[Polling] M16 A2: Lawan Tanding Terberat Senapan Serbu Pindad SS-2
Tersedianya persenjataan modern adalah salah satu kunci sukses pertahanan suatu negara. PT Pindad sebagai penyedia armament TNI terus melakukan pengembangan pada lini senapan serbu mereka. Senapan Serbu 2 (SS-2) adalah salah satu besutan Pindad yang bisa dibilang cukup mendapat perhatian besar.
Baca juga: Kopassus Bantu Pengembangan Senjata PT Pindad
Berbeda dengan pendahulunya, SS-1 yang menggunakan lisensi FN FNC Belgia, Pindad SS-2 adalah rancangan asli PT Pindad yang memadukan desain senapan serbu M16 dan AK47. SS-2 dibuat menggunakan bahan alumunium, sehingga lebih ringan 0,33 kilogram ketimbang SS-1 yang berat paling ringan mencapai 3,75 kilogram. Desain SS-2 juga lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, serta diklaim mempunyai akurasi yang lebih baik.
Baca juga: M16 vs AK-47 – Mana Yang Lebih Unggul?
Kehandalan SS-2 terbukti saat kejuaraan menembak militer internasional AASAM (Australian Army Skill at Arms Meeting). Dengan menggunakan SS2-V4HB, TNI sudah lima kali menjuarai lomba tembak tingkat internasional tersebut. Penggunaan pertama SS-2 pada medan tempur adalah pada tahun 2006 di Aceh. Kehebatan SS-2 mendorong negara lain seperti Bangladesh, Brunei dan Irak melakukan pemesanan. Di lingkup kesatuan TNI, Kopassus tercatat sebagai kesatuan pertama yang menggunakan SS-2, tepatnya pada tahun 2006.
SS-2 dengan kaliber 5,56 x 45 mm memiliki kemampuan rata-rata tembakan 700 butir peluru per menit yang melesat 710 meter per detik dalam jarak efektif 450 meter. Meskipun pengembangan dari SS-1, seorang prajurit dengan SS-2 mudah melakukan tembak jitu pada jarak-jarak tertentu. Sebab SS-2 dibekali pisir putar berbentuk O yang dapat diatur sesuai sasaran (100 m, 200m, 300m, dan seterusnya), mudah menentukan posisi pipi, dan mata pada lubang pisir, serta bisa dipasangi teleskop close quarter/tactical. SS-2 tercatat memiliki sejumlah varian, seperti SS-2 V1, SS-2 V1 Heavy Barrel (HB), SS-2 V2 versi karabin, SS-2 V4 sniper rifle, SS-2 V4 HB dan SS-2 V5 subcompact.
Baca juga: SS-1 R5 – Born to Raiders, Senapan Serbu Kompak dari Pindad
Polling Indomiliter
Dengan prestasi gemilang di kancah internasional, menjadikan peluang ekspor SS-2 cukup terbuka lebar. Lain dari itu, SS-2 sebagai senjata perorangan pada prajurit kombatan TNI pun dipandang mampu menandingi kualitas senapan serbu dari negara-negara lain, yang dalam dimensi lain juga berpotensi berkonflik dengan Indonesia di masa depan.
Berangkat dari peran penting SS-2 dalam perjalanan kekuatan militer Indonesia, Indomiliter.com menggelar polling dengan pertanyaan, “Pindad SS-2 punya reputasi yang cukup baik, menurut Anda siapa lawan tanding terberat senapan serbu ini”. Polling digelar sejak 11 Oktober hingga 11 Novemver 2016 dengan partisipasi 1.589 responden. Polling ini kami lakukan dengan pola one IP one vote, alias lewat satu device untuk satu kesempatan memilih.
Dalam polling ini, Pindad SS-2 disandingkan dengan senapan serbu milik Cina, yakni QBZ-95, senapan serbu M16 A2 dari Amerika Serikat, senapan serbu SAR21 dari Singapura, F88 Austery dari Australia, dan senapan serbu Steyr AUG yang digunakan Malaysia. Khusus untuk Malaysia, kini peran senapan standar telah digantikan oleh M4, meski sejatinya M4 masuk kelas karabin. Deretan lawan tanding SS-2 adalah senapan serbu dengan kaliber 5,56 x 45 mm, kecuali QBZ-95 yang menyokong kaliber 5,8 x 45 mm, meski akhirnya karena kurang puas, akhirnya Cina merilis varian 5,56 mm x 45 dengan sebutan QBZ-97.
