[Polling] F-15SG RSAF: Lawan Tanding Terberat Sukhoi Su-27/30 TNI AU
|
Sepanjang ada kesamaan kepentingan, hubungan antar negara bertetangga dipastikan bakal harmonis. Tapi lain halnya bila antar dua negara punya kepentingan yang jauh berbeda, bahkan satu sama lain saling berseberangan atas suatu isu. Bisa jadi yang muncul adalah konflik, seperti yang kita lihat di sengketa kepulauan laut Cina Selatan.
Baca juga: Mulai 2029, Singapura Tempatkan Skadron F-15SG dan F-16 di Guam
Dalam konteks kekinian, Indonesia pun punya sisi rawan pada hubungan bertetangga, khususnya dengan Australia, Malaysia, dan Singapura. Berlandaskan kepentingan nasional, hubungan Indonesia dengan ketiga negara tersebut kerap melalui phase pasang surut. Nah, bicara lebih detail pada potensi konflik, banyak pengamat memberikan analisis, bawah sampai 10 tahun kedepan Indonesia tidak akan menghadapi perang terbuka. Mungkin bisa kita amini hasil analisa tersebut, tapi pada kenyataan potensi konflik berskala kecil mudah meletup seketika.
Dengan Malaysia, masih terbuka terjadinya ‘keributan’ di seputaran blok Ambalat, belum lagi pada masalah patok di perbatasan Kalimantan, dan isu penyiksaan tenaga kerja. Dengan Singapura, masalah sentimen bisa mencuat seputar reklamasi, batas wilayah, dan perijinan terbang. Dengan Australia, isu manusia perahu bisa menjadi bom waktu, belum lagi ada ‘kenangan’ pahit saat lepasnya Timor Timur dari NKRI. Bicara tentang konflik ringan yang sifatnya lokal, skenario yang paling mudah jadi kenyataan adalah gesekan di laut dan terjadinya duel di udara. Gesekan di laut sudah ada buktinya, yakni pada kasus saling serempet pada tahun 2005, antara kapal perang TNI AL dan TLDM (AL Malaysia) di blok Ambalat. Duel di udara juga nyaris terjadi antara Hawk 200 TNI AU dengan F/A-18 Hornet RAAF (Australia) pada 16 September 1999.
Mengingat setiap konflik lokal bisa berubah menjadi konflik militer terbuka, di skenario kan yang nantinya mengambil peran strategis adalah alutsista papan atas yang memegang peranan penting. Bila di laut yang akan beraksi adalah frigat, korvet, dan kapal selam. Maka pada matra udara yang jadi andalan adalah jet tempur lapis pertama. Keberadaan jet tempur lapis pertama inilah yang diyakini akan membuka serangan awal dan menentukan jalannya pertempuran. Jagoan TNI AU saat ini adalah Sukhoi Su-27SKM dan Su-30MK2. Sementara jagoan AU Malaysia adalah Sukhoi Su-30MKM, sementara jet tempur andalan Negeri Kangguru adalah F/A-18 Super Hornet, dan jawara jet tempur Singapura adalah F-15SG Eagle.


Polling Indomiliter
Harus diakui, kerjasama militer antar matra di ketiga negara lumayan erat saat ini, terutama dengan Australia dan Singapura. Tapi kembali lagi, bukan tak mungkin antar jawara angkasa keempat negara bertetangga ini akan bertemu, bukan dalam sesi latihan tempur, melainkan dalam aksi nyata dog fight di udara. Tanpa berharap terjadinya perang, Indomiliter.com sejak 3 sampai 13 Oktober 2013 telah menggelar polling dengan tema “Siapakah Lawan Tanding Terberat Su-27/30 Flanker TNI AU?” Lewat pola one IP one vote, terjaring 342 responden.
Dari hasil polling, menjadi lawan terberat Sukhoi TNI AU ternyata adalah F-15SG RSAF (Republic of Singapore Air Force). F-15SG dipilih oleh 142 responden (41,52%). Dipilihnya F-15SG sebagai lawan tanding terberat Sukhoi Su-27/30 tak lain karena keduanya punya misi utama pada air superiority, sehingga dalam benak banyak orang kedua jet tempur merupakan lawan tanding yang benar-benar sepadan. Jet tempur buatan Boeing ini sudah battle proven, Singapura memiliki 24 unit F-15SG yang ditempatkan di lanud Paya Lebar.

