PT-91M Pendekar: Pelopor MBT Modern di Asia Tenggara
|Dalam kategori Main Battle Tank (MBT), daya magis PT-91M Pendekar seolah tenggelam jika dibandingkan Leopard 2A4 yang digunakan Indonesia dan Singapura. Meski dari spesifikasi masih kalah unggul dibanding Leopard 2A4, namun perlu diketahui bahwa MBT Malaysia inilah yang pertama hadir mewakili generasi MBT modern di kawasan Asia Tenggara. Berkat PT-91M Pendekar muncul demand MBT di Singapura, yang kemudian berlanjut ke Indonesia.
Bila Leopard 2A4S Singapura dihadirkan pada tahun 2008, maka PT-91M Pendekar telah dikontrak pengadaannya pada tahun 2003 (produksi di periode 2007 – 2009). Pada waktu itu Malaysia memang mencari tank kelas berat yang mampu beroperasi di kontur tanah dan lingkungan di semenanjung Malaya, alih-alih syarat yang dipatok tank tersebut bobotnya tidak boleh lebih dari 50 ton. Dari kriteria bobot, maka Leopard tentu sudah tersingkir karena bobot MBT kebanggaan Indonesia ini bobotnya tembus 60 tonan.
Baca juga: Gelombang Kedua MBT Leopard 2 Ri Telah Tiba di Indonesia
Dari sejarahnya, PT-91M Pendekar adalah varian (tiruan) dari MBT Rusia T-72M yang ditingkatkan kemampuannya dengan sistem elektronik berstandar NATO. Sang Pendekar sendiri diproduksi oleh Zaklady Mechhaniczne Bumar-Labedy SA, manufaktur persenjataan dari Polandia. Di Polandia, MBT ini diberi label PT-91 Twardy. Malaysia sendiri menjatuhkan pilihan kepada Polandia lantaran MBT PT-91M dianggap punya kualitas yang tak kalah dengan ranpur produksi Rusia. Pesanan atas PT-91M bisa dibilang tak terlalu banyak, dengan kontrak senilai US$375 juta didapatkan 48 unit PT-91M, enam kendaraan recovery WZT-4, lima varian AVLB (Armored Vehicle Launch Bridge) sebagai pengusung jembatan, dan tiga unit MID-M yang dilengkapi roller dan bilah dozer untuk menerobos rintangan.
Baca juga: Raytheon TOW 2 – Rudal Anti Tank Perontok MBT Leopard 2A4 di Al Bab, Suriah
Mengusung desain khas Rusia, namun jeroan yang terkandung di PT-91M sudah condong ke NATO, lantaran Polandia kini juga menjadi bagian dari anggota NATO. Kandungan NATO terlihat dari adopsi rantai Diehl Type 840I buatan Jerman yang dilengkapi trackshoe sehingga lebih ramah terhadap aspal jalan raya. Perangkat komunikasinya mengadopsi P4RG dari Thales, dan sistem iterkom OTAS juga dari Thales.
Baca juga: AV8 Gempita 8×8 – Profil Panser Kedua Tercanggih di Asia Tenggara
Sistem kendali meriam PT-91M Pendekar menggunakan FCS (Fire Control System) SAVAN-15 yang juga dipakai pada MBT Lecrec dan Challenger 2. Sistem penembakkan sudah distabilisasi dan dipadukan dengan laser rangefinder yang menjadikan tank mampu menembak sembari bergerak tanpa melepaskan sasarannya. Periskop pada komandan menggunakan Vigy 15 produk dari Sagem.
Meski disana sini penuh nuansa Barat, namun meriamnya masih mengandalkan jenis orisinil 2A46 kaliber 125 mm. Untuk urusan amunisi, jenisnya lebih terbatas ketimbang amunisi standar NATO. Bila meriam-nya asli Eropa Timur, lain lagi untuk senjata sekunder pada kubah komandan. SMB (Senapan Mesin Berat) yang diusung bukan DShK-38 khas tank Rusia, melainkan AD Malaysia memilih mengadopsi Browning M2HB kaliber 12,7 mm. Sementara untuk senjata coaxial mengadopsi FN MAG 7,62 mm yang mengikuti arah gerakan laras.
Baca juga: DShK-38 – Senjata Maut Pembabat Fretilin
Lantas bagaimana dengan sistem proteksi? Faktanya Pendekar telah dipasangi blok ERA (Explosive Reactive Armor) ERAWA-1 (satu lempeng peledak) dan ERAWA-2 (2 lempeng peledak) yang dikopi dari sisten kontakt dan kaktus peninggalan Uni Soviet. Sistem perlindungan blok ERA mampu mematahkan serangan hulu ledak shaped charge dari roket anti tank seperti RPG-7 atau munisi HESH. Lebih canggih lagi, PT-91M Pendekar bagian hull-nya telah dilabur cat yang dapat menyerap gelombang radar.