Baca juga: Ini Dia Spesifikasi SS-3, Senapan Serbu Terbaru dari PT Pindad
Colt M16 A2
M16 adalah senapan serbu buatan Amerika Serikat yang legendaris. Senapan ini digunakan sebagai senapan serbu utama infanteri Amerika Serikat sejak 1967, dan sampai saat ini telah dikembangkan dalam berbagai variasi. Tidak kurang dari tujuh manufaktur senjata di luar AS yang kini memegang lisensi untuk memproduksi M16.
Dan dalam polling, M16 yang dirilis perdana oleh Colt Manufaturing Company menempati posisis teratas sebagai lawan tanding terberat untuk SS-2. M16 A2 dipilih oleh 789 responden (49,65%) dari total 1.589 responden.
M16 A2 berasal dari penyempurnaan tipe M16 A1 pada tahun 1982. Pada M16 A2 dilakukan seabreg penyempurnaan Colt, dimulai dari bekalang, popor dan pistol grip pada M16 A2 dibuat lebih panjang untuk meningkatkan kenyamanan operator dalam membidik. M16 A2 juga punya material plastik lebih tebal dan berkualitas, sehingga tidak mudah pecah. Juga diperkenalkan carry handle dan sight baru yang memilki setelan arah angin.Problem pengguna kidal diakomodasi dengan menambahkan brass deflector, tepat dibelakang dust cover. Selain itu M16 A2 mengguakan heavy barrel dengan twist 1:7, membuat peluru dapat berputar lebih cepat.
Baca juga: SS-1 M Series – Berlapis Phosphate Diciptakan Untuk Marinir TNI AL
Secara umum, M16 A2 punya kecepatan tembak 700 – 950 peluru per menit. Kecepatan luncur proyektil 948 meter per detik, dan jarak tembak efektif 550 meter untuk poin target dan 800 untuk area target.
SAR21
SAR (Singapore Assault Rifle 21 Century) bisa dibilang lambang kedigdayaan Singapura dalam rancang bangun senapan serbu. SAR21 dengan desain bullpup dipilih oleh 334 responden (21,02%), menjadikan senapan canggih ini menempati urutan kedua sebagai lawan tanding terberat untuk Pindad SS-2. SAR21 diproduksi oleh ST Kinetics, desain senjata ini dirilis pada tahun 1996 dan mulai dioperasikan militer Singapura mulai tahun 1999.
Diproduksi dalam berbagai varian, SAR21 secara umum memiliki performa kecepatan tembak 650 peluru per menit. Kecepatan luncur proyektil 970 meter per detik, dan jarak tembak efektif 460 – 800 meter. Di luar Singapura, SAR21 juga digunakan oleh Brunei, Maroko, Peru, Thailand, Sri Lanka dan Indonesia. Di Indonesia, SAR21 digunakan secara terbatas oleh Paskhas TNI AU.
Baca juga: Pindad SS2-V7 – Senjata Subsonic dengan Kaliber 5,56 mm
F88 Austery
Seperti halnya SAR21, F88 Austery juga merujuk pada desain bullpup assault rifle. Desain senjata serbu ini mengacu pada rancangan Stery AUG dari Austria. Dari segi penamaan F88 karena senjata ini mulai digunakan militer Australia pada tahun 1988, F88 digadang sebagai senapan serbu Steyr AUG yang dioperasikan militer Australia. F88 diproduksi oleh Thales Litgow Small Army Factory Australia.
Sekilas pandang banyak kemiripan antara Steyr AUG dan F88, namun bila dicermati pada F88 sudah dipasangi picatinny rail pada bagian atas receiver-nya, menjadikan desain senjata lebih mudah dipasangi berbagai perangkat teleskop. Secara umum F88 mempunyai performa kecepatan tembak 700 peluru per menit. Kecepatan luncur proyektil 969 meter per detik, dan jarak tembak efektif 300 – 500 meter. Dengan tuntutan tugas tempur yang tinggi, F88 kini telah di upgrade menjadi EF88. Dengan popularitas Australia dimata responden, F88 Austery menempati posisi ketiga sebagai lawan tanding untuk Pindad SS-2. F88 Austery dipilih oleh 253 responden (15,92%).