Kemudian, peringkat kedua lawan tanding Sukhoi TNI AU adalah F/A-18 Super Hornet RAAF (Royal Australian Air Force). Jet tempur ini dipilih oleh 107 responden (31,29%). Kedua jet tempur ini pun sudah pernah berlatih olah tempur bersama dalam Pitch Black 2012 di lanud Tindal dan Darwin. Jet tempur multirole yang ideal dilepaskan dari kapal induk ini sudah tergolong battle proven, dan RAAF total memiliki 24 unit F/A-18 Super Hornet.
Lawan tanding ketiga Sukhoi TNI AU tak lain tipe jet tempur yang sama, meski hanya beda versi. Yakni Sukhoi Su-30MKM TUDM (Tentara Udara Diraja Malaysia) yang dipilih 93 responden (27,19%). Malaysia total memiliki 18 unit Su-30MKM, antara Sukhoi Indonesia dan Malaysia punya kecanggihan yang setara, meski dalam hal kelengkapan senjata, Malaysia sudah jauh lebih dulu dipersenjatai, sementara Sukhoi TNI AU masih terbilang baru dalam kelengkapan senjata, termasuk hadirnya rudal Vympel R-27 dan Kh-31P. Perlu juga dicermati, Malaysia terbilang padat jet tempur di lapisan pertama, Negeri Jiran ini juga punya F/A-18 Hornet dan MiG-29 Fulcrum.


Sebagai catatan, keempat jawara jet tempur milik Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Australia sama-sama menggunakan dua mesin jet, punya kemampuan isi bahan bakar di udara, dan predikat duel di udara yang relatif setara, begitu pula dengan dukungan persenjataan yang menyertai. Australia dan Singapura bahkan punya rencana strategis yang sama dalam pengadaan jet tempur. Kedua negara sekutu AS ini telah mencanangkan untuk mengadopsi jet tempur F-35 Lightning II buatan Lockheed Martin. Bahkan, Australia sudah memesan 100 unit stealth fighter F-35 yang rencananya mulai akan diterima pada tahun 2020. (Haryo Adjie)
kemenhan dan komisi 1 dpr harus segera membeli rudal s300 dan s 400 di tempatkan di setiap kota besar di indonesia mulai dari ACEH, MEDAN,PEKANBARU RIAU, JAMBI, PALEMBANG, LAMPUNG, JAKARTA, JAWA TENGAH, BANDUNG, JAWA BARAT, SURABAYA, KUPANG, PAPUA, MAKASAR, MALUKU, KALIMANTAN DLL.serta pesawat berlapir lapis mulai dari f 16, super tucano, t50,shukoi, pakfa50, kalo boleh beli juga sama amerika f35nya,kapal selam 500 buah, radar yang banyak. serta hutan gambut di sumatra dan kalimantan di jaga. jadi kalo ada negara tetangga yang macam macam mau menyerang indonesia , maka di bakar dulu hutan gambutnya. dan kalo negara itu sudah kelimpungan kena asap baru kita melawan dengan lapis senjata yang ada akan denan mudah
Jgn percaya dgn analisa bahwa sampai 10 tahun ke depan Indonesia tidak akan terjadi perang terbuka dgn negara lain. Ini analisa yg menyesatkan. Meninabobokan Indonesia agar adem ayem melihat geliat angkatan perang negara tetangga yg semakin canggih. Al hasil kita sering diremehkan oleh negara kecil. Kita tdk pernah bayangkan kalau negara jiran berani mengklaim blok ambalat sambil unjuk kekuatan militer mereka. Juga tidak pernah terlintas oleh kita kalau australia pernah ada rencana me ngebom jakarta saat jajak pendapat di Timor timur.