Baca juga: RPG-7 – Rahasia Di Balik Kelemahan dan Keunggulan Granat Berpeluncur Roket Terpopuler
Dengan awak tiga orang, PT-91M Pendekar disokong mesin diesel PZL-Wola S-1000R yang menghasilkan tenaga 1.000 hp. Dengan bobot mencapai 48,5 ton, Pendekar punya power/weight ratio 20,6 hp per ton. Transmisi MBT ini menggunakan Automatic RENK-SESM/ESM-350M denga tujuh gigi maju dan stu gigi mundur.
Terpinggirkan di Negara Asal
Kian dekatnya Polandia dengan negara-negara NATO nyatanya juga berpengaruh langsung pada elemen kavaleri. Di tahun 2002 justru Polandia membeli MBT Leopard 2A4 sebanyak 124 unit, bahkan armada Leopard di Polandia ditempatkan di Brigade Kavaleri ke-10, yang merupakan kesatuan kavaleri elite. Sementara PT-91 Twardy tergusur ke Brigade Kavaleri ke-15. (Saptono)
Spesifikasi PT-91M Pendekar:
– Weight: 48,5 ton
– Length: 6,86 meter
– Width: 3,70 meter
– Height: 2,60 meter
– Crew: 3
– Engine: PZL-Wola S-1000R diesel
– Power/weight: 20.6 hp/ton
– Transmission: Automatic RENK-SESM/ESM-350M
– Suspension: torsion-bar
– Ground clearance: 395 mm
– Speed: 70 km/h
Untuk negara kepulauan seperti kita tetap perlu MBT..Tetapi tidak banyak dan sebagaian kecil ditempatkan di pulau2 terbesar di Indonesia,MBT+howitzer155..Disini sangat fleksibel bisa digunakan sebagai penjaga pantai(jika tidak ada rudal/roket minim122)bisa jadi pertahanan terakhir pulau sebelum datangnya bantuan,bisa untuk duel tank jika musuh sudah mendaratkan alat berat mereka,tapi mereka tidak bisa juga bekerja sendiri, MBT akan sempurna operasinya jika dibantu IFV+APC+dukungan heli serbu..Makanya dikita ada divisi mekanis(sebagai mata dan pendukung divisi kavaleri)..Kenapa dikita sekarang mengembangkan tank medium..Soalnya sangat mahalnya MBT..Mengapa sekarang IFV canggih persenjataannya..Sama alasannya..Mahalnya MBT(efisiensi)..Sekarang kita lihat 8×8 BTR 4M kita..Fungsinya utk melindungi BMP 3F sebagai anti udara ringan pas turun dipantai..Biar BMP3F fokus menghajar garis pantai dengan kaliber 100m(walaupun dia punya 30mm)negara kita luas..Dibutuhkan banyak lapis baja untuk melindungi daratnya..Makanya untuk memperbanyak tank kita..Kita buat medium..(beli MBT semua bisa amsyiong uangnya) semoga kedepannya tank medium kita bisa bawa kaliber 120mm seperti CV 90 yg varian tsb(sbg divisi ringan kavaleri)…Butuh banyak 8×8 banyak sebagai heavy divisi mekanis,yg ringan biar dipegang anoa dan badak..Divisi mekanis sebagai lapis terluar dalam pertahanan darat kita kelihatannya..Menurut saya lho…Monggo Kalo ada yg mau menambahi,mungkin saya ada yg salah,Kalo pendapat saya pribadi pengen penambahan MBT Leopard Kalo masih ada yg 2nd, Kalo tidak hanya T90 terbaru saja,jumlah MBT dikita cukupnya 400-600 unit(ntar dibagi utk ditempatkan pulau terbesar aja)Hihihi…Selamat pagi semua..Selamat beraktivitas,semoga kita semua selalu diberi kemudahan dan banyak keberuntungan ..Aamiin..
Generasi tank berat spt nya sudah mulai ditinggalkan di eropa barat, Jerman dan Belanda sudah mulai menjual stok yg ada. Pengembangan dan kepemilikan tank berat tetap ada, namun mereka lebih memprioritaskan tank ringan yg dapat bawa rudal anti tank. Harus cukup ringan utk dapat dibawa oleh A400M mrk.
Kata kuncinya fast/rapid deployment, rencananya dg armada A400M baik tank dan infantri dapat diangkut dalam waktu cepat ke semua tempat khususnya eropa barat. Ini mungkin pelajaran dr perang teluk 2, dimana M2/3 jauh lebih banyak menghancurkan mbt iraq drpd M1A1.
Dengan bentuk negara kepulauan spt Indonesia, rapid deployment ini sangat penting, idealnya dg armada pswt transport yg cukup bisa mengirim 1 kompi tank ringan spt marder atau bmp3 atau panser badak dari jakarta ke segala pelosok NKRI dalam waktu 5 jam.
Milan kan bisa dipasang di marder, serta konkurs terpasang di BVP2
Menurut pendapat saya type 10 mi
Hmmm…kalo bu koni lebih tertarik memperhatikan siapa yang bakal menyusul jendral teddy, gara2 kasus heli semrawut kemaren