[Polling] RGM-84L Harpoon Block II RAN: Lawan Tanding Terberat Rudal Anti Kapal Yakhont TNI AL
|Diatas kertas, boleh jadi kecanggihan kapal perang AL Singapura dan Australia lebih unggul ketimbang kepunyaan TNI AL saat ini. Begitu juga dengan keberadaan kapal selam, sebelum tibanya Changbogo Class, diatas kertas armada siluman bawah laut milik Singapura, Australia dan Malaysia terasa lebih unggul. Namun disisi lain, ada keunggulan komparatif pada kekuatan kapal perang TNI AL, tak lain dengan keberadaan beragam jenis rudal anti kapal (anti ship missile).
Mengikuti jejak sejarah, faktanya Indonesia adalah pelopor penggunaan rudal anti kapal di kawasan Asia Tenggara. Dibuktikan dengan keberadaan rudal P-15 Termit, atau dalam kode NATO disebut sebagai Styx (SS-N-2). Rudal ini terpasang pada KCR Komar Class pada dekade 60-an. Kemudian berlanjut menjadi pengguna rudal anti kapal keluaran Eropa Barat, MM-38 Exocet. Seiring kedatangan frigat Van Speijk Class, TNI AL juga sempat mencicipi RGM-84 Harpoon buatan McDonnell Douglas (saat ini diakuisisi Boeing Defence), AS. Karena persoalan embargo pada tahun 90-an, eksistensi Harpoon tak lama di Indonesia.
Baca juga: PT Len Pasok Combat Management System untuk Frigat Van Speijk Class TNI AL
Baca juga: Styx – Rudal Anti Kapal Pertama TNI AL
Baca juga: Komar Class – Generasi Awal Kapal Cepat Rudal TNI AL
Meski TNI AL kini tak meninggalkan citarasa rudal anti kapal buatan Eropa Barat (NATO), dibuktikan dengan pemakaian rudal Exocet MM 40 Block 2 dan Block 3 di korvet SIGMA dan Bung Tomo Class, racikan gado-gado disuguhkan dengan kental dengan digunakannya rudal anti kapal besutan Cina dan Rusia. Dari Cina ada duo C-802 dan C-705, dan dari Rusia ada P-800/SSN-X-26 Yakhont. Untuk urusan ragam rudal anti kapal, di Asia Tenggara jelas TNI AL jelas terdepan. Tapi manakah diantara rudal-rudal anti kapal TNI AL yang paling unggul?
Baca juga: C-802 – Rudal Penebar Maut dari Cina
Baca juga: Indonesia Konfirmasi Gunakan Rudal Anti Kapal C-705 Untuk KCR60 TNI AL
Kalau untuk urusan kecepatan, kekuatan hulu ledak dan jangkauan, maka Yakonnt si rudal lintas cakrawala ini dinilai yang mempunya efek daya deteren paling maksimal. Kehandalan Yakhont yang tak dimiliki rudal anti permukaan TNI AL lainnya adalah punya kecepatan maksimum hingga 2,5 Mach. Ditambah lagi Yakhont punya jangkauan tembak sangat jauh, tak tanggung-tanggung 300 Km. Dua kemampuan tadi yang hingga kini belum dimiliki jajaran rudal anti kapal TNI-AL. Dengan pola peluncuran VLS (vertical launching system), Yakhont mempunyai bobot dan dimensi yang terbilang bongsor di kelasnya.
Polling Indomiliter
Rudal anti kapal sudah bukan barang mewah lagi, melainkan sesuatu yang wajib ada jika sebuah matra laut ingin menjadi kekuatan yang representatif. Selain ‘kompetisi’ pada keunggulan kapal selam, maka keberadaan rudal anti kapal juga menjadi momok yang amat diperhitungkan secara strategis. Negara tetangga, Australia, Singapura dan Malaysia, meski tak punya arsenal rudal anti kapal ‘sebanyak’ Indonesia, tapi sangat update untuk modernisasi pasa elemen anti ship missile, baik di kapal cepat, frigat, dan korvet.
