PT PAL Gandeng Perusahaan Jerman dan Turki untuk Menyesuaikan Desain Frigat TNI AL
|Tahapan untuk mendapatkan frigat idaman sepertinya penuh lika-liku, meski arah pengadaan frigat Iver Huitfeldt Class dari Denmark telah dibicarakan dengan serius, bahkan sistem combat management system telah ditentukan, namun, untuk memenuhi standar frigat yang benar-benar diinginkan TNI AL, rupanya masih perlu dilakukan penyesuaian pada rancangan Iver Huitfeldt Class.
Dikutip dari Janes.com (20/4/2021), disebutkan PT PAL Indonesia telah melibatkan perusahaan konsultan yang selama ini biasa menangani kapal perang milik AL Jerman, MTG Marinetechnik dan perusahaan teknik Turki FIGES AS, untuk melakukan penyesuaian pada desain frigat baru yang akan dibangun untuk TNI AL.
Sumber dari Janes.com mengatakan bahwa pelibatan Marinetechnik dan FIGES terkait dengan varian Iver Huitfeldt Class yang kontraknya telah ditandatangani pada April 2020. Marinetechnik dan FIGES akan menyesuaikan desain turunan Iver Huitfeldt Class agar sesuai persyaratan TNI-AL, di antaranya akan direkomendasikan untuk penggunaan perangkat sensor, senjata, dan sistem tempur lainnya.
Seperti diketahui, pada 30 April 2020, pihak perwakilan dari Kementerian Pertahanan RI, manufaktur kapal PT PAL Indonesia dan PT Sinar Kokoh Persada, agen dari Indonesia untuk perusahaan Denmark Odense Maritime Technology (OMT), telah menandatangani kontrak pembukaan (preamble contract) untuk pengadaan unit perdana frigat asal Denmark tersebut.
Poin dalam kontrak tersebut mencakup pengaturan workshare yang akan dilakukan setelah kontrak efektif (aktual) dapat direalisasikan. Sejauh ini, Indonesia disebut akan membangun dua unit frigat Iver Huitfeldt di fasilitas galangan PT PAL. Nilai proyek pembangunan kedua unit frigat dikatakan mencapai US$720 juta atau sekitar Rp11 trilun, dan akan digarap dalam periode lima tahun.
Iver Huitfeldt Class dibangun oleh Odense Steel Shipyard di Denmark pada tahun 2008. AL Denmark sendiri membangun tiga kapal di kelas ini, yakni Iver Huitfeldt (F361), Peter Willemoes (F362), dan Niels Juel (F363). Persenjataan Iver Huitfeldt Class milik AL Denmark tergolong mumpuni dan lengkap, yakni kanon reaksi cepat Oto Melara 76 mm Super Rapid, 32 sel peluncur rudal vertikal (VLS) Mk 41 untuk rudal permukaan ke udara SM-2 IIIA, 24 sel VLS Mk 56 untuk rudal permukan ke udara RIM-162 ESSM (Evolved SeaSparrow Missile), 2 peluncur berisi empat tabung untuk rudal anti kapal Harpoon, satu unit Oerlikon Millennium 35 mm sebagai CIWS, dan dua peluncur torpedo MU90.
Dengan keterbatan anggaran pertahanan, belakangan publik dibuat bingung, pasalnya malah muncul empat opsi untuk melanjutkan program frigat Martadinata Class. Tidak ada yang keliru dari desain Martadinata Class, namun kapal perang rancangan Damen Shipyard, Belanda ini bisa dikata, kapal besar bukan, namun kapal kecil juga bukan, alias desainnya agak tanggung.
