Punya P-8I Poseidon, AL India Resmi Pensiunkan Pesawat Intai Maritim Jarak Jauh Ilyushin Il-38 Sea Dragon
|Setelah beroperasi selama 46 tahun, maka pada 31 Oktober 2023, Angkatan Laut India secara resmi memensiunkan pengoperasian pesawat intai jarak jauh Ilyushin Il-38 Sea Dragon (SD), yang saat ini perannya telah digantikan oleh armada Boeing P-8I Poseidon. Upacara dekomisioning diadakan Pangkalan Udara di INS Hansa, Dabolim.
Baca juga: Armada Pasifik Rusia Kerahkan Il-38 May dalam Latihan Anti Kapal Selam di Laut Jepang
Unit perdana Il-38 SD yang dipensiunkan adalah pesawat dengan nomer INAS 315, yang mulai dioperasikan pada 1 Oktober 1977. Bagi Korps Penerbangan Angkatan Laut India, hadirnya Il-38 SD menandai era modern misi Pengintaian Maritim Jarak Jauh dan Peperangan Anti-Kapal Selam. Il-38 SD dikena dengan kemampuannya yang unik dan jangkauan luas yang mencakup wilayah Samudera Hindia.
IL-38 SD selama bertahun-tahun telah membuktikan kemampuan sebagai pengganda kekuatan yang tangguh. Dari siaran pers Kementerian Pertahanan India – pib.gov.in, disebut Il-38 SD sebagai ‘Kuda Bersayap’ perkasa yang menghiasi lambang skuadron dan telah memenuhi moto skuadron “Victory is my Profession,” menjaga kewaspadaan di atas dan di bawah laut, dalam upaya tanpa henti untuk mengamankan batas-batas maritim negara.
Il-38 SD bentuknya sekilas mirip dengan pesawat intai maritim legendaris P-3C Orion, namun bila diperhatikan pesawat turboprop yang satu ini punya fuselage lebih panjang, dan tampilan mesin lebih besar dari Orion.
Ilyushin Il-38 (kode NATO – May) yang memang disebut-sebut sebagai pesawat copy-an dari Lockheed P-3C Orion, lantaran Orion lebih dulu terbang perdana pada 1959, sementara Il-38 terbang perdana pada 1961.
Dari sejarahnya, Ilyushin Il-38 terbang perdana pada 28 September 1961, dan resmi digunakan oleh Uni Soviet pada 1967. Meski dari segi usia sudah ‘senja,’ namun seperti halnya P-3 Orion yang masih wara-wari meronda di lautan, Il-38 pun kini masih berstatus aktif digunakan. Bahkan AL Rusia masih menempatkan Il-38 sebagai kekuatan pemukul untuk misi intai dan anti kapal selam. Di masa jayanya, Uni Soviet menyasar Il-38 untuk melumatkan kapal selam AS yang memiliki kemampuan meluncurkan rudal balitik.
Sebagai kekuatan penghancur, Il-38 dilengkapi dua bomb bay yang dapat dimuati beragam munisi, mulai dari torpedo, bom laut dan ranjau, hingga total payload 9 ton. Pesawat yang dibangun dari basis Il-18 ini punya ciri khas pada sosok radar dalam radome yang ada di bawah area kokpit, inilah yang disebut Berkut (Golden Eagle) search radar (kode NATO – Wet Eye).
Serupa dengan P-3C Orion, pada bagian ekor nampak perangkat magnetic anomaly detector (MAD). Untuk mengendus keberadaan kapal selam lawan dengan akurat, salah satu bomb bay disiapkan sebagai tempat peluncuran sonobuoys.
Varian Il-38 yang digunakan India terbilang canggih, India meminta kepada Rusia agar Il-38-nya tampil mumpuni dengan penambahan Sea Dragon avionic suite, jenis radar baru, Forward looking infrared (FLIR) dan perangkat Electronic Intelligence (ELINT). Lebih dahsyat lagi, India tengah mengembangkan varian yang disebut sebagai Il-38SD ini agar mampu meluncurkan rudal jelajah Brambos ALCM (Air Launched Cruise Missile) dengan pembuatan pylon khusus.
Sampai saat ini 58 unit Il-38 yang telah diproduksi, dengan sekitar 30 unit yang masih aktif dioperasikan AL Rusia. Pada 7 Desember 2010, dua unit Il-38 Rusia muncul di atas Laut Jepang di dekat Semenanjung Noto, kedua pesawat diketahui melakukan ‘gangguan’ pada latihan gabungan antara Angkatan Laut AS-Jepang. Angkatan Laut Rusia kini mengoperasikan varian terbaru Il-38, yang disebut Ilyushin Il-38N Novella. (Gilang Perdana)
Indonesia seharusnya segera membeli banyak Poseidon P-8 untuk memperkuat pertahanan maritim Indonesia khususnya dalam kemampuan peperangan anti kapal selam dan kapal permukaan.
Dengan memiliki Poseidon akan membuat jiper Fregat dan Destroyer China yg bermain-main di Laut Natuna Utara. Membuat kasel China takkan berani berlayar dibawah permukaan laut Indonesia.
India menjulukinya Sea Dragon (Naga Laut), Rusia menjulukinya Dolphin (Lumba-lumba) dan NATO memberi kode May.