Respon Konflik dengan Cina, Sertifikasi BrahMos ALCM Akhirnya Keluar, Kini Sukhoi Su-30MKI Dapat Luncurkan Rudal Jelajah dalam Misi Tempur
|Pecahnya konflik bersenjata antara India dan Cina di wilayah perbatasan, rupanya turut mempercepat adopsi jenis persenjatan baru, salah satunya adalah rudal jelajah BrahMos (Brahmaputra Moskva) ALCM (Air Launched Cruise Missile) yang digadang untuk diluncurkan dari jet tempur Sukhoi Su-30MKI. Belum lama ini, Brahmos ALCM telah mendapatkan Fleet Release Clearance (FRC), yaitu sertifikasi yang dikeluarkan oleh Pusat Kelaikan Udara dan Sertifikasi Militer (CEMILAC/Centre for Military Airworthiness and Certification).
Baca juga: Akuisisi Dua Baterai Brahmos, Inilah Alutsista Berefek Deteren Pertama Filipina
Dengan keluarnya sertifikasi FRC, artinya rudal jelajah berbobot 2,5 ton ini, telah resmi dapat digunakan untuk misi pertempuran yang sesungguhnya. Meski belum ada konfirmasi bahwa keluarnya sertifikasi dilatarbelakangi memanasnya konflik dengan Cina, namun, keluarnya sertifikasi dari CEMILAC di Bangalore pada 10 Juni 2020, membuat para analis militer menduga ini ada kaitannya dengan ketegangan militer dengan Cina. Dimana, India ingin memberi sinyal pada Cina atas kesiapan tempurnya di lini rudal jelajah.
Dikutip dari financialexpress.com (18/6/2020), disebutkan saat pemberian sertifikasi, turut dihadiri dari beberapa pihak yang selama ini terlibat dalam pengembangan BrahMos-A, diantaranya Defence Research and Development Organisation (DRDO), BrahMos Aerospace, Aircraft and Systems Testing Establishment (ASTE), Software Development Institute (SDI) dan tentunya Markas Besar AU India.
Seorang perwira senior AU India mengatakan, “Dengan adanya FRC, kini skadron Su-30MKI dapat menggunakan rudal ini dalam misi tempur.” Sejauh ini, AU India telah mempersiapkan beberapa Su-30MKI di Skadron 222 di Lanud Thanjavur, sebagai basis penempur yang dapat meluncurkan rudal BrahMos ALCM. Lebih lanjut, AU India akan mengoptimalkan Su-30MKI dan BrahMos untuk misi pengamanan di wilayah Samudera Hindia. Kombinasi jarak jelajah Su-30MKI yang 3.000 km (masih dapat diperpanjang dengan air refueling), plus jarak tembak rudal BrahMos yang mencapai 300 km, dipercaya dapat memberikan efek deterens yang maksimal, terutama pada Cina dan Pakistan.
FRC adalah sertifikasi yang penting untuk semua program pesawat milter dan rudal di India. Sebelum BrahMos resmi digunakan oleh angkatan udara, rudal ini telah berhasil menunjukkan kemampuan serangan darat dan anti-kapal yang dilakukan pada peluncur berbasis darat (land based) serta Su-30MKI.
Dalam rangkaian uji coba, BrahMos telah 26 kali diluncurkan dari berbagai macam platform, diantaranya 23 kali diluncurkan oleh platform darat, sedangkan tiga kali diluncurkan dari platform udara, yaitu lewat Sukhoi Su-30MKI. Untuk bisa diintegrasikan pada Su-30MKI, BrahMos mengalami beberapa perubahan penting, diantaranya pengurangan berat, dari yang awalnya 2,9 ton menjadi 2,5 ton.
Menurut pejabat AU India, bukan hanya sisi rudal yang mendapatkan penyesuaian, namun jet tempur Su-30MKI nyatanya juga perlu dimodifikasi agar bisa membawa rudal berukuran tambun ini. Berdasarkan sertifikasi FCR yang telah dikeluarkan, saat ini hanya beberapa Su-30MKI yang telah siap meluncurkan rudal BrahMos untuk misi kombatan.
Baca juga: India Sukses Uji Tembak Kedua Rudal BrahMos-A dari Sukhoi Su-30MKI
AU India menaruh harapan yang besar pada program BrahMos-A, tidak tanggung-tanggung AU India telah menyiapkan dua skadron Sukhoi Su-30MKI (target 42 pesawat) yang secara bertahap dimodifikasi untuk bisa meluncurkan BrahMos-A. BrahMos-A digadang mampu menghajar sasaran sejauh 300 km (over the horizon target). Bicara kecepatan, rudal ini bahkan bisa melesat dengan kecepatan maksimum Mach 2.8. Secara teori, BrahMos-A dapat dilepas dari ketinggian maksimum 9.000 meter dan paling rendah 500 meter. (Haryo Adjie)
KAPAN YAH kita belajar make ”AIR LUNCH ASM”.