Itu semua terjadi karena kita terlena dgn analisa sesat diatas. Sekarang sdh saatnya terbangun dari tidur. Saatnya memperkuat persenjataan militer Indonesia agar disegani dunia setidaknya tdk di remehkan atau dipermalukan oleh militer negara tetangga.
Jika Militer Indonesia ingin Kuat perbanyak jet tempur jenis sukoi yg sudah teruji kehandalannya. saat latihan militer dgn australia sukoi cukup disegani oleh angkatan udara australia. Karena jika benar2 terjadi perang terbuka yg sangat menentukan kemenangan adalah serangan udara pesawat tempur. Yg dgn sangat cepat bisa melumpuhkan musuh.
Kedua perbanyak rudal jarak jauh. Jika saja kita memiliki rudal dgn jangkauan mencapai 900 km maka tdk ada satupun kota di negara malaysia, singapura bahkan australia yg lepas dari serangan rudal Indonesia. Rudal adalah sangat dihandalkan pada era perang moderen saat ini. Karena serangan rudal sangat efektif efesian dan sangat mematikan musuh. Anda tahu pada perang teluk yg diprakarsai Amerika? Hanyak dgn mengandalkan serangan udara dan rudal. Fungsi angkatan darat hanya menguasai dan melumpukan sisa2 pasukan musuh.
Siapkan 1.000 rudal dan arahkan ke australia 200 rudal ke malaysia 100 rudal dan ke singapura cukup 50 rudal. Maka saat itu juga Indonesia akan disegani dunia setidaknya tdk diremehkan negara tetangga. Negara lain akan berfikir seribu kali untuk mengganggu kedaulatan NKRI.
Hanyo para pejabat sipil pejabat militer dan anggota dewan mari bersatu memikirkan kejayaan bangsa. semoga
bismillah,sebagai rakyat indonesia mengucapkan selamat buat keluarga TNI.AU dengan rencana meng-akuisisi su.35 bm rusia ini,peran dari f.5 tiger maupun hawk jangan dihilangkan minimal dapat diupgrade disatukan dalam skadron sekolah latih tempur-pilot junior.sebagai rakyat kami berharap juga untuk keluarga TNI.AL juga dapat dianggarkan pengadaan kapal selam kelas kilo dan armur rusia.plus penambahan rudal s.300,hq.16,Brahmos perlu diperhatikan kekuatan arhanudse kita lemah.
bismillah selain penambahan alutsista kami berharap agar nilai kesejahteraan warga prajurit TNI dan keluarganya dinaikkan dari nilai kesejahteraan yang ada,terutama kesejahteraan para pejuang kemerdekaan,veteran,wara kauri dan keluarganya,terutama segi perumahan yang ada.suka tidak suka harus diperhatikan saudaraku panglima,saudaraku menhan,saudaraku komisi I DPR RI F.PAN yang terpilih…kalau ir.soekarno dapat mendatangkan alutsista kenapa tidak pemimpin baru kita harus lebih jauh berani datangkan yg baru
yang paling penting harus punya penangkal udara Patsir-s1,buk me2 dan S-300/400.ditambah radar yg super canggih,pasti bingung tu tetangga sebelah bro…
Sbelum Ngomongin ini, Sadar gx Wilayah Udara qt ni di Atur m Singapur yg notabene ATSny RI, aneh qt yg pny wilayah tp mnta izin m negara lain, tp mw di apakan lg slain dr SDM n Alutista yg krg mumpuni jd lah qt “adek” bagi negara tetangga,
tp ya sudah la qt hny rakyat biasa yg slalu menanggung beban akibat sikap pemerintah,
Sukhoi 30mkm Malaysia tak sama dengan Su30 Indonesia dari segi kemampuan radar. Radar SU30mkm Malaysia radar lebih cangih pak.
Pesawat bekas pun bangga….hahahhaha
SU 30MKM TUDM dibuat berdasarkan Su 30 MKI yg juga menggunakan teknologi buatan barat. jadi Sukhoi malaysia lebih superior ketimbang TNI AU. malaysia beli 18 sukhoi= 800 jt$, indonesia beli 16 sukhoi= 1,3 miliar $ ( kalo gak salah)
jadinya timpang harganya. :v