Pindad dan Saab Bakal Tampilkan Radar Giraffe 1X di Rantis Komodo 4×4
|PT Pindad telah meluncurkan beberapa varian rantis (kendaraan taktis) Komodo 4×4. Namun hingga kini belum ada varian Komodo yang dirancang sebagai platform pengusung radar. Nah, dalam ajang Indo Defence 2016 kabarnya PT Pindad dan Saab AB, manufaktur persenjataan dari Swedia akan menghadirkan prototipe rantis Komodo dengan platform mobile radar Giraffe 1X (G1X), jenis radar short range 3D untuk misi Ground Based Air Defence.
Baca juga: Giraffe 40 – Radar Intai Mobile Arhanud TNI AD
Baca juga: Pindad Komodo Intai 4×4 – Reptil Lapis Baja Yonif Mekanis 203/AK Kodam Jaya
Dari segi rancangan, G1X pada dasarnya dirancang untuk bisa diadopsi pada light tacktical vehicle dengan bobot kendaraan kurang dari 4 ton. Dan terkait dengan kerjasama proyek Ground Based Air Defence dengan PT Pindad, tentu tak sulit untuk mengimplementasikan radar berbobot 300 kg ini di rantis Komodo. Seperti diketahui, antara PT Pindad dan Saab AB kini tengah menggodok proyek produksi rudal hanud jarak pendek MANPADS (Man Portable Air Defence System) RBS-70 NG. Dan melengkapi kehadiran RBS-70 NG, PT Pindad disebut-sebut juga tertarik untuk mendapatkan ToT (Tranfser of Technology) dari produksi radar ini.
Baca juga: Giraffe AMB – Generasi Penerus Radar Giraffe 40 Arhanud TNI AD
Saab AB selain kondang sebagai manufaktur jet tempur, roket/rudal anti tank, kapal perang permukaan, dan kapal selam, juga mempunyai portfolio yang kuat dalam solusi radar. Arhanud TNI AD sebagai pengguna RBS-70 sejak dekade 80-an, tidak asing dengan keberadaan Giraffe, Arhanud TNI AD sampai saat ini masih mengoperasikan jenis radar Giraffe 40 untuk memanduk satuan tembak RBS-70 MK2.
Baca juga: Lifetime Extend, Jurus Saab Optimalkan Rudal RBS-70 MK2 Hingga 30 Tahun
Pada generasi Giraffe terbaru, Saab menawarkan lima keluarga radar Giraffe, yakni Giraffe 8A, Giraffe 4A, Giraffe AMB, Arthur, dan Giraffe 1X (G1X). Secara garis besar kelimanya punya fungsi dan kecanggihan yang serupa, perbedaan lebih pada kemampuan jarak deteksi. Dan sesuai platform yang mengandalkan mobilitas tinggi, G1X ada di urutan paling kecil dari aspek jangkauan deteksi.
Dari spesifikasi, G1X punya kemampuan deteksi pada 100 sasaran sekaligus dari jarak 75 Km. Persisnya G1X yang berjalan di frekuensi X band dapat memindai 100 sasaran sekaligus di udara, dan 200 sasaran sekaligus di permukaan. Sebagai catatan, Saab juga merancang versi Sea Giraffe 1X untuk platform di kapal perang.
Baca juga: CONTROLMaster200 – Sistem Radar Hanud Untuk Rudal Starstreak TNI AD
Baca juga: Radar AESA – Absen di Sukhoi Su-35, Hadir di Eurofighter Typhoon dan F-16 Viper
Dari aspek teknologi, Giraffe 1X masuk ke dalam 3D radar all weather dengan teknologi antena AESA digital beam forming. Selain tentunya dapat memindah area seluas 360 derajat, sudut vertikal radar mempunyai elevasi diatas 70 derajat. Kecepatan putaran radar pada poros mencapai 60 rpm, sehingga ideal untuk mendeteksi arah datangnya sasaran dari segala penjuru. Untuk urusan konsumsi daya, G1X hanya butuh 2.3 KW.
Baca juga: TH-5711 Smart Hunter – Radar Pemandu Rudal Paskhas TNI AU
Dilihat dari fungsinya, keberadaan G1X mirip dengan radar TH-5711 Smart Hunter, radar pemandu rudal MANPADS QW-3 buatan Cina. Radar Smart Hunter yang ditempatkan dalam platform Nissan Frontier 4×4 kini menjadi andalan arsenal persenjataan Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas TNI AU. Kembali ke Giraffe 1X, pihak Saab dalam meluncurkan solusi radar ini juga mengedepankan fitur ILS (Integrated Logistic Support) untuk dukungan proses maintenance.
