Update Drone KamikazeKlik di Atas

[Polling] Airbus A400M Atlas: Calon Pengganti Terkuat C-130B Hercules TNI AU

P_20160217_144025

Semakin uzurnya usia pesawat angkut berat C-130 Hercules, khususnya tipe B yang telah memperkuat TNI AU sejak tahun 1960, mendorong pemerintah untuk segera mengganti armada sepuh C-130B. Terkait alasan keselamatan dan tiadanya ToT (Transfer of Technology), maka perintah dari Presiden Jokowi kepada Panglima TNI sudah sangat jelas, jangan membeli alutsista bekas atau terima hibah lagi.

Baca juga: C-295M – Pesawat Angkut Taktis Lapis Kedua TNI AU

Berangkat dari rencana strategis, Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah merancang program penggantian C-130B pada periode MEF (Minimum Essential Force) II, yang masuk pada rentang 2015 – 2019. Meski sampai saat ini belum ada kontrak pembelian pesawat angkut berat oleh Kemhan, namun TNI AU selaku operator telah memilah-milah opsi pesawat angkut pengganti C-130B Hercules.

Baca juga: KC-130B Hercules – Tingkatkan Endurance Jet Tempur TNI AU

151611_pesawat-airbus-a400m-di-halim-perdanakusuma_663_382

Mengambil latar dari pernyataan KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna di situs Tempo.co (6/7/2015), bahwa TNI AU tengah mengincar dua pesawat angku berat, yakni Airbus A400M dan Antonov An-70. Agus Supriatna mengatakan kedua jenis pesawat punya daya angkut yang lebih besar ketimbang Hercules C-130. Agus mencontohkan TNI AU membutuhkan sembilan – sepuluh unit Hercules untuk mengangkut satu batalion pasukan yang berjumlah 700-1000 orang. Sementara jika menggunakan A400m Atlas atau An-70, hanya butuh empat unit pesawat untuk mengangkut jumlah pasukan yang sama.

Baca juga: Antonov An-12B Cub – Eksistensi Pesawat Angkut Berat TNI AU Yang Terlupakan

Meski begitu, bukan berarti keluarga C-130 Hercules lantas ditinggalkan dalam program pengadaan, justru dari internal TNI AU lebih memilih versi anyar Hercules, yakni C-130J Super Hercules besutan Lockheed Martin. Alasannya jelas, proses transisi ke C-130J akan lebih mudah dibanding mengoperasikan pesawat jenis baru yang teknologinya berbeda, plus awak dan teknisi TNI AU sudah lama mengenal karakteristik keluarga Hercules.

Airbus A400M Atlas AU Malaysia, saat dipamerkan di Singapiore Airshow 2016.
Airbus A400M Atlas AU Malaysia, saat dipamerkan di Singapiore Airshow 2016.

Tantangan terberat dalam program penggantian C-130B Hercules adalah persoalan biaya, maklum harga yang diketok untuk per unit, baik itu A400M Atlas, An-70, dan C-130J sangat mahal. Sebut saja harga satu unit A400M Atlas bisa mencapai 152,3 juta euro (sekitar Rp2,6 triliun), An-70 dikisaran 60 – 70 juta euro (sekitar Rp1,5 triliun), dan C-130J Super Hercules untuk internasional sales bisa dikisaran 120 juta dollar (sekitar Rp1,6 triliun). Dari gambaran diatas, bisa dipastikan pengadaan pesawat angkut berat akan cukup menguras anggaran belanja pertahanan, maka tak heran bila nanti ada deal pembelian, paling banter yang dibeli mungkin paling banyak empat unit saja. Sebagai informasi, AU Malaysia (TUDM) telah membeli empat unit A400M Atlas.

Polling Indomiliter
Berangkat dari semangat untuk melihat TNI agar bisa mendapatkan alutsista baru yang berkualitas, maka Indomiliter.com menggelar polling dengan pertanyaan, “Usia C-130 Hercules TNI AU Telah Menua, Menurut Anda Siapakah yang Layak Menjadi Penggantinya?.” Polling telah kami gelar dari tanggal 28 Maret – 28 April 2016 di halaman Indomiliter.com web version. Dan polling dilakukan dengan metode one vote one IP. Jumlah responden yang berpartisipasi mencapai 1.337, dan dari output yang dihasilkan, terlihat perspektif yang menarik tentang siapa yang paling pas mengisi “hanggar” pesawat angkut berat masa depan TNI AU.

123

Airbus A400M Atlas
Pesawat yang sempat tampil di film Mission Impossible 5 – Rogue Nation ini menjadi yang paling diunggulkan sebagai calon pengganti C-130 Hercules. Dari 1.337 responden, 525 diantaranya (39,27%) memilih pesawat besutan Airbus Miltary ini.

Baca juga: Airbus A400M Atlas – Next Generation, Pesawat Angkut Berat Strategis TNI AU

800x600_1334772551_A400M_In

Pihak Airbus Military memang lumayan gencar mengadakan pendekatan, beberapa kali A400M hadir di Tanah Air. Pertama kalinya mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma pada 18 April 2012. Dan, belum lama juga hadir menyertai rombongan pesawat demo Rafale pada 23 Maret 2015 lalu di Lanud Halim Perdanakusuma. Pihak pabrikan yang dimotori militer Perancis terbilang gencar melibatkan promo A400M dalam dukungan beberapa operasi militer Perancis, seperti di kawasang Afrika.