Baca juga: Yakhont – Rudal Jelajah Supersonic TNI-AL
Baca juga: Exocet MM40 Block 3- Rudal Anti Kapal High Subsonic Andalan Korvet TNI AL
Bila diasumsikan Yakhont adalah rudal anti kapal nomer wahid di TNI AL, maka siapakah lawan tanding terberatnya di kawasan ini? Ini kemudian yang mendasari bagi kami untuk menggelar polling dengan pertanyaan, “Bila Yakhont dipandang sebagai rudal anti kapal andalan TNI AL, maka yang jadi lawan tanding terberatnya adalah?”. Polling telah berlangsung mulai 1 Juli – 5 Agustus 2015. Polling total melibatkan 945 responden dan dilakukan lewat pola one vote one IP (internet protocol).
Lawan tanding yang kami ajukan dalam polling ini adalah RGM-84L Harpoon Block II dari AL Auatralia (RAN/Royal Australian Navy), RGM-84C Harpoon Block II dari dari AL Singapura (RSN/Republic of Singapore Navy), dan Naval Strike Missile dari AL Malaysia (TLDM/Tentera Laut Diraja Malaysia). Perlu dicatatm untuk Naval Strike Missile, belum operasional, mengingat pihak Malaysia baru melakukan order.
Baca juga: RBS-15 MK3- Rudal Anti Kapal Untuk KCR Klewang Class TNI AL
RGM-84L Harpoon Block II (Australia)
Rudal ini digadang sebagai lawan tanding terberat Yakont TNI AL. Dari total 945 responden, 475 responden (50,26%) memilih rudal ini. Merupakan varian mutakhir dari keluarga rudal Harpoon. Varian ini merupakan peningkatan kemampuan Harpoon versi “asasi” yaitu rudal anti kapal. Kapabilitas lebih yang dijanjikan pabrikan adalah kemampuan reattacking, kelincahan manuver di wilayah laut yang padat lalu lintas kapalnya dan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Sebagai pemandu, Block II memakai INS/GPS dari bom berpemandu JDAM (Joint Direct Attack Munition) dengan antena GPS diambil dari SLAM-ER (Standoff Land Attack Missile-Expanded Response). Pihak pabrikan menjanjikan kemudahan integrasi dengan platform yang mengusung varian lawas.
Baca juga: Harpoon – Rudal Canggih Yang “Loyo” Akibat Embargo Militer
RGM-84C Harpoon Block II (Singapura)
Secara fisik varian ini memiliki bentuk dan dimensi yang sama persis dengan varian terdahulu. Perbedaan terletak pada manuver pada fase terminal di mana rudal diprogram untuk menghantam target dari ketinggian terbangnya saja (terbang rendah), alias tanpa mode pop up and dive. Ditinjau dari segi kecepatan, Harpoon digolongkan sebagai rudal sub sonic, kecepatan luncur Harpoon yakni 867 Km per jam atau 240 meter per detik. Rudal ini dipilih 282 responden (29,84%) sebagai lawan tanding terberat kedua untuk Yakhont TNI AL.
Baca juga: Meneropong Kekuatan Rudal Singapura
Baca juga: Artileri Kapal Perang TNI AL, Masih Tertinggal dari Malaysia dan Singapura
Naval Strike Missile (Malaysia)
AL Malaysia memilih Naval Strike Missile (NSM) untuk melengkapi Second Generation Patrol Vessel – Littoral Combat Ship (SGPV-LCS) yang akan dibangun. NSM dibuat oleh Kongsberg Defence & Aerospace, Norwegia. Rudal yang juga bisa diluncurkan dari platform land attack ini terbilan baru, karena baru mulai digunakan pada tahun 2012. Penggunanya pun sampai saat ini baru Norwegia dan Polandia.