Seperti apa tampilan rantis Komodo dengan Giraffe 1X? Jawabannya kita tunggu Indo Defence 2016 yang akan berlangsung 2 – 5 November mendatang di JIExpo. Nantinya rantis ini akan ditempatkan di stand outdoor. (Haryo Adjie)
kenapa kompi batere Starstreak arhanud tni ad, gak pernah ada foto-fotonya ?
selalu foto yang lama di inggris .. foto terbaru yang disini donk, atau belon ada barangnya disini ya … ?
Saya cuma berharap indonesia TOT pemandu rudal…itu aja dulu…g usah muluk2…rudal pertahanan udara…buat nutupin kkurangan pespur dn kaprang…
Sayang kl cuma mentok roket aja..
Harus pintar pintar memilih negara yang tidak pelit ToT
Su-35 harus dibatalkan kalau tanpa ToT
algoritma ngga bisa di ToT bung, itu sudah hak cipta. pemandu rudal tiap-tiap pabrikan beda-beda algoritmanya, kecuali pemandu laser dan komponen elektroniknya bisa di ToT kalau mau
Dapetin dulu tot y, setelah itu baru bikin sendiri biar gak beli terus, kita pasti bisa bikin yabg ginian,.
Semoga SAAB bisa menjadi distributor buat alutsista yg blm mampu kita buat dengan TOT untuk masa mendatang, ditambah dengan asistensi yg memadai…
Insyaalloh saya yakin kerjasama Indonesia & SAAB akan mendorong kemandirian Industri pertahanan RI…. aminnnnnn
Semoga Paspurnya segera di beli, buat ngegantiin F5 yg udah ngak terbang2lagi…
@indo elite
swedia trnasuk yg ikut embargo senjata pasca kerusuhan dili 1992 tp saab terkenal mbalelo
1. arab saudi thn 2015 dijatuhi embargo krn menghukum mati aktivis ham syiah tp program lte rbs-70 & pembelian rbs-70 ng tetap jalan
2. kolombia awal 2000an jg dijatuhi embargo krn melakukan pembantaian thd suku indian yg mendukung farc. tp order carl gustav ttap jalan
3. thailand thn 2007 diembargo krn kudeta militer thd perdana mntri waktu itu thaksin sinawatra. tp thn 2009 kontrak pembelian gripen & erieye. sampe skrg embargo blm dicabut
4. indonesia thn 1992. tp medio 1990an program lte carl gustav berjalan
hubungan pindad dgn saab sdh dimulai sjj jaman orla dmana kita melisensi carl gustav m2
sejarah segitiga antara pindad – saab – tni ad memang mesra bhk saab bisa dikatakan manufaktur senjata kesayangan tni ad
bisa jd alasan ini pula yg membuat bamse menjadi piihan tunggal untuk sam dgn range 15-25km dgn kapabilitas c-ram & akhirnya menbuat rudal2 lain dgn kemampuan mirip sprt crotale, iron dome & pantsyr mau tdk mau trsingkir
@AyamJago: Mau koreksi pengadaan Carl Gustav di Indonesia tidak dilakukan lewat Saab Bofors. Dan Swedia belum pernah memberlakukan embargo kepada Indonesia. Sebagai catatan, Swedia bukan anggota NATO.
Andaikata swedia ikut embargo, lalu knapa indonesia msh beli senjata ke US yg jelas2 embargo IDN?
Persenjataan USA dan Barat mutu Terjamin, Suku Cadang Mudah, Pembiayaan mudah, ToT mudah didapat
Persenjataan Rusia mutu hampir sama dengan China, suku cadang ruwet, pembiayaan ruwet, ToT pelit dan sangat mahal
Ty Om ayam jago informasinya…
wiih Mantab…
Keren memang,sweden negrinya hp ericsson,,,
Sudah lama ya teknologi SAAB diindonesia….kemaren ikut2an embargo kita gak yah…pas kita diembargo Amrik dan konco2nya….
Wah ngomong Embargo lagi, ngak maju maju mas………….
Rusia juga ikut mengembargo kita kok
@Admin
jangkauan maksimal deteksinya cuma 30km bung, sesuai tabel
Dengan setting untuk mode khusus, maksimum bisa sampai 75 Km. Yang di tabel diperinci deteksi per jenis sasaran.
Betul,
bisa dilihat dari putaran (RPM) radarnya, apabila di set long range, maka putaran radarnya lebih lambat.
@admin
Wah hebat ya….TD-2000 lewat dong sama radar imut begini?
Radar buatan China adalah copian dari radar lawas buatan barat dan rusia, jadi yang modern adalah display / tampilan saja, itulah yang dijual / diekspor
sebenarnya ada yang baru, namun harganya sama mahalnya dengan buatan barat
Diharapkan Shorad Radar lainnya menggunakan Rantis Komodo agar mudah dalam perawatan dan suku cadang