Update Drone KamikazeKlik di Atas

[Polling[ Pengadaan Jet Tempur Mirage 2000-5 eks Qatar Sebaiknya Dibatalkan

Meramaikan Debat Capres ketiga yang berlangsung 7 Januari 2024, Indomiliter.com menggelar polling singkat tentang kelanjutan pengadaan 12 unit jet tempur Mirage 2000-5 eks Qatar yang dinyatakan ditunda akibat tekanan anggaran. Meski berat dari aspek anggaran yang mengandalkan pinjaman luar negeri. Namun karena berstatus ditunda, maka masih ada kemungkinan untuk dilanjutkan proses pengadaan ini.

Baca juga: Anti Klimaks, Pengadaan Jet Tempur Mirage 2000-5 eks Qatar Akhirnya Ditunda

Dalam polling ke-23 Indomiliter.com (5 – 8 Januari 2024) yang mengambil pertanyaan, “Pasca pilpres, Menurut Anda Pengadaan Mirage 2000-5 eks Qatar sebaiknya?”. Dari total 1.074 voters, sebagian besar yakni 648 voters (60 persen) memilih opsi dibatalkan, sebaliknya 428 voters (40 persen) memilih untuk dilanjutkannya proses pengadaan senilai US$795,14.

Terlepas dari perbedaan pilihan di antara responden dan kenyataan adanya penundaan pengadaan Mirage 2000-5 eks Qatar, menarik untuk dikupas beberapa poin pro dan kontra atas pilihan “dibatalkan atau dilanjutkan”-nya proyek Mirage 2000-5 kelak, khususnya pasca Pilpres 2024.

Poin “Dilanjutkan” Pengadaan Mirage 2000-5
1. Mengisi Kekosongan Kekuatan (Gap filling)
Mengingat unit perdana Dassault Rafale baru akan tiba pada tahun 2026, maka Kemhan memandang dipelukan kehadiran kekuatan udara untuk mengisi kekosongan, mengingat sudah begitu lama TNI AU belum mendapatkan jet tempur pengganti F-5E/F Tiger II yang pensiun sejak April 2016.

2. Adaptasi Pada Alutsista Buatan Perancis
Dassault Rafale adalah era baru bagi TNI AU untuk mengoperasikan jet tempur buatan Perancis, selain gap filling, hadinya armada Mirage 2000-5 dapat memberikan waktu adaptasi yang ideal bagi pilot dan teknisi TNI AU pada karakteristik alutsista Perancis.

3. Paket Persenjataan
Ada kemungkinan TNI AU mendapatkan paket persenjataan, suku cadang dan logistik ‘lengkap’ atas akuisisi jet tempur Mirage 2000-5 dari Qatar.

4. Jam Terbang Masih Rendah
12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas Qatar yang akan diakuisisi Indonesia masih memiliki 70 persen jam terbang, kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. “Pesawat tempur Mirage 2000-5 masih memiliki masa manfaat sekitar 15 tahun (dengan TNI AU) karena sampai saat ini baru terpakai 30 persen dari total jam terbangnya,” ujarnya.

5. Ketersediaan Pesawat Tempur ‘Bekas Berkualitas’ di Pasaran
Situasi global yang memanas buntut dari perang di Ukraina, Timur Tengah, krisis Taiwan, sampai Semenanjung Korea, menjadikan pilihan terbatas untuk mendapatkan jet tempur bekas berkualitas di pasaran, pasalnya banyak negara yang kini menahan stok jet tempur-nya. Ini artinya opsi Mirage 2000-5 eks Qatar dipandang ideal.

Baca juga: Bila Terpaksa Beli Bekas, Mirage 2000-5 MK2 Uni Emirat Arab Jelas Lebih Ideal

Poin “Dibatalkan” Pengadaan Mirage 2000-5
1. Menyalahi Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan
Undang-udang Pertahanan telah mewajibkan dalam pembelian alutsista menyertakan imbal dagang, kandungan lokal, serta beberapa persyaratan lainnya. Dengan membeli Mirage 2000-5 bekas pakai, maka manfaat dari imbal dagang dan offset tidak akan didapatkan oleh industri pertahanan nasional.

2. Kesesuaian Fitur dan Teknologi
Masih perlu kajian, apakah fitur Mirage 2000-5 ideal untuk kebutuhan TNI AU, mengingat Mirage 2000 Qatar didatangkan pada tahun 1997, fitur seperti radar, perangkat avionik dan persenjaatan yang melekat perlu dikaji lebih dalam, apakah masih sesuai dan serviceable saat dioperasikan TNI AU. Belum lagi varian Mirage 2000-5 Qatar belum siap dengan fasilitas refueling probe, sehingga tidak bisa melakukan pengisian bahan bakar di udara.

3. Suku Cadang
Suku cadang Mirage 2000-5 kini sudah tidak diproduksi oleh Dassault Aviation, sehingga untuk mendapatkannya harus lewat jalur negara pengguna atau black market. Hal ini dikhawatirkan dapat berujung pada membengkaknya biaya pemeliharaan pesawat itu sendiri. (Indomiliter)

17 Comments