Pindad SP-3: Indonesian Light Squad Automatic Weapon
|Diakhir tahun 60-an sudah ada niatan serius untuk memproduksi senapan serbu untuk standar pasukan TNI. Dan sebagai mitra kerjasama saat itu terpilih manufaktur senjata asal Italia, Beretta. Sebagai terobosan pertama maka PT Pindad mulai memproduksi senjata secara lisensi, dimulai dari seri SP-1, SP-2 hingga SP-3. Ketiga senjata tersebut dibangun dari seri Beretta BM59 kaliber 7,62×51 mm NATO. Diantara ketiganya, SP-3 terbilang unik karena dirancang sebagai light squad automatic weapon.
Baca juga: Pindad SP-1 – Beraksi di Babak Awal Operasi Seroja, Ini Dia M14 Versi Indonesia
Dari segi desain, pada prinsipnya SP-3 tidak berbeda jauh dengan SP-1, masuk golongan battle rifle dengan sistem operasi gas operated, rotating bolt. Berdasarkan kontrak 13 Agustus 1967, antara tahun 1968 – 1974, Pindad mendapat order produksi SP-3 sebanyak 9.000 pucuk. SP-3 sendiri sejatinya adalah produk lisensi dari BM59 MKIV. Letak pembeda antara SP-1 dan SP-3 yakni digunakannya pistol grip, adopsi heavier barrel, integrated flash hider, dan polymer stock. Update tools tambahan diperlukan guna mengantisipasi fungsi tembakan full otomatis. Dengan bekal heavy bipod menjadikan SP-3 memang layak sebagai light squad automatic weapon.
Baca juga: Ultimax 100 – Senapan Mesin Regu Andalan Taifib Korps Marinir dan Kopassus TNI AD
Dengan beragam tambahan perangkat, SP-3 punya bobot 5,47 kg, sebagai perbandingan SP-1 bobotnya 4,4 kg. Kiprah SP-3, seperti halnya SP-1 dan SP-2 tidak lama, ribuan ketiga seri SP ditarik setelah digunakan dalam babak awal Operasi Seroja. Dari spesifikasi, SP-1 merupakan senjata laras panjang yang beroperasi dengan sistem gas operated, rotating bolt. Kemampuan senjata ini bisa menjalankan tembakan semi dan full otomatis. Amunisi yang siap ditembakkan dalam magasin berjumlah 20 butir. Sementara jarak tembak efektif 500 meter, secara teori dengan dukungan teleskop dan bipod dapat menghajar target sejauh 900 meter. Dalam hitungan per menit, teorinya laras SP-1 dapat memuntahkan 750 proyektil.
Baca juga: Minimi – Senapan Mesin Regu Dengan Kemampuan Dual Feed System
Di masa awal-awal Orde Baru, PT Pindad mencoba mengambil gebrakan dengan mengambil lisensi dari senjata jenis full battle rifle. Yang didaulat adalah BM59 produksi Beretta, manufaktur senjata dari Italia. BM59 sendiri adalah versi M14, senapan legendaris Amerika Serikat yang turunannya hingga kini masih eksis dalam banyak varian. Jika merujuk ke sejarahnya, M14 punya prinsip serupa dengan senapan M1 Garand yang ditambahkan fitur magasin. (Gilang Perdana)
Belajar sama Singapura dulu deh, thefirearmblog meleporkan US special force memakai ultimax 100 ( mark ke berapa lupa ). ULTIMAX 100 very very low recoil, dipakai juga oleh taifib marinir, better than minimi
Min, kenapa SP series produksi Pindad ini ditarik pada awal2 operasi Seroja? Terus bagaimana performance nya selama operasi tsb ?
@Chieftain, jawabannya ada di http://www.indomiliter.com/pindad-sp-1-beraksi-di-babak-awal-operasi-seroja-ini-dia-m14-versi-indonesia/ 🙂