Resmi Jadi Anggota NATO, Finlandia Borong David’s Sling Untuk Hadapi Serangan Rudal Rusia
|Bergabungnya Finlandia sebagai anggota NATO ke-31 telah membuat murka Kremlin, yang menganggap bergabungnya Finlandia ke NATO sebagai bentuk ancaman langsung terhadap keamanan nasional, dan pihak Rusia mengatakan akan mengambil tindakan balasan. Meski belum diketahui bentuk tindakan yang akan diambil Rusia, namun sikap Rusia telah mendorong Finlandia untuk mempersiapkan skenario terburuk.
Skenario terburuk salah satunya adalah jika negara Skandinavia itu mendapat serangan rudal jelajah atau balistik dari negara tetangganya itu. Dikutip dari Breakingdefense.com (5/4/2023), disebutkan Finlandia telah mengumumkan akan mengakuisisi sistem pertahanan udara jarak jauh (long-range air defense system) David’s Sling buatan Amerika Serikat-Israel dengan biaya €316 juta ($345 juta).
Pengumuman pembelian David’s Sling hanya sehari setelah NATO mengumumkan resmi bergabungnya Finlandia sebagai negara ke-31 NATO.
“Akuisisi ini akan memberikan kemampuan baru bagi pertahanan udara Finlandia untuk mencegat target di ketinggian,” kata Kementerian Pertahanan Finlandia dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan bahwa persyaratan ketinggian penerbangan minimum 15.000 meter telah dimasukkan dalam permintaan penawaran industri.
Ada dua kontraktor utama dalam produksi David’s Sling, yaitu Rafael Advanced yang berbasis di Israel, dan Raytheon yang berbasis di AS. “Keduanya akan didukung oleh industri Finlandia untuk mengintegrasikan sistem dan mengelola perlengkapan elemen komando dan kontrol,” kata Kementerian Pertahanan Finlandia.
David’s Sling dirancang sebagai sistem senjata yang dapat mencegat atau melawan roket jarak jauh, rudal jelajah yang terbang subsonik dari jarak antara 40 kilometer hingga 300 kilometer (sekitar 25 mil hingga 180 mil), Sebanyak 12 pencegat dapat dibawa dari peluncur dan ditembakkan dari posisi hampir vertikal.
Hingga saat ini, hanya Israel yang menjadi pengguna resmi sistem pertahanan udara David’s Sling. Sistem ini digunakan oleh Angkatan Pertahanan Israel (IDF) untuk melindungi wilayah negara dari ancaman rudal dan roket jarak menengah yang berasal dari negara-negara atau kelompok-kelompok militan di sekitar wilayah Timur Tengah.
Pengembangan David’s Sling dimulai pada awal 2000-an sebagai proyek bersama antara perusahaan pertahanan Israel Rafael Advanced Defense Systems dan perusahaan Amerika Raytheon.
Pada tahun 2004, Israel dan Amerika Serikat menandatangani kesepakatan untuk bekerja sama dalam mengembangkan sistem pertahanan rudal baru yang dapat menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok militan di wilayah Timur Tengah. Proyek tersebut kemudian dikenal dengan nama “David’s Sling”, yang diambil dari cerita David melawan Goliat dalam Alkitab.
Setelah melalui beberapa uji coba dan pengembangan, David’s Sling secara resmi diluncurkan pada April 2017. Sistem ini dirancang untuk mengisi kesenjangan dalam pertahanan udara Israel dengan menghadapi ancaman rudal dan roket jarak menengah dari Iran, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok-kelompok milisi di Gaza.
David’s Sling beroperasi dengan memanfaatkan radar canggih, sensor optik, dan komputer yang terhubung dengan peluru kendali interceptor yang dapat diarahkan dengan presisi tinggi pada target yang ditentukan. Sistem ini dirancang untuk dapat menangani berbagai jenis ancaman udara, termasuk roket dan rudal balistik yang dilengkapi dengan hulu ledak konvensional atau nuklir.
