Rheinmetall 20mm Menyalak dari Buritan KRI Teluk Ende 517

Lama tak terdengar kabar tentang KRI Teluk Ende, namun belum lama ini, kapal perang dengan nomer lambung 517 itu didaulat sebagai kapal markas dalam Latihan Operasi Amfibi Koarmada I (Latopsfib Koarmada I), dan salah satu kegiatan yang dilakukan adalah latihan penembakan cepat anti serangan udara di malam hari atau Anti Air Rapid Open Fire Exercise (AAROFEX).

Baca juga: Setelah Lama Dinanti, LST KRI Teluk Kendari 518 dan KRI Teluk Kupang 519 Bakal Memperkuat Armada TNI AL

Dikutip dari tnial.mil.id (12/4/2021), pada Minggu (11/4/2021), sejumlah prajurit TNI AL bersiap menyiapkan senjata serta amunisi di atas KRI Teluk Ende 517. Di bawah kemerlip bintang-bintang di langit, para prajurit TNI AL tanpa kesulitan menyiapkan pos tempurnya sesuai yang diperintahkan meski dengan penerangan yang minim pada saat keadaan kapal gelap gulita. Para penembak bersiap dibelakang menara senjata meria Bofors 40 mm di haluan dan kanon Rheinmetall Rh202 20 mm di bagian buritan.

Tak lama, dari langit Perairan Natuna Selatan terlihat cahaya merah yang mengudara. Secara cepat, instruksi untuk menembak dikeluarkan ke titik dimana cahaya itu tertuju. Keheningan malam seketika dipecahkan oleh suara letusan senjata.

(TNI AL)

Saat meriam berkaliber 40 mm itu mulai melesat ke udara. Percikan cahaya pun keluar dari ujung laras senjata itu, disusul rentetan tembakan kanon 20 mm menuju sasaran dengan mengeluarkan cahaya yang kemudian seolah-olah menghiasi langit yang gelap. Tak hanya itu, perintah untuk kembali mengisi peluru dikeluarkan. Prajurit lainnya pun bergegas mengangkat peluru kaliber 40 mm ke dekat juru tembak, begitupun dengan prajurit di bagian senjata mitraliur 20 mm di buritan Kapal.

Rheinmetall 20 mm sanggup menembakkan mulai dari 880 hingga 1.030 peluru per menit. Lebih dalam lagi, kecepatan luncur peluru sanggup mencapai 1.050 meter per detik dengan amunisi tipe HE-T, dan 1.100 meter per detik dengan amunisi tipe AP-T. Amunisi disalurkan lewat sistem belt ke laras, dimana tiap belt dapat dirangkai hingga 200 peluru. Kanon ini punya jarak tembak efektif sampai 2.500 meter.

Seluruh rangkaian penembakan merupakan serial latihan penembakan cepat anti udara di malam hari dengan sasaran flare/peluru suar. Hal ini juga menjadi rangkaian serial latihan pada pull back Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI AL tahun 2021 yang dilaksanakan oleh Koarmada I.

Tentang KRI Teluk Ende 517, merupakan jenis Landing Ship Tank (LST) produksi Tacoma, Korea Selatan, dan didatangkan ke Indonesia pada awal dekade 80-an. Meski masuk dalam Teluk Semangka Class, tapi KRI Teluk Ende 517 dan kembarannya KRI Teluk Banten 516 tampil beda dari keempat saudaranya. Kedua kapal ini masuk dalam varian komando. Varian ini dicirikan dengan adanya superstructure berupa hangar yang desainnya cukup besar. Di dalam hangar tersebut bahkan dapat memuat 2 helikopter sekelas NBell-412 atau Super Puma dalam kondisi baling-baling dilipat. Sementara untuk deck heli hanya mampu menampung 1 unit heli ukuran sedang/berat.

Di varian komando ini hanya dapat membawa 2 unit LCVP (Landing, Craft, Vehicle, Personnel). Sementara untuk elemen persenjataan, terdapat dua pucuk kanon Bofors 40 mm pada haluan. Dan uniknya 2 pucuk kanon Bofors 40 mm pada ujung haluan tidak dilengkapi dengan penutup pelindung (terbuka). Ada lagi dua pucuk kanon 20 mm buatan Rheinmetall, dan 2 pucuk SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm.

Untuk sistem navigasi, menggunakan jenis radar JRC dan Raytheon. Bila KRI Teluk Banten 516 laris sebagai kapal markas, maka KRI Teluk Ende 517 kerap diperankan sebagai kapal rumah sakit.

Baca juga: KRI Teluk Banten 516 – Landing Ship Tank dengan Kemampuan Sebagai Kapal Markas

Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi (Pangkogasgabfib) dalam Latihan Operasi Amfibi Koarmada I TA. 2021, Laksamana Pertama TNI Dato Rusman yang onboard di Kapal Markas KRI Teluk Ende 517 menyaksikan seluruh kegiatan penembakan malam oleh 5 unsur KRI, yakni Bung Tomo 357, KRI Pattimura 371, KRI Teuku Umar 385, KRI Teluk Ende 517, KRI Teluk Sibolga 536 dan KRI Teluk Cirebon 543. (Bayu Pamungkas)

9 Comments