Alangkah cantiknya kalau kita bs latihan SSM , ASM dan SUB LUNCH SSM secara bersamaan ditembakan. KOYO MERCON 17 AGUSTUSAN.
lebih bagusan RBS-15, seperti milik thailand, pilihan yang tepat
Dengan dukungan diam-diam teknologi Russia dan Israel, harusnya Rudal ini tdk masalah dalam Real Battle, lebih ditujukan utk Rudal anti Kapal Permukaan, lebih aman di Scout Pakai Pesawat Peringatan Dini agar Pesawat Pembawa bisa menembak dari Zona Aman
harus nya Indie bikin develop brahmos ukuran sebesar Kh Rusia, jadi pswt nya gak perlu renovasi yg pasti ribet dan lama
Kecepatan supersonik…tapi tak mampu mengenai sasaran bergerak….cocoknya untuk sasaran diam (statis). tak layak beli…hanya untuk gertak sambal tok
Kalau kecepatan 2 mach berati kira2 2500 kpj, untuk jarak 300 km di perlukan waktu berapa menit? Kira2 kapal permukaan yg bisa bermanuver dalam singkat apa ya?
6 menit….posisi kapal sudah berubah cukup jauh…rudal akan ling lung kehilangan target…rudal gembrot nan berat supersonik lintasan cerderung lurus…..tak akan mampu bermanuver.
Yaaaaaaaaa mana tau kapal perang jaman sekarang dilengkapi mode “menenggelamkan diri” untuk menghindar dari uberan rudal supersonik…….@mas royan 😂😂😂
Mau supersonik atau hipersonik selama sistem tak mendukung dari CMS, OTHT, midcourse guidance tool, radio link peluang nyemplung lebih besar daripada kena telak ke target
Makanya dengan perkembangan situasi yang kurang menguntungkan bagi Rusia sendiri sejak akhir 2018 lebih fokus ke gun based weapon seperti AK630, AK306 & Burevetsnik A220
Bagaimanapun dan apapun itu jelas Yakhont memberikan pengalaman luar biasa bagi TNI AL terutama untuk pengoperasian rudal dengan kemampuan OTHT… pada akirnya didapatkan banyak pengalaman untuk mendukung kebutuhan untuk target OTHT…
Ironisnya, seringnya sangat rumit untuk mendapatkan sistem atau rudal yang sejenis dari pihak barat…
tidak juga exocet malah disuruh nambah
saab juga sering menawarkan versi terbaru RBS-15
apalagi Kongsberg mati-matian mengoalkan Naval Strike Missile
TNI-AL dananya minim sehingga penuh dengan pertimbangan
berhubung sudah sangat familier Exocet maka rudal ini sudah jadi aktor utama SSM TNI-AL
tenang mas, yg bikin itu udah mikirin dalam semua skenario tempur…termasuk buat target bergerak… liat aja ntar statusnya battle proven ga…
betul sekali…sudah diuji TNI-AL hasilnya mengecewakan…250km meleset…padahal kapal sasaran mesin mati namun terombang ambing sehingga posisi berubah..rudal jadi ling lung
baru uji ke dua….120 km berhasil….itupun kapal sasaran pakai jangkar agar posisi tidak berubah.
bisa dibayangkan kalau kapal beneran dengan laju 16 knot saja…meleset set set…hahaha
https://www.indomiliter.com/yakhont-rudal-jelajah-supersonic-tni-al/
“Dalam uji coba, Yakhont berhasil mennghancurkan target KRI Teluk Bayur dengan jarak 250 Km.”
Sudah diralat oleh kapuspen tni diwaktu itu…..yang mengenai ex KRI Teluk Bayur adalah Rudal Exocet MM40 block-II
” Pada Armada Jaya 2011 telah dilakukan penembakan Yakhont dan Exocet, Yakhont yang ditembakkan dari jarak 250km yang mendekati jangkauan maksimalnya masih gagal menghantam sasaran, sedangkan MM-40 Exocet yang ditembakkan dari jarak >40km sukses menghantam sasaran ex KRI Teluk Bayur. ”
“Mimik muka para petinggi TNI, khususnya Angkatan Laut tampak tegang menyaksikan eks KRI Teluk Berau yang dijadikan sasaran tembak rudal Yakhont oleh KRI Oswald Siahaan di laut Sulawesi 13 Oktober 2012. Maklum, ujicoba rudal yakhont tahun 2011 tidak cukup memuaskan sehingga perasaan cemas semakin besar di ujicoba kali kedua ini.”
ada banyak lagi artikel….
