Pulau Natuna Akan Dipersiapkan Sebagai Basis Drone UAV
|Guna menghadapi eskalasi dan tantangan di kawasan Laut Cina Selatan, TNI akan mempersiapkan penempatan satuan drone/UAV (Unmmaned Aerial Vehicle) di Pulau Natuna. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam kunjungan kerjana ke Lanud Ranai di Kepulauan Riau dan Pos Perbatasan TNI di Pulau Sekatung.
Baca juga: Wulung UAV – Pesawat Tanpa Awak Pengawal Perbatasan RI
Baca juga: Wulung UAV – Tantangan Dibalik Sistem Kendali dan Komunikasi Data
Dikutip dari Janes.com (16/9/2015), Menhan Ryamizard mengharapkan kemampuan surveillance UAV hingga jangkauan 40 – 50 km. Dari prasyarat Menhan, UAV Wulung besutan PT DI (Dirgantara Indonesia), BPPT dan PT Len tentu tidak akan kesulitan, mengingat jarak jelajah Wulung yang bisa mencapai 200 km. Lebih jauh Menhan Ryamizard menyebut nantinya UAV akan menjadi ‘mata indra’ bagi kesiapan personel tempur yang ada di Natuna dan pengambil keputusan di Jakarta. Namun, lebih detail belum ada jadwal pasti untuk deployment Wulung di Natuna. Seperti diketahui, saat ini TNI AU telah membentuk satuan UAV yakni Skadron Udara 51 yang bermarkas di Lanud Supadio, Pontianak – Kalimantan Barat.
Masih terkait kunjungan Menhan, rencana penempatan UAV juga akan diikuti penambahan 2.000 personel TNI di Pulau Natuna. “Kedepan kita akan menggelar pesawat tempur langsung dari Natuna, juga penempatan radar terbaru di Natuna,” ujar Ryamizard Ryacudu, dikutip dari situs Kemhan.go.id (18/9/2015).
Baca juga: Thomson TRS-2215/TRS-2230 – Radar Andalan Pertahanan Udara RI Era 80-an
Untuk mendukung kesiapan tempur di kawasan Natuna, saat ini Lanud Ranai akan ditingkatkan kemampuan landas pacunya agar bisa di darati pesawat tempur Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker. Di kawasan Ranai kini terdapat Satuan Radar (Satrad) 212 yang menggunakan jenis radar Thomson TRS-2215. Oleh Menhan, jenis radar ini pun nantinya akan diganti dengan jenis yang lebih modern. (Gilang Perdana)
Baca juga: Master –T – Radar Hanud Tercanggih Perisai Ruang Udara Indonesia
Lha UAV yang rencananya mau beli dari Israel lewat Filipina apakah tidak jadi datang bung admin ?
Barang sudah datang, tapi ternyata bukan Heron, namun Aerostar, setingkat dengan Wulung, tapi tentunya lebih canggih Aerostar
Lagi-lagi penonton kecewa, selalu datang yg KW-2. Itu jadi datang berapa biji saudara? Kemampuan wulung sekarang gimana ya? Dulu pernah di kritik menristek terlalu berisik, tidak sesuai sebagai pesawat mata-mata. Mohon pencerahan