merah Remus 600. yg bakal di kloning dan Reverse Engineering oleh Iran
100 ribu pertahun terlalu sedikit, kecuali jika memungkinkan untuk konversi ToT secara massal baru bisa diproduksi. Iskandar mah sering nyasarnya makanya biarin aja gpp.
Ini tugas mas iskandar mencari lokasi pabriknya😁