Punya Akurasi Tinggi dan Anti Jamming, Inilah Tahap Peluncuran RBS-70
|Dalam beberapa waktu lalu, kami telah banyak melakukan update artikel seputar rudal RBS-70 yang digunakan Arhanud TNI AD dan RBS-70 NG yang ditawarkan sebagai solusi baru VSHORAD (Very Short Range Air Defence). Beragam sisi unik dari rudal yang masuk kategori MANPADS (Man Portable Air Defence System) ini telah kami kupas, namun masih ada hal lain yang dirasa terlewatkan dari rudal yang menjadi pelopor platform tripod ini. Diantaranya tentang kontainer rudal (launch tube) yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem alutsista asal Swedia ini.
Baca juga: 40 Tahun RBS-70 – Eksistensi Pelopor MANPADS dengan Platform Tripod
Di ajang Indo Defence 2018, kami mendapat penjelasan langsung dari Rickard Svensson, Sales Director Saab, yang memang memahami detail teknis tentang RBS-70. Dijelaskan, pada prinsipnya satu unit rudal RBS-70 disimpan dalam kontainer pada posisi sirip dan panel kendali terlipat. Pada bagian bekalang rudal langsung terhubung dengan launch motor. Nah, keberadaan launch motor ini yang menjadi titik penting bagi rudal pada fase awal peluncuran. Launch motor dibutuhkan untuk melepaskan rudal pada kecepatan awal yang tinggi.
Saking besarnya tenaga dorongnya, launch motor akan terbakar habis sebelum rudal secara keseluruhan melewati ujung bagian depan tabung peluncur. Sesaat rudal lepas dari kontainer (tabung), maka bagian launch motor akan terlepas dari sistem rudal. Pada tahap yang masuk dalam hitungan Mach 2, sayap dan sirip kendali rudal akan terbuka. Setelah launch motor terlepas, maka pada tahap berikutnya yang mendorong rudal ke sasaran adalah sustainer motor.
Perlu jadi catatan, baik launch motor dan sustainer motor menggunakan low smoke propellant, yang artinya meminimalisir kemungkinan pendeteksian lokasi unit peluncur rudal oleh lawan.
Proses selanjutnya, rudal melesat ke sasaran berdasarkan ‘arahan’ dari berkas laser yang dipandu oleh gunner. Sistem penerima panduan terdapat pada bagian belakang rudal, dan teknologi ini dikenal sebagai optical guidance beam control yang menawarkan akurasi tinggi dan keunggulan anti jamming.
Baca juga: Lifetime Extend, Jurus Saab Optimalkan Rudal RBS-70 MK2 Hingga 30 Tahun
Hulu ledak rudal terdapat pada bagian depan, komposisinya terdiri dari high explosive charge yang berisi heavy metal spheres untuk menghadapi sasaran kendaraan lapis baja ringan. Terdapat dua mode peledakan, bisa dengan mekanisme impact fuze atau proximity fuze function. Pada rudal Bolide yang menjadi elemen utama pada RBS-70 NG, proximity fuze dapat dibagi menjadi tiga pengaturan, mulai dari normal, small target dan off. Small target misalnya, disiapkan saat RBS-70 NG menghadapi laju rudal jelajah. Sementara ‘off’ digunakan saat rudal akan melibas sasaran yang lebih berisiko tinggi dan membutuhkan presisi. (Haryo Adjie)
Mohon ijin untuk memberi saran.. Siapa tau disini ada jajaran TNI yang ikut serta dalam rencana pengadaan alutsista.. Saya beropini bahwa RBS70 yg digunakan TNI sudah saatnya diganti dengan yng baru dengan platform kendaraan tempur.. Dan disisi lain RBS70 yg digunakan masih menggunakan tracking manual.. Sehingga bisa dimungkinkan tidak mngenai target.. Saya menyarankan untuk mengganti SHORAD.. Yg dinamakan ASRAD-R buatan Swedia & Jerman.. Dimana ASRAD-R ini juga menggunakan misil dari RBS70. Versi Jerman menggunakan platform di kendaraan wiesel. Swedia dengan Mercedes.. Keunggulan ASRAD-R ini sudah menggunakan IRST 3D & menggunakan radar AESA.. Jadi otomatis tracking.. Target tdk akan lolos.. Lebih menghemat tenaga pasukan TNI yg menggunakan.. Saya sarankan agar bekerjasama dengan Swedia dlm pengembangan.. Namun kita harus menggunakan di kendaraan Turangga yg saya pikir lebih cocok untuk membopong.. ASRAD -RIND ya.. Versi Indonesia.. Bisa dicek di youtube contoh penggunany dari Finlandia.. Ketik ASRAD-R Finland.. MoU tntang IRST 3D & radar AESA saja.. Karna lain kali kita harus bisa menggunakan instalasi misil yg berbeda jenis.. Yg lebih jauh & lebih cepat. Smoga saran saya dibaca & diakuisisi TNI.. Trima kasih.. Salam saya Alberto
https://www.armyrecognition.com/november_2018_global_defense_security_army_news_industry/indonesia_might_buy_more_chiron_manpads_systems_from_south_korea.html
Perbanyak Mistral saja deh.
Kalo untuk medium range bisa pake Mica buat TNI AD
lbh baik indonesia akuisisi rudal panggul tersangar yaitu “FIM-92 Stinger”
Cakep banget!!
Gunner kesulitan membidik laser ke heli, drone uav/ucav & pespur terbang rendah, shrsx fire forget utk mendeteksi titik/hawa panas/thermal mesin musuh
Gak kebayang susahnya gunner ngebidik helikopter terus menerus selagi rudal terbang menghantam target, apalagi ngebidik rudal jelajah yg ukurannya kecil dengan kecepatan subsonik.
jgn lupa offset 75%
kita butuh rudal penghancur buatan rusia yg memiliki rudal lain di belakangnya. utk melumpuhkan sistem protectiton active. Banyak rudal/roket tidak bisa menyentuh tank berteknologi sistem protection. kcuali rudal khusus buatan rusia, diharap lebih banyak menghancurkan tank2 musuh
Tu bisa untuk target darat jg ya kl lapis baja ringan ky apc2 kecil kan seperti hummer komodo.. bkn ky apc stryker LAV 25 apa IFV marder..
Bisa sepertinya…. Mengingat peluncur nya pakai laser dan secara manual diarahkan… Jadi mirip ATGM