Promosi Senjata Baru, Washington Kirim ‘Bom Pintar’ GLSDB ke Ukraina Awal Tahun 2024
Meski Amerika Serikat tengah ‘bokek’, tapi tak menyurutkan niat Presiden Joe Biden untuk mengirimkan paket persenjataan baru ke Ukraina. Salah satunya adalah kemungkinan pengiriman batch pertama Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSDB) pada awal Januari 2024. Menurut Reuters, Washington telah menandatangani kontrak dengan Boeing pada bulan Maret lalu utuk memasok GLSDB pada bulan Desember 2023 dan selanjutnya akan dikirim ke Ukraina.
Baca juga: Polandia Luncurkan M142 HIMARS dengan Sasis Truk Lokal Jelcz 663.45 6×6
GLSDB dikembangkan oleh Boeing dan Saab (Swedia) untuk memungkinkan Boeing GBU-39 Small Diameter Bom (SDB), yang awalnya dikembangkan untuk digunakan oleh pesawat, kini dapat konfigurasi pada platform peluncuran darat. Solusi ini menggabungkan SDB dengan roket M26, memungkinkannya diluncurkan dari sistem rudal berbasis darat seperti sistem MLRS M270 dan M142 High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS), selain juga dapat ditembakkan dari kontainer tersendiri, memungkinkannya untuk ditembakkan dari laut.
Boeing dan Saab melakukan tiga tes GLSDB yang berhasil pada Februari 2015. Sistem ini menggunakan senjata yang ada dipasangkan dengan motor roket sambil mempertahankan pemuatan pada sistem artileri.
Tidak seperti senjata artileri tradisional, GLSDB menawarkan cakupan 360 derajat untuk serangan tinggi dan serangan rendah, terbang di sekitar medan untuk mencapai target di belakang pegunungan, atau berputar-putar ke sekitar target di balik kendaraan peluncuran. GLSDB memiliki kisaran jangkauan 150 km atau dapat mencapai target 70 km di belakang kendaraan peluncuran.
Menurut Saab, tingkat akurasi GLSDB mencapai satu meter. GLSDB dapat diatur untuk meledak di atas tanah atau dengan penundaan untuk penetrasi di dalam bunker. Sebagai sistem senjata artileri yang terbilang baru, GLSDB sudah dirancang untuk kebal menghadapi peperangan elektronika (jamming) yang kerap dilancarkan pihak Rusia.
Menurut Saab, GLSDB akan lebih sulit untuk dicegat karena dapat diprogram untuk mendekati target dari segala arah, dan dari berbagai sudut. Tidak seperti artileri konvensional yang mengikuti jalur yang dapat diprediksi dari peluncuran ke tujuan, sayap dan kemampuan navigasi GLSDB memungkinkannya untuk menghindari hambatan dan pertahanan anti-udara dengan mengarahkan mereka, bahkan mendekati dari belakang target.
Dalam pengujian di tahun 2017, GLSDB mampu menghajar target bergerak pada jarak 100 km. SDB dan motor roket terpisah di ketinggian dan bom menggunakan pencari lsemi-active laser (SAL) untuk melacak dan melibatkan target. Kemudian pengujian pada tahun 2019 memperpanjang kisaran jangkaua menjadi 130 km terhadap target di laut. SDB yang dipandu laser sebelumnya telah diuji dengan sukses menggunakan target yang bergerak dengan kecepatan 80 km per jam.
Pada 30 Maret 2023, media Taiwan melaporkan bahwa Taiwan telah menunda pembelian GLSDB sehingga dapat dikirim ke Ukraina. Ini dilakukan atas permintaan Amerika Serikat. Senjata itu hanya memasuki “tahap produksi massal awal” pada tahun 2023. Bagian tersempit dari Selat Taiwan adalah dengan lebar 130 km, yang artinya dalam jangkauan GLSDB dan dipercaya akan menjadi masaah saat Cina melakukan invasi ke Taiwan.
Pada 14 Oktober 2023, Boeing mengatakan bahwa GLSDB akan dikirim ke Ukraina pada musim dingin. Namun pada 30 November, dilaporkan bahwa pengiriman GLSDB telah ditunda ke awal tahun 2024.
Baca juga: Ukraina Konfirmasi Penggunaan Bom Pintar JDAM-ER di Jet Tempur Sukhoi Su-27
Masuk kategori surface to surface missile, GLSDB punya berat total 270 kg, dengan hulu ledak fragmentation multipurpose warhead seberat 93 kg. Ditenagai M26 rocket motor, GLSDB punya jarak jangkau sasaran 150 km dan sistem pemandu GPS (Global Positioning System) dengan dukungan INS (Inertial Navigation System). (Bayu Pamungkas)