Kementerian Pertahanan telah memilih empat opsi desain sebagai program acuan untuk melanjutkan pengadaan frigat Martadinata Class. Dari dokumen yang beredar, empat opsi tersebut adalah, varian perbaikan dari desain SIGMA 10514 yang diusulkan oleh Damen, Belanda, mengadopsi desain frigat 30FFM (Mogami Class) dari Mitsui, Jepang, frigat Bergamini (FREMM Class) dari galangan kapal Fincantieri, Italia, dan desain Arrowhead 140 dari konsorsium yang dipimpin oleh Babcock International, Inggris. (Gilang Perdana)
Kalu bisa ane simpulkan untuk kelas martadinata penerusnya mogami dan yg sudah di sebutkan tadi
Kalu kelas iver ane yakin ini kapal bisa di kembangkan untuk kelas penjelajah mungkin
Fregat kelas berat atau destroyer
Akhirnya jadi di beli juga iver
@mang Ruski (dan mbah Agato): Apapun itu dari utas berita ini kita jadi tahu bahwa pengadaan Iver yg beberapa bulan ini senyap ternyata masih terus berproses. Jika benar diambil maka kelas Monogami yg belakangan beritanya lbh mendominasi jadi partner yg jempolan buat Iver, bukan meniadakan seperti kekhawatiran sebelumnya.
Cukup menghibur ditengah kehilangan kita akan KRI Nanggala
1 untuk AAW, 1nya lagi buat ASW. Udah gitu aja rolenya. Kasel juga diperbanyak dan jangan lupa kapal penyelamatnya juga.
kalau duit ada bakal cepat jadinya?
Makin njelimet dah ini beli kapal. Penuh lika liku kayak hidup kamu. Semua demi ToT walau isi dompetnya kosong. Ga tau dah itu kapal senjatanya apa. Mungkin cuma oto melara ðŸ˜
Indonesia sdh pny design standar untuk kapal perang untuk kelas KCR dan LPD harusnya untuk kelas Fregat/Corvet jg sudah pny standar sendiri pada saat kerjasama pembuatan PKR dari kelas Sigma..kecuali untuk kapal perang kelas Destroyer atau Jelajah baru mungkin bisa kerjasama ToT dengan galangan kapal luar negeri..bukannya ilmu pembuatan kapal perang PT. PAL sdh bnyk y saat belajar buat kapal perang..seperti ToT mulai dari kapal perang FPB, LPD dan Sigma yg jg sudah bersifat Modular jangan ditanya untuk kapal sipil sekelas Star 50 jg sdh bisa dibuat..kadang bingung jg untuk sekelas Fregat/Corvet yg dari segi ukuran tdk berbeda jauh dengan Sigma class PT. PAL msh kerjasama lg dengan luar dan kita jg masih cari2..harusnya PT. PAL sdh pny design standard sendiri seperti standard pada KCR dan LPD kecuali untuk kelas Destroyer/Jelajah dimaklumi bila kerjasama dengan galangan kapal luar krn PT PAL belum pernah buat kapal perang kelas tersebut..
Untuk Class Iver kita ambil 2 unit, Dari target 16 unit bisa jadi mengambil Dari jenis lain (Mogami,freem) bhkan bisa jadi kapal Second,
Khusus pengbangan design iver bisa jadi untuk selanjutnya misal bisa meluncurkan rudal jelajah bahkan ICBM,Karna Kita DARURAT ICBM
Bukan masalah frigatenya, tapi bawaannya. Lha kalo cm di isi oto melara aja diketawain cina dong. Kalo ada duit sebaiknya mengacu persenjataan iver asli. Minus sm 2 lah, mahal bener tuh rudal
Mahalan yg setara Sm2 nya buatan negara Eropa
Semua desain kapal itu bagus.pointnya tinggal di kita. Mau pilih yg mana. Kebiasaan kita terlalu memilih akhirnya ke pending lagi sekian tahun. Lihat lah philipina. Dia suka dengan satu model
serta secara teknis sudah OK dan langsung teken kontrak supaya segera selesai dan kasih tempo waktu utk penyerahan.
Kadang aneh juga ya PT. PAL. Padahal bikin aja dulu IVER tanpa ada penambahan pajang, dll. Toh desainya sudah Proven.
