PT DI Raih Kontrak Enam Unit N-219 Varian Angkut Personel dan Kargo untuk TNI AD
|“Kalau bukan kita, siapa lagi”, di tengah tantangan untuk memasarkan dan mengikat kontrak, ada kabar baik, PT Dirgantara Indonesia (PT DI), akhirnya berhasil mendapatkan kontrak pertamanya untuk pesawat angkut ringan turboprop N-219. Bukan kontrak dari perusahaan swasta, atau pemerintah daerah, PT DI di ajang Singapore Airshow 2024 dikabarkan mendapatkan kontrak untuk pelanggan militer dari dalam negeri.
Baca juga: N-219 “Nurtanio” Sukses Uji Take-off dengan Satu Mesin
Kontrak untuk pelanggan militer dari dalam negeri, maka dipastikan akan terkait dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI. Seperti dikutip Janes.com (22/2/2024), perwakilan perusahaan yang berbicara dengan Janes.com di Singapore Airshow 2024 telah mengonfirmasi bahwa telah diraih kontrak senilai US$68 juta untuk enam unit N-219.
Kontrak tersebut telah ditandatangani oleh Kemhan RI pada November 2023, dan keenam N-219 tersebut akan dikirim untuk keburuhan Puspenerbad TNI AD. Pesawat yang akan dipasok ke TNI AD akan dikonfigurasi untuk operasi pengangkutan pasukan dan kargo.
Meski dapat mengangkut kargo, tapi perlu dicatat, N219 tidak dibekali dengan pintu rampa (ramp door) seperti halnya NC-212 Aviocar, pasalnya desain N-219 lebih mengerucut pada pesawat turboprop jawara penerbangan perintis, DHC-6 Twin Otter buatan Kanada.
Selain dibuat varian angkut pasukan dan kargo untuk TNI AD, sejatinya TNI AL juga bisa memanfaatkan N-219. Rancangan N-219 dengan desain sayap tinggi (high wing) tanpa ramp door, menjadikan desain N-219 punya peluang besar difungsikan sebagai maritime patrol aircraft (MPA), meneruskan tugas yang dahulu pernah diemban N22/N24 Nomad Puspenerbal TNI AL.
Cessna C408 SkyCourier – Pesaing N-219 Nurtanio, Dipasarkan Lewat Program FMS
Varian militer memang potensial dikembangkan, apalagi N-219 punya spesifikasi bagus untuk tugas militer, seperti kemampuan STOL (short take-off and landing). Untuk lepas landas hanya dibutuhkan jarak landasan 465 meter, dan untuk mendarat hanya butuh 510 meter. Payload yang dapat dibawa pun lumayan, yaitu 2,5 ton.
Dari spesifikasi, N-219 mengusung mesin turboprop 2× Pratt & Whitney Canada PT6A-42 dengan kekuatan tiap mesin 850 shp (630 kW). Bilah baling-balingnya menggunakan 4-bladed Hartzell propeller. Dari karakteristiknya, N-219 dapat melesat dengan kecepatan jelajah 389 km per jam, dan terbang hingga jarak 1.556 km. (Bayu Pamungkas)
PT DI dan Infoglobal Kembangkan Mission System untuk N-219 Varian Intai Maritim
Varian MPA nya ga sekalian dikembangin u/ AL