Puspenerbad TNI AD Akan Diperkuat Lima Unit Airbus C-295
|Sudah hampir satu dekade Puspenerbad tak lagi mengoperasikan angkut sedang, maklum dahulu Skadron 2/Bantuan Umum Puspenerbad yang berpangkalan di Lanud Pondok Cabe, Jawa Barat, pernah mengoperasikan tiga unit DHC-5 Buffalo buatan de Havilland Canada. Dan kini terbesit kabar gembira, bahwa Puspenerbad TNI AD nantinnya akan diperkuat pesawat angkut sedang C-295 dari Airbus Military, jenis pesawat yang saat ini juga dioperasikan Skadron Udara 2 TNI AU.
Baca juga: Menelusuri Jejak C-295 “Special Mission” Untuk Indonesia
Pernyataan tersebut disampaikan Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad), Mayjen TNI Besar Harto Karyawan lewat laman sindonews.com (4/1/2017). Perwira tinggi bintang dua itu menyebut selain kedatangan alutsista delapan unit heli Apache AH-64E Apache Guardian, ke depan akan ada penambahan lima unit pesawat C-295 untuk memperkuat pesawat Fix Wing dan 12 helikopter serbu ringan AS550/AS555 Fennec untuk menggantikan helikopter NBO-105 Bolcow yang mulai uzur usianya.
Selama ini armada angkut pasukan dan logistik Puspenerbad mengandalkan pesawat angkut ringan NC-212 200 Aviocar produksi PT Dirgantara Indonesia. Jumlah NC-212 Puspenerbad pun cukup minim, yakni hanya 4 unit. Belum diketahui persis varian yang akan diakuisisi Puspenerbad, namun besar kemungkinan paling ideal adalah varian C-295M.
Sebagai pesawat angkut sedang, C-295M mampu membawa cargo seberat 9 ton, sementara bila difungsikan untuk mendukung pergeseran pasukan, dapat dimuati hingga 71 pasukan. Sedangkan bila diberi tugas menghantarkan pasukan payung (lintas udara), pesawat ini dapat membawa 49 pasukan para plus seorang jumpmaster.
Baca juga: NC-212 200 Aviocar – Tulang Punggung Pesawat Angkut Ringan Tiga Matra
C-295M juga mampu terbang sampai ketinggian 9.100 meter dengan kecepatan jelajah maksimum 260 knot (480 km/jam), serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman pada kecepatan rendah sampai dengan 110 knots (203 km/jam).
Disokong 2 Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G) pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan yang pendek (STOL/Short Take Off & Landing) yaitu dengan panjang landasan hanya 670 meter, tentunya dengan kondisi muatan tertentu. Sebagai penyempurnaan dari CN-235, roda pendarat, terutama roda di bagian depan telah diperkuat, sehingga C-295 dapat lebih kokoh untuk mendarat dan lepas landas di permukaan tanah/rumput. (Haryo Adjie)
seandainya perencanaan dan pengadaan alutsista di matra lain seperti yang ada di matra darat bisa lancar-lancar saja tentunya TNI bisa memenuhi target MEF II nih…AD datang terus ‘mainannya’ sementara matra lain ‘mainannya’ gak dateng-dateng..hehehe
Tahun kemaren kan TNI AD sudah beli C-295M 1 unit
Bung @ayamjago itu peswat AEWC kita C-295 yg pake radar IAI Phalcon Israel ya ?
brul. utuk pesawat aew baik tadar maupun prangkat sigint dn elintnya bakalan pake barang israel. platform pesawatnya yg ditender. bisa b737, c295 ato a320
Join venture lagi dong ,kayak cn 235,apalagi nih pesawat versi penyempurnaan dari cn 235 pt di,di tot kan apa saja bagian yang lebih baik daripada cn 235.
C-295 masih bayar lisensi ke Airtech International, perusahaan patungan PT DI dan Cassa
Sekarang ini arahnya sudah tepat…fokus pada aspek “interoperabiltas dan komonalitas” lintas matra.
AU, AD, AL dan POLRI mengoperasikan alutsista yg seragam, berarti industri dalam negri bisa berkembang dg baik, semua matra mengalami efisiensi dalam hal pengoperasian serta perawatan dan pada ujungnya menekan biaya secara keseluruhan shg penghemataan ini bisa dialihkan pada bidang yg lain
Betul itu.
Commonality agar spare parts sama dan biaya pembelian baik alutsista maupun spare parts dapat ditekan.
Jadi dapat diharapkan bahwa heli angkut berat dengan ramp door dapat Chinook yang agak banyak. Apache juga bisa nambah yang banyak untuk darat, laut dan udara.
Masalahnya apache itu mahal sekali bung ,katanya waktu itu pemerintah sampe menggelontorkan dana sampe 1 miliar us dolar lebih.padahal cuman beli 8 biji ,mendingan helikopter serbu ringan
Tapi jumlahnya banyak seperti fennec yang juga bersifat multirole
Lha wong cuma usd 296 juta untuk helikopternya saja.
296 / 8 = 37
1 unitnya hanya usd 37 juta.
usd 1,4 milyar itu plus plusnya yang banyak.
1,4 Miliar plus plusnya apa saja ya ?
Mahal Amir …
Kalo dibanding Mi 28 night Hunter mana yg lebih gahar?
lbh gahar apache
borong yang banyak! !
memang sdh seharusnya AD punya pesawat transport sendiri dg jumlah besar, buat transport pasukan/logistik & pelatihan terjun infantri linud/komando, ke depan AL hrs punya jg type 295 spy tdk tergantung pada skuadron angkut AU.
TNI AL bukan banyakin pesawat angkut, namun LST dan LPD, sekarang kan sudah pesan 6 LST dan 1 LPD baru. berikutnya ada tambahan LST dan LPD baru lagi untuk melengkapi armada