Racik Alutsista Tua, Vietnam Kembangkan Artileri Swagerak D-44 dengan Basis Truk Ural 6×6

Kemampuan berinovasi dengan alutsista tua rupanya tak hanya dilakukan oleh Indonesia, Vietnam belum lama ini memperlihatkan sosok prototipe self propelled artillery alias artileri swagerak yang menggabungkan pucuk meriam D-44 kaliber 85 mm dengan truk Ural 6×6 dengan kapasitas payload 6 ton.

Baca juga: Truk Ural 432007-31 6×6 – Mencoba Peruntungan di Indonesia, Tampil Perdana di Indo Defence 2018

Dari aspek rancang bangun, dari puluhan negara pengguna meriam D-44 memang belum ada yang mencoba menempatkan meriam ini untuk ditempatkan di atas kendaraan, lantaran D-44 adalah jenis meriam tarik (towed gun) dengan bobot kosong 1,7 ton, yang biasanya ditarik oleh truk ukuran sedang. Debut artileri swagerak eskperimen ini pertama kali terlihat lewat tayangan Vietnam’s National Defense Television, dan kemudian screenshot disebarkan oleh QVPN.

Bagi Indonesia, D-44 jelas asing, pasalnya artileri kaliber sedang ini memang tak masuk Indonesia. Debut meriam ini di Asia Tenggara mulai terlihat saat digunakan Pasukan Komunis dalam laga Perang Vietnam. Dirancang pada akhir Perang Dunia II, D-44 jelas alutsista yang tergolong tua, dan karena usia yang tua, maka senjata peninggalan era Uni Soviet ini sudah kenyang dilibatkan dalam beberapa peperangan. Bersamaan dengan Perang Vietnam, D-44 juga digunakan koalisi negara-negara Arab dalam perang melawan agresi Israel.

Dari sejarahnya, D-44 diproduksi oleh Urahmash pada periode 1944 sampai 1953. Sumber dari wikipedia.org menyebut D-44 telah diproduksi hingga 10.800 pucuk. Saat tak lagi diproduksi oleh Uni Soviet, lisensi D-44 diambil oleh Cina dengan merilis senjata sejenis dengan label Type 56 pada tahun 1956. Cina mulai menerima D-44 saat berlangsungnya Perang Korea.

Rintisan meriam ini hadir dalam dalam beberapa varian, seperti pada 1954 diluncurkan SD-44 dengan auxiliary propulsion unit dan ammunition box berisi 10 munisi yang digunakan untuk pasukan lintas udara. Kemudian pada 1964 dihadirkan D-44N yang dilengkapi APN 3-7 infra-red illumination device untuk peperangan di malam hari. Saat ini modifikasi terbaru untuk D-44 adalah yang dilakukan AD Polandia dengan adopsi electrical subsystems pada awal dekade 80-an, dan diberi kode D-44M dan D-44MN.

Laras D-44 dikembangkan dari laras tank T-34, dimana secara teori meriam  dapat melakukan penembakan 20 – 25 proyektil per menit dengan hulu ledak high-explosive (HE), armor-piercing dan high-explosive antitank (HEAT). Laras D-44 dapat melepaskan tembakan dengan semi automatic vertical sliding-wedge.

Baca juga: Pensiunkan Meriam Gunung 76mm, Armed TNI AD Siapkan Kedatangan Howitzer LG-1 105mm

Tidak seperti meriam artileri yang kita kenal di Tanah Air, sudut laras D-44 dapat diputar tanpa harus menggeser posisi roda meriam. Laras dapat diputar dalam sudut 54 derajat, dan sudut elevasi mulai dari -7 sampai 35 derajat. Dengan kecepatan luncur proyektil 1.030 meter per detik, jarak tembak maksimum D-44 adalah 15.650 meter dan jarak tembak efektif di 1.150 meter. Pembidikan sasaran didukung perangkat bidik OP-2-7 w/5 yang punya 5 kali pembesaran. (Bayu Pamungkas)

19 Comments