Project VENOM Bergulir, F-16 dengan Kendali Otonom Siap Terbang Tahun Ini

F-16 Fighting Falcon telah dikonversi menjadi menjadi drone, yang diberi label sebagai QF-16 Zombie Viper. Berperan sebagai target drone, Zombie Viper kini dikumpulkan ke dalam 82d Aerial Target Squadron. Meski didapuk sebagai pesawat tempur tanpa awak, QF-16 belum beroperasi secara otonom. Sementara Angkatan Udara AS (USAF) punya harapan lebih besar untuk menjadikan F-16 sebagai drone loyal wingman dengan teknologi otonom.

Baca juga: QF-16 Zombie Viper – Saatnya F-16 Fighting Falcon Berubah Menjadi Drone

Niatan, Angkatan Udara AS tersebut telah dituangkan dalam project VENOM (Viper Experimentation and Next-Generation Operations Model). Setelah bergulir pada awal tahun lalu, kini Angkatan Udara AS mulai mematangkan project VENOM dengan mempersiapkan uji coba F-16 yang dilengkapi teknologi otonom pada tahun ini.

Untuk tahap awal, F-16 dengan teknologi otonom masih akan terbang dengan pilot. Seperti dikutip airandspaceforces.com, Sekretaris Angkatan Udara, Frank Kendall, menyatakan akan ikut terbang di kursi belakang dalam penerbangan uji coba F-16 yang dipiloti secara otonom.

“F-16 yang dikemudikan secara otonom akan terbang tahun, memberikan kesempatan kepada warga sipil untuk melihat dari dekat upaya penting untuk program Collaborative Combat Aircraft (CCA)

Angkatan Udara AS akan memodifikasi enam unit F-16 untuk menguji teknologi dan perangkat lunak otonom di Pangkalan Angkatan Udara Eglin, Florida. Tiga unit F-16 pertama tiba lebih awal pada tanggal 1 April 2024. Setelah bertransformasi, jet tersebut masih memiliki pilot di kokpit untuk melakukan in real-time autonomy dengan mempertahankan kendali atas algoritma tertentu selama uji penerbangan.

“Akan ada seorang pilot bersama saya yang hanya akan menonton. Saat teknologi otonom bekerja, dan mudah-mudahan, baik dia (pilot) maupun saya tidak diperlukan untuk menerbangkan pesawat tersebut,” ujar Kendall.

Kendall menambahkan bahwa proyek tersebut telah “berjalan dengan sangat baik” tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kapan penerbangan tersebut akan dilakukan, meski disebut tahun ini.

Raytheon Umumkan Uji Coba Penembakan Rudal AIM-120D3 AMRAAM ke Target Drone QF-16

Project VENOM pertama kali terungkap tahun lalu ketika USAF meminta hampir $50 juta dalam anggaran tahun fiskal 2024 dan para pejabat merinci harapan mereka untuk itu. Dalam anggaran tahun 2025, USAF hanya membutuhkan dana kurang dari $17 juta untuk upaya tersebut, yang akan dimasukkan ke dalam Collaborative Combat Aircraft, sebuah program untuk memasangkan drone otonom tanpa awak dengan pesawat tempur berawak seperti Next-Generation Air Dominance (NGAD) di masa depan.

Kendall dan para pimpinan USAF lainnya telah memproyeksikan armada 1.000 hingga 2.000 drone CCA. Dalam lima tahun ke depan saja, Angkatan Udara ingin mengeluarkan $8,9 miliar untuk CCA, dimulai dengan memilih dua atau tiga kontraktor untuk melanjutkan program ini.

Para analis menggambarkan CCA sebagai inti dari rencana masa depan USAF untuk menghadapi lawan tingkat tinggi seperti Cina. Sistem tanpa awak ini dapat bertindak sebagai pengganda kekuatan, meningkatkan sensor dan penyebaran senjata di wilayah yang diperebutkan, serta memperkuat efektivitas dan kemampuan bertahan pesawat stealth berawak. (Gilang Perdana)

Project VENOM – Debut F-16 di Masa Depan, Jadi Drone Loyal Wingman yang Bisa Ladeni Dogfight

2 Comments