Baca juga: CZ805 Bren – Senapan Serbu dari Eropa Timur Bercitara Rasa NATO
Steyr AUG
Selain Australia, Malaysia juga pernah menjadi pengguna Steyr AUG (Armee Universal Gewehr) sebagai senapan serbu nasional. Meski porsi senjata standar di Malaysia telah digantikan oleh M4 carabine, populasi Steyr AUG yang dioperasikan militer Malaysia masih cukup besar. Steyr AUG yang dioperasikan Malaysia adalah produksi yang dilensi oleh SME Ordnance, senjata bullpup ini mulai diproduksi secara lokal di Malaysia sejak tahun 1991.
Secara umum, Steyr AUG punya kecepatan tembak 750 peluru per menit. Kecepatan luncur proyektil 970 meter per detik, dan jarak tembak efektif 300 – 500 meter. Steyr AUG yang di Indonesia juga akrab digunakan satuan Brimob Polri, dipilih oleh 115 responden (7,24%) sebagai lawan tanding ketiga untuk Pindad SS-2.
Baca juga: H&K HK416 – Senapan Serbu dengan Akurasi Tinggi dan Kualitas ‘Sebandel’ AK-47
QBZ-95/97
Dengan adopsi desain senjata serbu model bullpup, sosok tentara Cina kini terlihat sebagai kekuatan yang lebih modern. Debut QBZ-95 pertama kali terendus publik pada tahun 1997, yakni saat upacara penyerahan Hong Kong dari pemerintah Inggris ke Cina. Banyak yang menyebut desain senjata produksi Norinco ini mencomot rancangan senjata serbu FAMAS buatan Perancis.
Baca juga: FAMAS – Senapan Bullpup Perancis, Ikut Jadi Pegangan Kopassus TNI AD
QBZ-95 mendapat urutan terakhir sebagai lawan tanding untuk Pindad SS-2, senjata perorangan yang aktif digunakan militer Cina di Laut Cina Selatan ini dipilih oleh 98 responden (6,17%). Dari segi performa, QBZ-95 punya kecepatan tembak 650 – 800 peluru per menit. Kecepatan luncur proyektil 790 meter per detik, dan jarak tembak efektif 400 – 600 meter. (Indomiliter)
Ijin nyimak
Yang PAling Mantab itu yg ga pernah dipublish ke masyarakat luas….
SS2 V3…..itu varian dari keluarga SS yg hanya digunakan oleh anggota Kopassus…
Kalo ngga salah jarak akurassinya sampai 700 -900M.
CMIIW
Kalau saya menilai seluruh senjata sama saja baiknya ,tergantung siapa yang menggunakannya .Senjata buatan barat bagus tapi dirancang untuk postur tubuh mereka yang jelas beda dengan orang asia. Jadi mereka merancang untuk postur tubuh mereka .Kalau di pakai orang asia tentu tidak cocok karena postur tubuh lebih kecil dan pendek .
Kita termasuk beruntung punya PINDAD yang merancang senjata sesuai dengan postur tubuh orang Indonesia . Kelebihan lainnya adalah tentu anti embargo .
yang penting buat TNI didesain dengan kualitas dan kualifikasi lebih tinggi dari versi export
bangga dengan produk dalam negeri. semoga ke depan mampu lebih bersaing dengan produk luar.
tetangga rame2 pake bullpup ironisnx para inovator bullpup sprt prancis & inggris mulai berganti kembali ke desain konvensional
@admin
bikin jg survei tentang medium range sam favorit dmn selain nassams & trio tiongkok dimasukkan jg kuda hitam sprt buk, bamse, km sam, mica & spyder
Oke mas, idenya boleh juga 🙂
setuju min. secepatnya ya polling medium SAM nya
kenapa negara pelopor bullpup balik lg ke desain konvensional? Apa nilai lebih desain konvensional ini?