PIT-Radwar Perlihatkan Keunggulan Radar Pasif Mobile PET-PCL ke Delegasi Militer Indonesia
|Meski produknya belum diakuisisi oleh TNI, namun PIT-Radwar pernah meramaikan Indo Defence 2004, persisnya manufaktur sistem radar pertahanan udara asal Polandia ini bahkan sampai ‘nekat’ membawa langsung sosok Radwar N-22 ke JIExpo Kemayoran, sebuah mobile surveillance radar yang menggunakan platform truk Tatra 815 8×8.
Baca juga: Radwar N-22 – Mobile Surveillance Radar dengan Perlindungan Lapis Baja
Saat itu N-22 bahkan menjadi maskot alutisista di Indo Defence 2004. Dan kini ada kabar terkait PIT-Radwar, dimana delegasi pertahanan Indonesia diwartakan belum lama ini menyambangi markas PIT-Radwar di Warsawa.
Dilansir dari laman pgzsa.pl (9/5), disebutkan delegasi militer Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Strategi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Rizerius Eko Hadisancoko, serta didampingi Atase Pertahanan Kedutaan Besar Indonesia di Warsawa, Kolonel TNI Hilman Zaeni, tengah menjajaki tawaran kerja sama dari PIT-Radwar di bidang peralatan opto elektronik, sistem pertahanan udara, artileri dan sistem radar.
PIT-Radwar yang tergabung dalam Grup Persenjataan Polandia – Polska Grupa Zbrojeniowa (PGZ), kepada delegasi dari Indonesia memperlihatkan beberapa produk andalannya, seperti MU-3M night vision monocular dan SCT thermal imaging sight, self-propelled anti-aircraft missile system POPRAD, kanon hanud A/ AG-35, serta sistem radar pasif mobile PET/ PCL.
Nah, yang disebut terakhir menjadi menarik untuk dibahas, PET-PCL adalah jenis radar pasif yang masih dalam pengembangan. PET (Passive Emitter Tracking) adalah kemampuan deteksi radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh sistem di atas objek yang dilacak (yang di udara, darat dan laut). Sementara PCL (Passive Coherent Location) adalah penggunaan radiasi elektromagnetik dari penghasil emisi lokal.
Cara radar ini sedikit banyak mirip dengan radar Vera-NG yang akan ditempatkan TNI di Natuna. Sebagai radar pasif, PET-PCL menerima semua frekuensi elektromagnetik yang dipancarkan oleh pesawat dan drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle).
Yang bisa diendus oleh radar ini meliputi gelombang komunikasi, data link, radar altimeter, radar cuaca, radar early warning, radar deteksi, peralatan navigasi, transponder IFF (Identification Friend or Foe), GPS, ADSB, dan aneka pancaran gelombang elektromagnetik yang terpancar atau diterima oleh sasaran di udara.
Keuntungan menggunakan radar pasif antara lain mampu mendeteksi sasaran secara tiga dimensi tanpa diketahui lawan (senyap), lantaran sistem radar ini tidak memancarkan sinyal radar. Radar pasif juga mampu mendeteksi emisi di daratan dan lautan secara senyap, handal terhadap jammer, bekerja secara rahasia, relatif murah dan mudah dirawat, mudah diintegrasikan, mudah dilakukan alih teknologi, serta sangat ampuh bila digabungkan dengan sensor radar pertahanan udara aktif yang sudah ada.
Baca juga: Tak Ingin Ketinggalan, Balitbang Kemhan dan LAPI ITB Garap Radar Pasif Mobile
Unit radar PET-PCL ditempatkan dalam platform truk 8×8, dan dalam skenarionya akan melekat pada baterai kanon/rudal hanud. Empat unit radar PET-PCL digadang dapat melindungi area pertahanan udara seluas 40 x 40 km. (Gilang Perdana)
Bungkuuus
Kenapa gak beli radar Nebo M buatan rusia yang lebih tangguh dan daya jangkau lebih jauh
Rambo@berharap thaad, korvet yg katanya blight fregat masih kolongan om
Ga heran radar kita banyak merek gado-gado, ini nih yg bikin susah sinkronisasi antar alutsista
Menurut gua mah selama yang lama diganti dan rolenya sesuai beserta kegampangannya ada kenapa gak
Kena rpg gimana ya?
Menurut gua garba mahmah selama yang lama diganti dan rolenya sesuai beserta kegampangannya ada kenapa gak
Radar yg mana ini maksutnya yg berbagai merek….justru belakangan ini ground base radarnya sudah makin diseragamkan dg radar buatan thales, utamanya : Master-T 🤔
nggak sekalian Radar Baru Thales SMART-L MM yg Mampu Deteksi dan Lacak Rudal Balistik dari Jarak 1.500 Km
Dan jg sy ucapkan Kpd TNI-AU Resmi mengakuisisi NASAM berikutx THAAD utk TNI-AD & ASTER 30 utk Fregat TNI-AL and sorry there is no rusian product
Edi durjana @berharap thaad, korvet yg katanya blight fregat masih kolongan om
Rambo@berharap thaad, korvet yg katanya blight fregat masih kolongan om
Bisa ditampilkan bukti berupa link yang kredibel & valid atau bukti lainnya kalau TNI-AD lewat kemhan resmi mengakuisisi THAAD dan TNI-AL dapat aster 30? Sumber dari mana ya? Kalau ngarep ya jangan sampai halu gitu ah sampe” aster 30 SAMP/T milik singapura jadi kebaca aster 30 milik indonesia wkwkwkwk
ToT lebih mantap
Mungkin selanjutnya admin bisa bahas kanon a/ag 35 mm
lbh canggih kholcuga
Betul, jauhhh, kholcuga 800 km, sayang kita akan kena ==embargo== si rusia kalau berani berhubungan dengan ukraina secara terang terangan.
Mantap untuk pertahanan pangkalan