Prioritas Pada Upgrade Gripen C, Saab Sukses Uji Coba Radar AESA dengan Teknologi Gallium Nitride
|Ada kabar dari Linköping, yaitu kota kecil di selatan Swedia yang menjadi markas dari Saab Aeronautics. Dikabarkan bahwa Saab telah sukses melakukan uji coba pemasangan radar baru pada jet tempur Gripen. Radar yang dimaksud berteknologi Active Electronically Scanned Array (AESA) X-band. Pada uji coba 8 April lalu, jet uji Gripen D (tandem seat) terbang selama 90 menit dari Saab’s Linköping airfield untuk serangkaian uji kemampuan deteksi pada sasaran udara dan permukaan.
Baca juga: Northrop Grumman AN/APG-83, Radar AESA di F-16 Viper Block 72 TNI AU
Dikutip dari ainonline.com (24/4/2020), Anders Carp, Senior Vice President and Head of Saab Surveillance Business Area mengatakan, selama uji coba radar baru ini menunjukkan kemampuan dan stabilitas yang baik. “Ini adalah langkah penting dalam pengembangan radar tempur AESA baru kami. Kami melihat kemungkinan sukses untuk radar ini, lantaran desainnya yang modular, mudah diadaptasi untuk berbagai aplikasi,” ujar Carp.
Untuk memuluskan uji coba, Saab bakal melanjutkan uji coba radar ini sampai empat bulan kedepan dengan Gripen D “800”, yang diantaranya akan terbang sekitar 15 kali dengan sensor baru.
Radar X-band berteknologi AESA keluaran ‘asli’ Saab ini disebut-sebut menggunakan teknologi gallium nitride (GaN).Array pada radar AESA keluaran Saab ini terdiri dari ratusan modul transmit/receive (TRM), yang masing-masing modul pada dasarnya adalah radar yang dipindai secara mini-elektronik. Radar yang belum diberi label ini mengandalkan semikonduktor GaN yang memiliki kinerja lebih baik — terutama dalam menghadapi electronic counter countermeasures (peperangan elektronik) dam small target detection.
Radar AESA ini juga punya bandwidth yang lebih luas daripada kebanyakan sensor pada radar AESA saat ini, yang kebanyakan menggunakan teknologi gallium arsenide (GaAs). Ditambah lagi, modul GaN punya kentungan dengan mengkonsumsi lebih sedikit daya dan menghasilkan panas yang lebih sedikit.
“Saab AESA fighter radar” ini pada dasarnya terdiri dari susunan GaN yang dikombinasikan dengan radar yang dipindai secara mekanik PS-05/A Mk4 yang saat ini digunakan pada jet tempur Gripen C/D.
Untuk kedepan, Saab mencanangkan solusi radar AESA baru ini sebagai bagian dari paket upgrade pada Gripen C/D. Atau bisa juga sebagai kelengkapan dari penjualan baru Gripen C/D guna menggantikan radar lama PS-05/A Mk 4. Peluang lain adalah instalasi radar ini pada jet tempur lain, terutama pada varian upgrade.
Namun, Saab belum ada niatan untuk mengganti radar yang konfigurasi Gripen E/F, dimana jet tempur terbaru Saab tersebut sudah mengadopsi radar AESA ES-05 Raven buatan Leonardo yang menggunakan teknologi modul GaAs. Meski begitu, pilihan akan lebih ditentukan oleh konsumen pada akhirnya. Saab juga menginformasikan bahwa proyek radar AESA bersama Korea Selatan untuk jet tempur KFX, adalah sesuatu yang terpisah dari proyek uji coba yang dilakukan di Linköping. (Haryo Adjie)
upgrade pespur kita dgn varian radar AESA (GaN/GaAs) di setiap pespur dgn role leader.model formasinya sama kyk AH-64E Apache yg dibeli TNI-AD dgn longbow nya
..” SAAB jg menginformasikan RADAR AESA kerjasama dengan Korea Selatan untuk pesawat tempur KFX adalah sesuatu yg terpisah dari uji coba yg dilakukan di Lingkoping..” btw bukannya Radar AESA KFX bukannya kerjasama dengan ELBIT Israel y..?
sdhkah jet tempur TNI AU menggunakan radar AESA ???..
sdh sebagian at blm smw ??..
Sejauh ini belum. andaikan kedepannya TNI beli pesawat dengan radar AESA (atau upgrade radar ke AESA), itu bakal jadi jet pertana TNI AU dengan radar AESA
Prediksi saya, jika dilihat pesawat AESA perdana yang akan dimiliki TNI-AU adalah F-16 Block 70/72. Karena KSAU sendiri yang bilang TNI-AU akan membeli F-16V, jadi kemungkinannya tinggi, kalau Gripen, Rafale, itu hanya baru berita tertarik saja, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah atau TNI.
imo Dan juga memang dari awal F-16 itu favorit TNI-AU, rakyat mungkin fans dengan Su-27/30 namun TNI-AU sangat mengidolakan pesawat Barat, dan sekutunya seperti F-16.
Rusia cuma jualan doang tidak ada sekalipun menanamkan doktrin ke TNI.
Siapa yang paling rajin beasiswa buat perwira TNI menambah ilmu. Kondisi sekarang perwira yang pro Rusia hampir semua purna tugas. Peluang alutsista Rusia saat ini semakin mengecil tak sama dengan 10 tahun lalu. Sayang saja Rusia tak memanfaatkan kesempatan besar di 1993-2006 ketika embargo masih berlaku
Palagan Syria dan Yaman seharusnya bisa jadi bahan jualan Rusia karena battle proven tapi jauh lebih pintar dimanfaatkan Barat
Siapa bilang???? Bukan TNI au yg gk mau pespur rusia tp banyak sales2 barat yg ingin indonesia balik seperti jaman orde baru yg dibodoh2 us dan antek2nya
Hohoho
Gallium Nitride
Mechanic scanning
Saingan beratnya EL/M-2052 nih!!
Mentok masi pesa su-27,30, harusnya ya su-35 aesa tapi kena caatsa wkwk
Su-35 memang PESA, dengan atau tanpa CAATSA. Memang model Su-35 menggunakan PESA, tidak ada pilihan AESA, Su-35 Rusia termasuk PESA.
Harusnya sih beda basis teknologi aesanya…….radar PS-05A/mk4 adalah “pelopor pengembangan radar aesa utk pespur” berbasis teknologi GaN yg terdepan, krn aplikasi radar aesa berbasis GaN utk pespur lebih “kompleks” mengingat racikan “sistem pembuangan panasnya” lebih rumit mengingat ukuran radar utk pespur yg sangat kompak/ngepres 🤷
Sementaara aplikasi teknologi GaN utk radar kaprang, radar hanud atau AEW sdh banyak dilakukan
Pespur pertama dgn AESA radar Mitsubishi F2 yakni J/APG 2 dari tahun 1995 menyusul Super Hornet block 1.
Aplikasi Gallium Nitride dengan keunggulan lebih hemat energi baru dikuasai 4 vendor yaitu Rathaeyon, Lockheed Martin, Elbit & Saab. EL/M2052 pertama pake beginian
Aplikasi pertama radar buat PAC3 & THAAD
“Ni lho bos rujukannya👇……el/m2052 masih pake basis Gallium Arsenide”
https://www.radartutorial.eu/19.kartei/08.airborne/karte039.en.html
Makin bingung nih pak prabowo…..setelah menyisihkan SU-35, bukannya pilihan makin sedikit tapi malah makin buanyaaaaaak 🙋🙋🙋