Kalo mendesain baru apalagi menambah panjang jelas butuh Riset, Test, dll dan akhirnya keluar duit banyak dan makan waktu lagi. Mending kalo Stabilitynya, dllnya oke, kalo ga ya gatot jadinya.
Bikin (Rakit) aja dulu kayak kasus LPD, setelah sukses atau saat berjalan baru buat Desain Alternatif yang panjangnya diinginkan. Toh dengan membuat langsung dari desain aslinya kita bisa tau mana yang kurang dan perlu di tambah.
Ingat situasi Geopolitik sekitar masih memanas.
Sekian
Mungkin penyesuaian mendesak dilakukan karena kebutuhan AL. kita dgn AL denmark memang tidak berkesesuaian.
Misal dari peralatan dan persenjataan saja Iver versi denmark byk mengusung buatan mamarika, sedangkan kita secara tradisional adalah pelanggan produk Eropa dan belakangan jg China dan kemungkinan jg sedikit produk anak bangsa. Dititik ini penyesuaian design menjadi niscaya.
Kita tentu berharap kapal langsung bisa beroperasi seoptimal mungkin saat selesai dibangun. Jika ikut spesifikasi AL Denmark bisa dipastikan kelengkapannya minimalis mengingat butuh diplomasi panjang lebar utk dapet peralatan dr mamarika.
Ivers desainnya modular kalo ngga salah jadi bs disesuaikan oleh pembeli kl mw lebih panjang tinggal tambahin modulnya dst jd itu bukan masalah…masalah utamanya masih di birokrasi dan koruptif…msh menimang2 mn yg mw kasih komisi selangit!!
Nggak juga om, kalau mengacu iver murni sekalian semua rudalnya paling dapet sebiji 700 jutaan dollar. Senjatanya itu yg mahal bingits…SM2, RIM-162, Harpoon…jumlah ya byk pula pelurunya.
Gak segitunya jg kalee Om….masa sedikit2 dikaitkan korupsi dan komisi.
Membangun kapal itu tdk semudah membuat mobil. Kapal terlebih dahulu hrs memperhitungkan posisi titik keseimbang kapal.. Ini bisa dilihat saat diresmikan dan diluncurkan ke air dr samping kapal tdk terbalik melainkan langsung tegak. Jg saat mengarungi ombak dilaut, saat menunjam tidak meluncur kedalam.
Penempatan posisi persenjataan serta radar dan sonar termasuk CMS jg hrs memperhitungkan titik keseimbangan ini. Persenjataan saja antara punya Denmark dan rencan yg akan di pakai oleh TNI AL berbeda baik jenis dan bobotnya. Diantaranya, Denmark pake rudal SM-2 yg yg bobotnya 1,5 ton sementara kita, katanya mau pake Aster 15/30 yg bobotnya cuma 400an kg. Lalu mereka ada RIM-162 ESSM yg bobotnya 280 kg sementara kita pake mica yg cuma 112 kg, CIWS jg beda, terpedonya jg beda. Itu baru urusan senjata, belum lg urusan radar dan sonar serta CMSnya. Apalagi frigat ini mengusung mission systemnya dng modul stanflex, tujuannya agar ada pemisahan antara platform (hull) dan payload (mission system),menurut berita di lapak sebelah.
Jika setingan pemilihan atas paket persenjataan, paket sensor, serta paket CMS tuntas, barulah fregat Iver Huitfeldt class untuk Indonesia siap untuk dibuat.
Nah ini masuk dy sang maha benar dan tau wkwkwkwk ….
wah kebiasaan kamu zul engak bisa komen lain selain nyiyir kayak gitu,setiap orang komen dibilang maha tau maha benar😒bukan mereka maha tau zul kamu yang kurang wawasan.🤣
Kalo baca berita dan gak males gugling pasti tau dek.
Beda dng yg komen modal ngasal aja..😄😄
Ya. Salaamm..😄😄🤣