Update Drone KamikazeKlik di Atas

[Resensi] – The Dogs of War – Nasib Sebuah Negara di Tangan Tentara Bayaran

dogsofwarcarbine

Tentara bayaran (mercenaries) atau kondang disebut soldier of fortune tak bisa dilepaskan dalam intrik di dunia militer. Dengan latar personel yang berasal dari unit pasukan khusus, strategi dan gebrakan mercenaries telah mencatatkan banyak momen penting dalam sejarah pergolakan di banyak negara. Terlebih kiprah mercenaries di Benua Hitam, Afrika yang menjadi zona favorit tentata bayaran.

Dan dari sekian banyak cerita yang mengisahkan seputar aksi mercenaries, novel garapan Frederick Forsyth dengan judul “The Dogs of War” dianggap sebagai yang terbaik dari serunya alur cerita, aktualitas dan tentunya presisi. Yang disebut terakhir, presisi menjadi parameter penting bagi pembaca dari kalangan pemerhati militer. Detail seperti identitas pesawat, jenis senjata dan amunisi misalnya, menjadi poin yang sangat dicermati sebagai indikator seberat kuat sang penulis menguasai topik yang jadi bahasan.

buku_the-dogs-of-war_gede

Dan untuk urusan detail rasanya tak perlu diragukan, Forsyth pernah menjadi pilot RAF (Royal Air Force) termuda (19 tahun), ini menjadi bekal penguasaannya dalam bidang militer. Tentang alur cerita di novel The Dogs of War dibuat dengan pemahaman yang tinggi pada konflik di Afrika, dimana Forsyth pernah menjadi koresponden liputan perang sipil di Nigeria.

Latar dari novel ini adalah negara kecil, Zangaro. Meski nama negara berupa rekaan, namun faktanya mengarah pada negara Equatorial Guinea bekas jajahan Spanyol. Dikisahkan Zangaro mendadak menarik perhatian setelah ditemukannya Gunung Kristal yang kaya timah. Penemuan ini teramat menggiurkan bagi seorang taipan serakah bernama Sir James Manson. Untuk menguasai gunung yang kandungan mineralnya di-taksir bernilai sepuluh miliar dolar itu, dia harus menggulingkan pemerintahan yang berkuasa di sana. Dia menyewa sejumlah tentara ba-yaran berpengalaman yang dipimpin oleh Cat Shannon.

The Dogs of War telah diangkat ke layar lebar pada tahun 1980.
The Dogs of War telah diangkat ke layar lebar pada tahun 1980.

Memanfaatkan jaringan pasar gelap, dia memesan ratusan senjata dan perlengkapan perang lain, termasuk sebuah kapal yang digunakan untuk menyelundupkan barang-barang itu ke Zangaro. Tanggal perebutan kekuasaan pun ditentukan, yakni pada hari kemerdekaan negara itu. Di sela-sela seratus hari persiapan kudeta itu, Shannon sempat menjalin hubungan gelap dengan anak perempuan bosnya.

The Dogs of War mengungkap kehidupan para tentara bayaran yang penuh petualangan, diramu dalam sebuah kisah seru yang menegangkan. Novel ini juga menyingkap konspirasi bisnis dan intrik politik ber-kedok revolusi yang mengacaukan sebuah negeri. Frederick Forsyth sangat memperhatikan detail cerita, termasuk pengaruh situasi politik Indonesia terhadap sukses tidaknya kudeta ini. Frederick Forsyth adalah pengarang dari novel suspense dan thriller best seller – The Day of the Jackal dan The Odessa File.

the_dogs_of_war___dari_pengarang_the_day_of_the_jackal_dan_t

Tertarik dengan novel ini? Indomiliter.com menawarkan buku setebal 592 halaman ke rekan-rekan yang budiman. Khusus untuk pembaca Indomiliter.com, novel ini dijual dengan harga Rp63.000 (belum termasuk ongkos kirim).

Untuk order pemesanan, silahkan WhatsApp ke 0817 67 56843

Detail Buku
– Penulis: Frederick Forsyth
– Penerbit: Serambi
– Jumlah Halaman: 592
– Kertas : SC
– ISBN: 978-979-024-403-0
– Ukuran: 13 x 20,5 cm
– Berat: 454 gram

10 Comments