Ditilik dari kemampuan angkut dan jangkauan, Airbus A400 berada di antara pesawat angkut strategis C-17 Globemaster III dan C-130J Hercules. Dari sisi teknologi, Atlas punya inovasi tinggi dengan adopsi sistem kemudi fly by wire yang memudahkan penerbangan, sistem forward facing crew cockpit yang membuat operasi penerbangan efisien, dan ruang kabin terbesar yang memungkinkan penerbangan jarak jauh menjadi lebih hemat. Karena sudah serba terkomputerisasi, A400M hanya membutuhkan tiga awak, yakni pilot, kopilot dan loadmaster.

Sebagai pesawat angkut berat, A400M punya ruang kargo dengan lebar 4 meter, tinggi 3,85 meter, dan panjang 17,71 meter, pesawat ini mampu mengangkut kargo dalam berukuran besar seperti helikopter NH90 atau CH-470 Chinook atau dua buah kendaraan pengangkut infanteri Stryker. A400M juga bisa mengangkut truk semitrailer dengan peti kemas berukuran 6,906 meter. Kapasitas muatan keseluruhan mencapai 37 ton.

Bila Airbus A400M yang akhirnya terpilih, maka PT Dirgantara Indonesia (DI) sebagai mitra strategis dari Airbus Group tentu akan mendapat angin segar, terutama terkait ToT yang selama ini telah berjalan cukup lama.

Antonov An-70
Yang ini terbilang pemain baru dalam jagad pesawat angkut berat. An-70 adalah pesawatadalah pesawat empat mesin yang dikembangkan Ukraina dan Rusia. An-70 punya ruang kargo berukuran panjang 22,4 meter, lebar 4,80 meter dan tinggi 4,40 meter. Dikombinasikan dengan kemampuan daya jelajah 6. 598 km (dengan 20.000 kg payload) dan muatan maksimum 47 ton, menempatkan An-70 dalam kategori yang sama dengan A400M Atlas dari Airbus.

an70_antonov

Tetapi pesawat ini juga mengalami masalah dalam pengembangannya, akibat konflik Ukraina- Rusia menyebabkan Moskow kemudian menarik diri dari program tersebut. Dengan program yang dipimpin oleh Ukraina tetapi sebagian besar dibiayai oleh Rusia. Proyek jadi kacau balau karena konflik di negara tersebut. Terlebih proyek ini melibatkan kepentingan Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia telah menghapus Antonov An-70 pesawat angkut militer. Sedangkan Ukraina pada Januari 2015 menyetujui produksi pesawat ini dan akan memperkenalkan ke layanan angkatan bersenjatanya. Serial produksi sekarang akan mulai, meskipun perusahaan tidak menentukan jadwal secara pasti. Antonov An-70 dipilih ditempat kedua sebagai calon pengganti C-130B Hercules oleh 448 responden (33,51%).

Lockheed Martin C-130J Super Hercules
Bila akhirnya C-130J memperkuat armada Hercules TNI AU, maka akan jadi teman yang pas bagi generasi C-130 H/HS/L-100-30 yang masih akan terus dioperasikan Skadron 31 dan Skadron 32. C-130J Hercules berada diposisi ketiga sebagai favorit pengganti C-130B, statistiknya pesawat ini dipilih oleh 364 responden (27,22%).

Baca juga: C-130H MP Hercules – Pesawat Intai Maritim TNI AU Dengan Kemampuan Long Endurance

C-130J Super Hercules AU AS, saat dipamerkan dalam Singapore Airshow 2016.
C-130J Super Hercules AU AS, saat dipamerkan dalam Singapore Airshow 2016.

Konsepnya, C-130J hanya membutuhkan dua kru di kokpit (plus 1 loadmaster di ruang kargo). Fungsi kru lain digantikan oleh komputer. Versi terakhir ini dilengkapi peralatan navigasi digital tercanggih dan berkat adanya kemampuan high resolution ground mapping dari radar APN-241 Low Power Color Radar, HUD, missile warning system, countermeasures system, dan ILS. Hercules super canggih ini juga dapat beroperasi dan melakukan dropping di segala cuaca dan keadaan dengan presisi tinggi.

Baca juga: Perkuat Program Pelatihan Pilot, TNI AU Datangkan Simulator C-130H Hercules dari Australia

maxresdefault

Dibanding A400 dan An-70, dimensi C-130J tentu lebih kecil, dan itu berimbas ke kapasitas payload yang maksimum 20 ton. Tanpa bahan bakar cadangan, C-130J dapat menjelajah sejauh 5.250 km. Dapur pacunya disokong mesin Allisonn AE2100D3 berdaya 4.591 HP per unitnya. Putaran mesin dikontrol sepenuhnya oleh Full Authority Digital Electronic Control (FADEC), sehingga keseimbangan antar mesin terkendali dan juga dapat membuat jarak pengereman saat mendarat menjadi lebih pendek. Dibanding generasi C-130 sebelumnya, Super Hercules punya bilah baling-baling yang berbeda. Yang digunakan mengadopsi buatan Dowty Aerospace berbahan dasar komposit berbilah enam R391. Selain itu, C-130J juga mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara. (Ind)

21 Comments