Ratusan F-35 Milik Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Marinir AS Terpaksa di-Grounded, Ini Sebabnya!
|Dari serangkaian insiden yang menimpa jet tempur stealth F-35 Lightning II, maka secara tak langsung Martin Baker meraih promosi gratis tatkala pilot dapat melontarkan diri dan mendarat dalam kondisi selamat. Sebut saja dalam insiden jatuhnya F-35B Inggris sesaat lepas landas dari kapal induk HMS Queen Elizabeth di Laut Mediterania pada 17 November 2021.
Baca juga: Saat F-35 Jatuh dan Pilot Selamat, Jadi Prestasi Bagi Martin Baker MK16
Tidak itu saja, insiden atas F-35C yang terjadi pada 24 Januari 2022 di Laut Cina Selatan, sontak meningkatkan pamor kursi lontar Martin Baker MK16. Namun, belum lama ini ada kabar yang kurang sedap terkait ejection seat di F-35, khususnya yang dioperasikan Angkatan Udara Amerika Serikat.
Dikutip dari TheDrive.com (29/7/2022), disebutkan AU AS telah meng-grounded armada F-35A Lightning II untuk jangka waktu yang tidak ditentukan karena kekhawatiran bahwa kartrid peledak yang salah di kursi lontar dapat menghambat kemampuan pilot untuk melontarkan diri dengan aman dalam keadaan darurat. “Sebagian besar dari 113 unit F-35 milik Air Combat Command (ACC) telah di-grouned untuk sementara waktu,” kata Alexi Worley, juru bicara ACC.

Setelah inspeksi awal pada sejumlah kecil pesawat F-35 dan diskusi dengan profesional logistik kami dan Air Combat Command, komandan ACC telah mengarahkan jeda operasional (operational pause) armada F-35A mulai Jumat, 29 Juli untuk memungkinkan tim logistik menganalisis lebih lanjut masalah ini dan mempercepat proses pemeriksaan.
Angkatan Udara AS saat ini memiliki total 349 unit F-35, namun, tidak jelas berapa banyak yang terpengaruh pada masalah ini. Indikasi masalah pada kursi lontar bisa berdampak luas, mengingat ada ratusan F-35 yang dioperasikan angkatan udara, angkatan laut dan Marinir, belum lagi aset F-35 yang tersebar di negara-negara sekutu AS dan NATO.
Masalah yang dialami F-35A adalah pada perangkat cartridge actuated devices (CAD) di kursi lontar Martin Baker. CAD memulai serangkaian fungsi otomatis ketika penerbang menarik pegangan ejeksi untuk keluar dengan aman dari pesawat dan menggunakan parasut awak pesawat. Sesuai prosedur, CAD diperiksa secara teratur, dan diganti jika diperlukan, selama periode pemeliharaan pesawat tetapi itu dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan operasional.
Masalah CAD dengan F-35A ditemukan setelah Angkatan Udara melakukan apa yang disebutnya “Petunjuk Teknis Kepatuhan Waktu” pada 19 Juli untuk memeriksa semua kartrid di kursi lontar dalam 90 hari. Karena sangat berhati-hati, unit ACC akan melakukan stand-down pada 29 Juli untuk mempercepat proses pemeriksaan.
Baca juga: Terkini, Sudah 50 Unit F-35A Lightning II RAAF Tiba di Australia
Buntut dari masalah CAD pada kursi pelontar, kini ratusan F-35 di seluruh Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Marinir juga telah di-grounded sebagai akibat dari kekhawatiran tersebut. (Bayu Pamungkas)
Sorry bung @agato kalo tersinggung. Tapi ini jet banyak bgt masalahnya. Ane lebih condong ke Eropa, walaupun mahal.
Moral story:
Menemukan masalah sebelum terjadi masalah karena pilot gagal eject..
Kita sanggup?
Aaaah, paling ga papaaaaaa
Aaaah, Ga papa paliiing
Gak papa, gak papaaaa, tenang aeeee
@Camat: ente gak bisa bilang F-35 pespur yg prematur ketika J-20 aja baru kelar beresin masalah mesin dan belum yg lain apalagi Su-57 yg mesin Izdiliye 30 aja belum jadi. Hhhhhhhhhh
min, dari yang saya denger denger f-35 juga punya masalah di sistem OBIGGS itu gimana min, masih sama kah?
Jet prematur