Baca juga: Meneropong Kekuatan Rudal Malaysia
Dari segi kecepatan, NSM masuk ke kelas high speed subsonic dengan pola operasi sea skimming. Sebagai sistem pemandu, NSM mengandalkan kombinasi homing imaging infra red, target database, inertial, dan GPS. Rudal berbobot 410 kg dengan hulu ledak 125 kg ini disokong dapur pacu Solid fuel rocket booster dan Microturbo TRI 40 turbojet. Untuk urusan jangkauan, NSM bisa melesat sejauh 185 Km. Naval Strike Missile dipilih 188 responden (19,89%) sebagai lawan tanding terakhir untuk Yakhont.
Yang jadi masalah, saat ini RI mengadopsikan banyak sistim mulai sistim pertahanan Amrik jaman Soeharto, sistim pertahanan Rusia jaman Megawati dan sistim pertahanan campuran Rusia, china dan korea jaman SBY. pertanyaannya, nanti kalo presiden pengganti Jokowi berasal dari militer lagi, sistim pertahanan asal mana lagi yang bakal diadopsi. yang jelas semakin amburadulnya sistim pertahanan RI, apakah tdk jadi suatu masalah yang besar jika kita benar2 di serang musuh….krn butuh tim2 yang bisa mengoperasikan sistim pertahanan tsb menurut asal negara asalnya.
Rudal EXOCET blok3 kita sewaktu ujicoba KRI bung Tomo tdk berjalan mulus, melucur ke dasar laut, hanya yahont yg bisa TNI AL andalkan untuk pertahanan,, yg lain cm sebagai pelapis ja,,
msh exocet blok 2 bawaan paket pembelian asli dari brunei darusalam. yg sdh pake blok 3 baru diponegoro class alias sigma 9113 dan sdh diujicoba sekali & hasilnya msh akurat 100%.
bagi saya rudal anti kapal terbaik tetaplah nsm yg akan dipake tldm krn stealth & sangat cepat serta menjadi favorit pengganti harpoon us navy
Indonesia memiliki banyak ragam rudal pertahann kapal. Tidak menutup kemingkinan barat bahkan sgpr n oztrale akan kelabakan. Niat baik mereka menyiapkan antidot untuk c705 malah yg melspesat adalah yakhont ataupun exocet blockIII , JADI keragaman tersebutlah yg membuat setiap musuh indonesia was was…begitupula dg pespur,kaprang, dll. Krn memang sjatinya kt dikepung dr bwrbagai sudut yg membuat alutsista kt beragam. Spy tidak mudah ditebak begitu saja.. 😀 😛
Dan setiap pembeloan alutsista di tni sll diperhitungkan. Krn memang mencari antidot setiap alutsista yg ttg miliki dan sebagai penggebuk yg memiliki deterjen tinggi.
tiap misile SSM di antero jagat pasti punya nilai plus minus..begitupun dg EXOCETblok3..harpoon RGM84L dll.tapi yg jelas YAKONT dg range 300km milik TNI tetap bisa bikin merinding frigate.LPD.FPB milik RAN.TLDM.RSN dll..tinggal kuantitas YAKONT TNI diperbanyak
yang merinding itu hanya para FANBOY
kalau Militer Asing malah ketawa melihat Yakhont yang bisanya hanya teori saja
Untuk negara dengan kocek cekak, sebenernya lebih ideal pake satu atau dua macam rudal anti kapal saja, kalo banyak2 spt skrng, saya khawatir dukungan logistik dan perawatannya yang malah tidak maksimal.
Hasil uji Rudal Yakhont TNI-AL sangat mengejutkan
Uji-1 : 250Km ternyata meleset
Uji-2 : 120Km baru tepat Sasaran
Sayangnya sasarannya hanya diam, kalau bergerak, bisa kena ngak ?
Jadi yang dipakai dalam uji-2 adalah low-altitude trajectory (lo-lo), mode nya sama dengan Exocet dan C802
sales gripen
@rasputin —> Dukun Cabul
Min mau nanya, kri klewang jadi gk di produksi ulang? Trus udh ada gambaran gk tentang persenjataan nya
Bung Ogan, mungkin bisa lihat di berita terlampir http://www.indomiliter.com/finally-tni-al-resmi-pesan-4-unit-kcr-klewang-class/