PLL-09 Self Propelled Amphibious Howitzer: Pilihan Cina Untuk Brigade Penyerbu Reaksi Cepat
|Self Propelled Howitzer (SPH) alias Howitzer Swagerak sudah bukan barang baru buat TNI, tapi lain cerita dengan SPH berkemampuan amfibi, karena faktanya belum ada di lini persenjataan TNI AD dan TNI AL. Korps Marinir beberapa waktu lalu pernah dikabarkan tertarik dengan 2S31 Vena Self Propelled Mortar buatan Rusia, tapi toh sampai saat ini belum ada kejelasannya lebih lanjut.
Baca juga: 2S31 Vena Self Propelled Mortar – Mulai Dilirik Untuk Perkuat Artileri Marinir TNI AL
Namun datang bak kuda hitam, dari Cina kini meluncur PLL-09, sosok ranpur SPH amfibi, bukan dari basis kendaraan roda rantai, melainkan dari kendaraan roda ban (panser) 8×8. Dengan mobilitas yang tinggi, punya kaliber besar 122 mm, dan setelah digunakan angkatan darat sejak 2009, kini Marinir Cina diwartakan bakal menggunakan PLL-09.
Dengan adopsi PLL-09 oleh Marinir Cina, maka peran SPH 8×8 ini diproyeksikan untuk misi ofensif. Dikutip dari military-today.com, peran PLL-09 dipersiapkan untuk mendukung bantuan tembakan tidak langsung (indirect fire support) pada penggelaran brigade penyerbu reaksi cepat. PLL-09 sendiri dibangun dari basis ranpur APC (Armored Personnel Carrier) ZBL-09 Snow Leopard 8×8.
Sementara sebagai senjata andalan dipilih Howitzer PL96 (Type 96) kaliber 122 mm. Meriam ini tak lain adalah copy-an dari Towed Howitzer D-30. Dengan 20 tahun lebih penggunaan PL96 oleh militer Cina menjadi bukti kehandalan Cina dalam memasarkan senjata ini. PLL-09 mengusung sistem loading munisi semi otomatis. Howitzer ini menggunakan amunisi yang dimuat terpisah dengan proyektil dan muatannya. Sebagai pilihan munisi adalah HE-FRAG (fragmentaasi), cargo, incendiary, smoke dan illumination. Dalam satu misi tempur, PLL-09 dapat membawa 40 butir munisi.
Jarak tembak maksimum Howitzer PL96 PLL-09 mencapai 18 km dengan simulasi munisi HE-FRAG. Sementara dengan penggunaan proyektil jarak jauh, jarak tembak bisa digenjot sampai 27 km. Hebatnya, PLL-09 juga sanggup melepaskan proyektil berpemandu laser dengan basis teknologi Kitolov projectile dari Rusia. Sebagai persenjataan yang terbilang baru dan modern, PLL-09 sudah dilengkapi computerized fire control system yang dipadukan dengan digital ballistic computer. Kesemuanya dipercaya akan dikombinasikan pada lingkup Battlefield Management System.
Struktur kubah PLL-09 dibangun dengan welded steel hull ant turret. Sebagai bentuk perlindungan, bagian depan kendaraan mampu menahan terjangan proyektil 12,7 mm, sementara secara keseluruhan bodi PLL-09 mampu menahan sengatan proyektil 7,62 mm. Awak ranpur ini telah dilengkapi dengan sistem pelindung anti nubika dan pencegah kebakaran otomatis.
Dapur pacu PLL-09 disokong mesin diesel Deutz BF6M1015C turbocharged dengan kekuatan 440HP, mesin merek Jerman yang diproduksi secara lisensi oleh Cina. Posisi mesin disematkan di bagian depan. Kendaraan dilengkapi dengan sistem pengaturan tekanan ban untuk meningkatkan mobilitas di atas medan yang sulit. Menyandang status sebagai kendaraan amfibi, PLL-09 dilengkapi dua unit waterjet yang ada di bagian belakang. Dengan bobot 21 ton, PLL-09 dapat melaju dengan kecepatan 100 km per jam di darat, dan di air maksimum 8 km per jam.
Baca juga: Norinco ZBD05 – Tank Amfibi dengan Kemampuan ‘Berenang’ Tercepat
Pada September 2016, militer Cina dilaporkan telah melakukan uji coba penembakkan PLL-09 Pegunungan Pamirs, wilayah yang dikuasai etnis Uygur. (Bayu Pamungkas)
Spesifikasi PLL-09:
– Crew: 4 ~ 5 men
– Weight: 21 ton
– Length: 8 meter
– Width: 3 meter
– Height: 3 meter
– Main gun: 122 mm howitzer
– Projectile weight: 14 – 22 kg
– Maximum firing range: 18 – 27 km
– Maximum rate of fire: 6 – 8 rpm
– Elevation range: – 3 to + 70 degrees
– Traverse range: 360 degrees
– Ammunition load: 40 rounds
– Maximum road speed: 100 km/h
– Amphibious speed on water: 6 ~ 8 km/h
– Range 800 km
– Gradient: 60%
– Side slope: 40%
– Vertical step 0,55 meter
– Trench: 1,8 meter
Siap2 aja bakalan dilirik marinir ini mah
Kalau pandur diproduksi lokal sebagai chassis universal boleh lah kalau turretnya saja yang dibeli
kenapa sich bukan tank aje dipasangin howitzer. Nanggung amat gitu.
Platform roda itu lebih efektif untuk mobilitas tinggi… mudah berpindah daripada platform rantai yang membutuhkan sarana lain untuk mengangkut ketika berpindah jauh… lebih murah dalam perawatan…
Klo dibandingin dengan Sprut-SD milik Rusia apa bisa ya …
Ringan dengan kanon 120 mm + Amphibi juga …
*125mm
Kalo Sprut-SD itu light tank atau tank destroyer, sedangkan PLL-09 sudah jelas jenis SPH, kalo dibandingkan dari disegi apanya….
Kurang sreg dgn SPH buatan cina
Minta lah ToT…. Masak dari China ga dikasih ToT nya… Gpp murah,klo di bangun perusahaan dlm negeri kualitasnya bakalan ditingkatkan sekelas Eropa.
Lumayanlah bisa renang.. Tpi bneran bsa renang ngga tuh? 😂video nya lah dibagi… Blm lihat interior dlm nya juga…
Machine gun nya perlu dipasang tuh + bawa 1SHORAD jenis FN-6 dibawa prajurit.. Biar kelihatan lengkap..hehehe 😂
PLL-09 lebih bagus dari 2S1 Gvozdika, Raad-2, PLZ-07, PLZ-89. bisa dikatakan terbaik di kelasnya 122 mm.
PLL-09 ini pengembangan dari PLZ-07
ini howitzer min, jangan dibandingin sama mortar 2S31 Vena, jelas beda,
jarak tembak howitzer beda sama lintasan mortar jelas beda. kalau bandingin vena itu sama Patria NEMO, PLL-05, GMM-120 self-propelled mortar, patria amos.
Kalau PLL-09 cocok dibandingkan dengan 2S1 Gvozdika, Raad-2, PLZ-07, PLZ-89.
BTW video berenangnya ngga ada nih? tahan sea state berapa kalau di laut?
Borong !!!!
Sekaligus minta TOT.