rupanya mr.yul orang baru sampai tak tahu kabar itu ya
para wartawan salah informasi di saat itu
uji yakhont ternyata gagal di jilid 1
kabarnya teknisi rusia hengkang karena malu
untung saja pt.pal sanggup melanjutkannya
dan berhasil di uji jilid 2
rata-rata orang lama telah tahu dan banyak didiskusikan di forum forum waktu itu
https://www.indomiliter.com/yakhont-rudal-jelajah-supersonic-tni-al/
Kalau komen menjelek2an itu mbok ya jangan rudal yang dimiliki oleh TNI AL… nanti kalau TNI AL ga punya lagi mau dihina terserah ente…
Kalau menurut bung Ayam Jago sudah tidak lagi jualan kepada Indonesia sekalipun tidak masalah… toh kapal perang Indonesia bukanlah kapal perang buatan Russia sehingga mungkin akan sulit integrasinya atau malah tidak bisa di integrasikan…
l
Saya bangga dengan ini
https://www.kemhan.go.id/pothan/2020/02/14/penandatanganan-kontrak-reverse-engineering-system-rudal-program-binpottekindhan-ta-2020.html
Ya wajib punya TNI AL ni
Waahhh…hebat, Sukhoi india bisa nenteng brahmos sang rudal dng kecepatan supersonik.
Pespur sebelah cuma bisa bawa rudal unyu2 JASSM yg kecepatannya sama dng larinya kura2……xicixicixicixi
Perkembangan ToT Rudal C 705 gmn y apa mandek ga ada berita updatenya..knp ga ToT dengan Ukraina..atau Korsel atau bahkan Turki..
Sudah ada rencana ToT dengan ukraina tahun 2012…tapi buyar setelah ada ancaman embargo dari Rusia
C705 semoga batal, wong di tes ama pak Presiden aja rudal nggak mau meluncur. apalagi yang pencet tombol pasukan biasa.
Ditambah kalau mau dipakai lawan RRC di laut cina selatah apa iya bisa nembak kapal negara pembuat rudalnya???
Ditambah kalau mau dipakai lawan RRC di laut cina selatah apa iya bisa nembak kapal negara pembuat rudalnya…???
jawabanya sederhana dek “rudal juga bukan manusia yang punya rasa punya hati nurani”,,,jadi dia engak pandang bulu mau sudara mau tetangga apa lagi yang buat…nah yang jadi pertanyaan besarnya adalah kalou china punya rudal yang jaungkawanya lebih jauh dan lebih akurat dalam sasaran,itu yang jadi masalah…!!!
Exocet lbh battle proven dlm merusak dan menenggelamkan kapal perang contohnya dlm konflik falkland beberapa kaprang inggris berhasil dirusak oleh exocet dan dlm perang irak-iran uss stark berhasil dirusak oleh exocet.
Martadinata class disruduk ni rudal tenggelem gak min?
tenggelamlah pasti gan, kecuali kalo bisa diintercept dulu sama MICA.
Tidak bisa mengenai KRI bila kapal bergerak…rudal ini tak mampu mengenai sasaran bergerak
tergantung berapa berat hulu ledaknya dan bagian mana yang kena….kalou cuma nyerempet kaca spion kayaknya damai aja lah….!!!
Lain ceritanya jika pesawat yg mengangkut rudal brahmos atau brahmosnya lbh dahulu ditembak jatuh oleh fregat iver kalau seandainya iver jadi dibeli.
itu yang jadi isu utamanya,daya jangkau radar dan rudal anti pesawat punya kita engak ada yang lebih dari 100km sedang brahmos bisa diatas 100km,
mungkin kelas destroyer yang bisa gotong rudal anti serangan udara jarak menengah semisal S400,baru bisa duluan menghantam tuh pespur.
tenang saja…tak usah pakai rudal atau peluru untuk menghadang si brahmos/yakhont…cukup kapal zig zag saja…tuh rudal akan nyemplung sendiri ke laut..hahaha
Lah kan ada Heli OTHT @Anu, masak iya udah beli gak dimanfaatin???
Lagian Kaprang Indonesia udah bisa nembak Exocet yg jangkauannya lebih dari 100 km berarti radar penargetannya udah lebih dari 100 km juga dong, apalagi radar deteksinya.
Utk bang agato Yg dibahas @anu adlh apakah kaprang indonesia bs mendeteksi & menembak jatuh rudal brahmos atau pespur yg dipersenjatai dng rudal brahmos,sementara rudal exocet & heli otht yg bung agato maksud lbh diprioritaskan utk misi anti kapal bukan utk pertahanan udara.
tapi seru juga kayaknya saran agato san,jadi heli untuk tameng udara,kan lebih baik heli dikorbankan ketimbang kapal karam,yang jadi masalah nya kalou ada dua rudal?.