Baca juga: Angkatan Laut Israel Resmi Operasikan C-Dome, Sistem Hanud Iron Dome di Kapal Perang
Dalam beberapa tahun terakhir, David’s Sling telah sukses digunakan dalam beberapa konflik di wilayah Timur Tengah, termasuk konflik antara Israel dan Hamas di Gaza pada tahun 2018 dan 2021. Meskipun proyek ini menghadapi beberapa tantangan dan penundaan dalam pengembangannya, David’s Sling dianggap sebagai sistem pertahanan udara yang sangat efektif dan inovatif dalam melindungi Israel dari ancaman udara yang semakin kompleks.
Kecepatan intersepsi (level kecepatan dirahasiakam) dan waktu reaksi yang cepat ini merupakan faktor kunci dalam efektivitas sistem pertahanan rudal David’s Sling. (Gilang Perdana)
Rusia malah lebih babak belur kalau memakai standar negara super power. Operasi militer 3 hari malah molor menjadi setahun lebih. Ribuan tank, APC, kendaraan militer menjadi mangsa ATGM, RPG dan artileri. Logistik morat-marit, serdadu hanya menjadi meat grinder akibat strategi jadul human storm ala PD II. Puluhan pespur dan heli menjadi mangsa SAM dan manpad akibat .
Rusia yang konon menjadi lawan berat USA nyatanya dipecundangi oleh negara kemarin sore.
Bagi Indonesia ini adalah pelajaran berharga bagaimana korupsi merontokkan militer dari dalam. ERA diganti pasir, bulletproof vest cuma diisi bantalan karet, ban truk njeblos karena spek minim, komunikasi disadap karena memakai HT sipil.
Bagi negara-negara Baltik, Kaukasus dan Asia tengah, ini saatnya melepaskan diri dari Russosphere. Slava Ukraine! Merdeka atau Mati!
@ira faktanya ukraina babak belur meski di bantu barat 🤣🤣🤣 mengenai serangan rusky ke ukraiana tak lebih dari respon aja setelah barat memperluas pengaruhnya ke arah timur…
Hohoho
Seharusnya Turko pantas disalahkan oleh bani ura-ura. Kata mereka Turko sahabat Ruskies tapi realitanya berkata lain. Kalau pakai logika bacotan rendahan ala bani ura-ura jelas Swedia yang kemungkinan besar dipilih bukannya Finlandia yang paling tidak diinginkan Tsar wannabe untuk gabung ke NATO
Bodo amat, kata Finland. Salah sendiri jadi negara kok tukang agresor.
Dan Ruski pun makin terkepung. Secara geopolitik dan geomiliter semakin tidak bisa bergerak. Harapan satu2nya adalah koridor Laut Kaspia – Iran. Itupun untuk aset udara dan darat. Aset lautnya hanya bisa bergerak bebas dari Murmanks dan Vladivostok (dengan catatan di musim panas).
Invasi Rusia ke Ukraina lebih banyak mudarat daripada manfaat. Dan secara tidak langsung mengekspos kelemahan militer Ruski yang selama ini dipropagandakan sangat digdaya, nyatanya hanya bersandar kepada peralatan rongsok peninggalan Uni Sovyet.
Siap2 saja diintimidasi oleh Kremlin, dan Kremlin pun harus lebih berhati-hati memainkan percaturan geopolitiknya di Eropa terkait pasca Finlandia bergabung dgn NATO, akses negara tsb ke pakta aliansinya akan lebih mudah dan cepat
” Finlandia sebagai anggota NATO ke-31 telah membuat murka Kremlin”
Nah kaan, nyari penyakit sendiri, siap2 aje didatengin kang Sarmat, ancur lebur deh kotanye, nyungsep warganye,
Gak mungkin lah rudal bengkok nangkis kang Sarmat 15 mach, karna rudal bengkok diciptakan cuma untuk nangkis roket Hamas😁