Respon Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua oleh Cina, AS Gelar Sistem Hanud Aegis Ashore di Guam
Uji peluncuran rudal balistik anterbenua oleh Cina pada 25 September 2024, yang disebut pertama kali dalam 40 tahun, rupanya telah membuat Amerika Serikat untuk was-was atas segala kemungkinan, termasuk pada aset strategisnya yang berada di Guam, Pasifik Barat, mengingat uji luncur rudal balistik Cina dilakukan dengan mengarahkan ke perairan internasional di Samudra Pasifik, dan Guam secara teori berada dalam jangkaun tembak rudal balistik Cina.
Meski Guam sudah sejak beberapa tahun lalu disiapkan dengan beragam sistem pertahanan udara (hanud) canggih, namun AS merasakan ada yang perlu disempurnakan, mengingat rudal balistik melesat dengan kecepatan hipersonik, maka kecepatan respon atas deteksi dini menjadi kunci yang menenantukan untuk melakukan intercept atau pencegatan rudal di udara.
Berangkat dari apa yang telah digelar AS dan NATO di Eropa, yakni penempatan pangkalan (basis) hanud anti rudal balistik di Rumania dan Polandia, berupa Aegis Ashore Ballistic Missile Defense System, sebuah teknologi pertahanan anti-rudal canggih besutan AS yang dirancang untuk mendeteksi dan mencegat rudal balistik dari Rusia, maka teknologi sejenis kabarnya mulai digelar untuk sistem hanud di Guam.
Seperti dikutip The War Zone, disebut sistem peluncur vertikal – vertical launch system (VLS) Mk 41 untuk sistem hanud Aegis Ashore telah dipasang di pulau Guam. VLS Mk 41 yang berbasis di darat merupakan salah satu langkah untuk mengatasi kerentanan pangkalan militer AS di pulau tersebut terhadap serangan — sesuatu yang secara khusus dirujuk langsung oleh Tiongkok dalam konteks konflik skala penuh di wilayah tersebut.
Sebuah foto yang menunjukkan susunan VLS telahj dipasang di struktur di atas tanah dipublikasikan oleh Defense Visual Information Distribution Service (DVIDS) pada tanggal 17 Oktober 2024. Menurut informasi yang diberikan oleh DVIDS, sistem hanud ini merupakan infrastruktur pertahanan penting terhadap ancaman yang muncul di kawasan Indo-Pasifik.
Namun, yang paling menarik adalah foto yang memperlihatkan susunan VLS Mk 41, yang keterangannya sebenarnya menggambarkan sistem pertahanan udara yang berbeda, yaitu baterai Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) milik Angkatan Darat AS yang juga sudah digelar di Guam.
THAAD telah dikerahkan secara terus-menerus di Guam selama bertahun-tahun, kabarnya THAAD dikirim ke Guam khusus untuk melawan kemungkinan serangan udara dari Korea Utara, serta kemungkinan kontinjensi lainnya.

Aegis Ashore terutama dirancang untuk menghadapi ancaman serangan rudal balistik selama bagian tengah penerbangan mereka di luar atmosfer Bumi dengan menggunakan rudal pencegat Raytheon SM-3. Namun, Mk 41 adalah peluncur modular, yang berarti bahwa pencegat antirudal tambahan, seperti pencegat tahap terminal dan anti-udara SM-6 dan Glide Phase Interceptor (GPI) yang akan datang, juga dapat ditambahkan.
Dengan kemampuannya untuk menjatuhkan ancaman hipersonik tertentu yang masuk, serta senjata lainnya, GPI dapat menjadi sangat relevan untuk pertahanan Guam. Dengan peluncur tambahan, bahkan tersebar di sekitar pulau, rudal jarak pendek, seperti Evolved Sea Sparrow Missile (ESSM) Block II dan bahkan SM-2 terbaru, maka dapat memberikan perlindungan terhadap berbagai kemungkinan ancaman yang akan berpotensi menyerang Guam.
Angkatan Darat AS Gelar “GhostEye” di Guam – Radar Pendeteksi Serangan Rudal Balistik Hipersonik
Sistem hanud Aegis Ashore mengandalkan kemampuan radar AN/SPY-1 dan menggabungkan Command, Control, Communication, Computers, and Intelligence (C4I) systems.
Bila berkaca pada pangkalan Aegis Ashore di Rumania, maka pada situs (pangkalan) tersebut dapat menampung 24 rudal pencegat SM-3, masing-masing dipasang pada VLS Mark 41. Meskipun peluncur ini dapat menembakkan berbagai rudal permukaan-ke-udara dan senjata ofensif lainnya, seperti rudal jelajah Tomahawk, konfigurasi dan instalasi di Deveselu (Rumania) telah dirancang khusus untuk hanya meluncurkan rudal SM-3.
Diperkuat 20 Situs Pertahanan Udara, Ruang Udara Guam Jadi yang Paling ‘Terlindungi’ di Muka Bumi
Teknologi Aegis beroperasi dengan menggunakan sistem satelit untuk mendeteksi peluncuran rudal. Setelah teridentifikasi, rudal hanud pencegat diluncurkan dari platform berbasis darat atau laut (land or sea-based platforms), yang bertujuan untuk menetralisir rudal musuh di luar angkasa.
Meskipun efektif melawan rudal balistik jarak pendek dan menengah, namun sistem hanud Aegis Ashore tidak dipersiapkan untuk menghadapi ancaman dari rudal jelajah. (Gilang Perdana)