Pitch Black 2018 Resmi Dimulai, Peran Pesawat Pendukung Tak Bisa Dikesampingkan

Gelaran latihan tempur udara terbesar di Asia Pasifik, Pitch Black 2018, hari Jumat (27/7) resmi dibuka di Lanud Tindal, Darwin, Australia. Pitch Black 2018 kali ini diikuti 4.000 personel dan total 140 pesawat dari 16 negara. Selain mengadu ketangkasan tempur dalam simulasi tempur udara ke udara dan udara ke permukaan, Pitch Black 2018 yang dilaksanakan selama tiga minggu tak ayal juga menjadi ajang pembuktian kemampuan dari dukungan tim teknis dan logistik dari setiap negara partisipan.

Baca juga: Gelar Satu Skadron Gripen Ke Pangkalan Aju, TNI AU Hanya Butuh Satu C-130 Hercules

Selain tuan rumah (AU Australia/RAAF), kontingen negara partisipan yang terdiri dari kekuatan inti berupa jet tempur, juga ditunjang keberadaan pesawat angkut logistik. Karena merupakan adu tangkas tingkat negara, sudah barang tentu yang dikirim tiap negara adalah personel-personel jempolan. Dalam hitungan deployment kekuatan di sebuah pangkalan aju, dukungan logistik pada pesawat tempur di pangkalan aju mencakup GSE (Ground Support Equipment), spare part, peralatan perbaikan ringan, persenjataan, dan kru teknisi pesawat. Yang kesemuanya masuk dalam logistics footprint. Khusus dalam Pitch Black, bekal persenjataan diganti dengan perangkat ACMI (Air Combat Maneuvering Instrumentation) yang akan dipasang untuk dukungan simulasi tempur udara ke udara.

Dengan jumlah pesawat yang dibawa berbeda-beda, sudah barang tentu tiap negara peserta punya standar tersendiri tentang jumlah personel pendukung dan pesawat logistiknya. Seperti AU Perancis, kontingennya terdiri dari tiga unit jet tempur Rafale dari homebase di Kaledonia Baru. Ketiga unit Rafale Perancis disokong CN-235 sebagai pesawat logistik. Perancis tak membawa pesawa tanker, namun sebagai gantinya peran pengisian bahan bakar di udara tetap dijalankan dengan menggunakan jasa Airbus A330 (KC-30) MRTT AU Australia.

Negeri Jiran, Singapura di Pitch Black memboyong 6 unit F-16 C/D Block52+, 5 unit F-15SG dan satu unit G-550 early warning aircraft. Kontingen yang sudah tiba lebih awal ini dilengkapi dukungan pesawat tanker multirole KC-130 Stratotanker. Sementara Malaysia membawa lima unit F/A-18D dan satu unit pesawat angkut berat Airbus A400M. Thailand lain lagi, enam unit jet tempur Gripen C/D diboyong ke Australia dengan dukungan satu unit C-130 Hercules. Baik Malaysia dan Thailand sama-sama menggunakan Lanud Ngurah Rai untuk transit sebelum ke Darwin. Dalam penerbangan ke Darwin, jet tempur F/A-18 Malaysia sempat melakukan isi ulang bahan bakar di udara dengan A400M.

Kontingen AU Malaysia (RMAF)

Kontingen lain yang membawa dukungan logistik cukup besar adalah India, Negeri Anak Benua tersebut menyertakan satu unit C-17 Globemaster, satu unit pesawat tanker Ilyushin 76 dan C-130J Super Hercules, sementara yang dilayani berupa empat unit Sukhoi Su-30MKI. Berbeda dengan Malaysia dan Thailand yang menggunakan Lanud Ngurah Rai sebagai transit, kontingen India menggunakan Lanud El Tari sebagai titik transit sebelum ke Australia. Lantas bagaimana dengan kontingen dari Indonesia?

C-17 Globemaster AU India di Lanud El Tari, Kupang.

Baca juga: Unjuk Kebolehan di Pitch Black 2018, TNI AU Kirim 8 Unit F-16 C/D Block52ID Ke Australia

Seperti dikutip dari situs tni-au.mil.id (26/7/2018), disebutkan selain memboyong delapan unit F-16C/D Block52ID dari Skadron Udara 3, TNI AU juga menyertakan tiga unit C-130 Hercules. Sekali lagi, banyak sedikitnya jumlah pesawat pendukung belum tentu terkait urusan efektivitas dan efisiensi, pasalnya karakter pesawat tempur yang berbeda antar partisipan menuntut dukungan spare part dan penanganan teknis yang berbeda-beda pula.

Pitch Black 2018 akan berlangsung sampai 17 Agsutus 2018 dan diikuti oleh Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Indonesia, Belanda, Selandia Baru, Singapura, Thailand, India, Malaysia dan Amerika Serikat. Sebagai catatan, Belanda, Jerman dan Selandia Baru tidak membawa jet tempur. (Gilang Perdana)

14 Comments