Raytheon Technologies Pasok Radar AESA PhantomStrike untuk FA-50 Fighting Eagle
|Sebagai salah satu jet tempur ringan terlaris saat ini, FA-50 Fighting Eagle mendapatkan beragam tawaran upgrade, terutama untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Selain adopsi air refueling probe yang memungkinkan FA-50 melakukan pengisian bahan bakar di udara, jet tempur single engine tersebut juga tengah dipersiapkan untuk dipasangi jenis radar Active Electronically Scanned Array (AESA).
Baca juga: Setelah KF-21 Boramae, LIG Nex1 Luncurkan Prototipe Radar AESA untuk Jet Tempur FA-50
Yang menarik, pemasok radar AESA tidak hanya datang dari satu vendor. Selain LIG Nex1 dari Korea Selatan yang lebih dulu mengumumkan pengembangan prototipe radar AESA untuk FA-50, kini Raytheon Technologies dari Amerika Serikat telah mengumumkan untuk memasok jet tempur FA-50 dengan radar AESA yang diberi label PhantomStrike.
Dalam siaran pers (15/5/2023), Raytheon Technologies menyebut akan melengkapi pesawat tempur ringan FA-50 produksi Korea Aerospace Industries (KAI) dengan radar PhantomStrike. PhantomStrike adalah fully air-cooled fire-control radar yang dirancang untuk memberikan deteksi, pelacakan, dan penargetan ancaman jarak jauh. Bekerja sama dengan Pemerintah Amerika Serikat, PhantomStrike disetujui untuk diekspor sebagai produk Direct Commercial Sales untuk KAI.
PhantomStrike adalah radar AESA kompak pertama di jenisnya yang lebih kecil, lebih ringan, dan membutuhkan diklaim lebih sedikit daya. Ini dirancang untuk berbagai platform termasuk pesawat serang ringan, pesawat sayap putar, kendaraan udara tanpa awak, dan ground radar.
PhantomStrike menggabungkan dua keistimewaan Raytheon Technologies — array bertenaga gallium nitride dan compact high-reliability integrated receiver/exciter processor (CHIRP) — agar sesuai dengan kemampuan radar AESA modern. Pembaruan menyediakan kemampuan termasuk pembentukan dan kemudi sinar digital, fungsionalitas multimode, dan penargetan darat dan udara yang disisipkan.
“Ancaman di medan perang selalu berkembang, dan PhantomStrike memungkinkan KAI untuk menawarkan kemampuan radar kendali tembakan berkinerja tinggi yang dapat berintegrasi dengan sistem senjata AS dan internasional, sehingga pelanggan FA-50 mempertahankan dominasi udara,” ujar Annabel Flores, President Global Spectrum Dominance Raytheon Technologies.
Produksi radar PhantomStrike akan dilakukan di Forest, Mississippi; Tucson, Arizona; dan Skotlandia, dengan dukungan dari Raytheon UK. Pengiriman awal diharapkan pada tahun 2025.
Selain untuk FA-50, radar PhantomStrike juga dirancang untuk dipasang pada jet latih Boeing T-7A dan Northrop F-5 E/F Tiger. Mengingat biayanya yang rendah, PhantomStrike juga dapat diterapkan untuk mendukung sensor pada drone. (Gilang Perdana)
The KF21 radar nozzle cone is quite large. The KF-21 AESA radar was originally developed by LIG Nexus One, but since Hanwha Systems won, it is being developed separately for the FA-50. With the size and angle of the radar nozzle cone that can fit into the FA-50, there is no room for medium-large radars such as the KF-21. There are also power and cooling problems. Air-cooled radar is the answer if you want to mount it on the FA-50 size.
Bukannya KorSel dari proyek KFX/IFX dah bisa bikin Radar AESA sendiri y..
Boleh juga tuh buat pesawat tempur hawk series dan T-50i TNI AU radar di upgrade kemampuan