Pilot F-16 TNI AU Dilengkapi JHMCS (Joint Helmet Mounted Cueing System), Ini Kecanggihannya!

Lewat unggahan di akun Instagram, Dispen TNI AU mewartakan kunjungan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto ke Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi, Madiun, hari Jumat (11/4/2025). Kunjungan Panglima TNI dalam rangka meninjau kesiapan operasi skadron udara tempur, yakni Skadron Udara 3, Skadron Udara 14 dan Skadron Udara 15.

Baca juga: Presiden Prabowo Terima Helm Pilot Tempur Rafale, Jika Itu Scorpion HMD, Ini Kecanggihannya!

Dalam tinjauan tersebut, menarik untuk dicermati bahwa TNI AU memperlihatkan beberapa persenjataan dan perlengkapan elektronik canggih yang terkait dengan kemampuan tempur armada F-16 Fighting Falcon. Selain persenjataan berupa AIM-120 AMRAAM, AIM-9X Sidewinder, roket FFAR, rudal AGM-65 Maverick, bom latih asap BLA-25 dan Sniper ATP (Advanded Targeting Pod), juga diperlihatkan perangkat yang melekat langsung pada pilot, yakni hem canggih JHMCS (Joint Helmet Mounted Cueing System).

Joint JHMCS adalah sistem helm pintar yang digunakan oleh pilot pesawat tempur modern, terutama di Amerika Serikat dan beberapa negara mitra. Sistem ini memungkinkan pilot untuk mengunci target, mengarahkan senjata, dan mengakses data penting hanya dengan melihat ke arah target, tanpa perlu memutar seluruh pesawat.

Berkat JHMCS, pilot dapat “mengunci” target hanya dengan melihat ke arahnya – menunjuk sasaran dengan gerakan kepala (cueing), lalu menembakkan rudal seperti AIM-9X Sidewinder tanpa harus menempatkan musuh di tengah HUD (Head-Up Display). Selain itu, JHMCS dapat menampilkan informasi penerbangan di visor helm: kecepatan, ketinggian, arah, radar warning, dan lain-lain.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by TNI AU (@militer.udara)

Sejarah pengembangan JHMCS mencerminkan evolusi kebutuhan pilot tempur modern untuk situational awareness yang lebih baik, terutama dalam dogfight (pertempuran udara jarak dekat).

Pada akhir Perang Dingin, para analis dan perancang sistem persenjataan menyadari bahwa dalam pertempuran udara jarak dekat, pilot membutuhkan kemampuan untuk menunjuk sasaran hanya dengan menggerakkan kepala, tanpa perlu mengarahkan hidung pesawat ke target, serta mengintegrasikan sistem senjata langsung dengan arah pandangan mata.

Uni Soviet (kini Rusia) sudah lebih dahulu mengembangkan sistem helm seperti Shchel-3UM pada jet MiG-29 dan Su-27, yang terintegrasi dengan rudal R-73 (AA-11 Archer).

Pada akhir 1990-an, Amerika Serikat mengembangkan JHMCS sebagai respons terhadap keunggulan teknologi helm Soviet. Kontraktor utama JHMCS adalah konsorsium antara Vision Systems International (VSI)—joint venture antara Elbit Systems (Israel) dan Rockwell Collins (AS). Tujuannya adalah menciptakan helm yang mampu memberikan informasi penerbangan dan penunjukan target langsung ke visor pilot, serta kompatibel dengan rudal AIM-9X.

Dengan dinamika teknologi dan tantangan, JHMCS sampai saat ini telah dihadirkan dalam beberapa varian, yang pertama JHMCS Block 0, merupakan varian awal, mulai operasional awal 2000-an dan digunakan pada F-15, F-16, dan F/A-18. Fitur yang melekat adaah cueing standar, layar monocular di visor kanan.

Kemudian JHMCS Block I yang merupakan peningkatan dari Block 0, punya desain ergonomi, tampilan yang lebih terang dan tajam. Termasuk fitur-fitur perbaikan keandalan dan kompatibilitas dengan rudal AIM-9X. Namun, Bliock 1 masih monocular.

Varian ketiga adalah JHMCS II / II+ yang merupakan pengembangan lanjutan oleh Elbit Systems of America dan Collins Aerospace. HMCS II / II+ sudah menggunakan teknologi digital full-color, lebih ringan dan nyaman untuk digunakan dalam jangka panjang, kompatibel dengan Night Vision Goggles (NVG) dan memiliki recording capability an bisa digunakan di pesawat generasi 4.5 dan transisi ke generasi 5.

Varian terakhir adalah Digital JHMCS (D-JHMCS), merupakan varian digital dari JHMCS klasik, dengan grafis resolusi lebih tinggi dan sistem pemrosesan lebih cepat. Ditujukan untuk pesawat modern (F-16V, F/A-18E/F upgrade, dll).

Pilot F-22 Raptor Jajal Next Generation Fixed Wing Helmet – Lebih Ringan dan Lebih Siap Pakai

Varian JHMCS untuk F-16 TNI AU
Informasi mengenai varian Joint Helmet Mounted Cueing System (JHMCS) yang digunakan oleh TNI AU memang tidak secara eksplisit disebutkan dalam sumber-sumber terbuka. Namun, kemungkinan yang digunakan adalah versi varian seperti Block I, dan penggunaannya mungkin sangat terbatas.

F-16 generasi awal seperti Block 15 dan Block 25 pada dasarnya belum dirancang untuk langsung kompatibel dengan sistem seperti JHMCS (Joint Helmet Mounted Cueing System). F-16 Block 15 dan 25 menggunakan sistem avionik generasi awal yang tidak mendukung interface digital canggih yang dibutuhkan oleh JHMCS.

Namun, JHMCS dapat dikaitkan sebagai bagian dari program Mid-Life Upgrade (MLU), yang mana F-16 hasil MLU di Skadron Udara 3 dan F-16 C/D Block52ID telah mampu meluncurkan rudal udara ke udara AIM-9X Sidewinder. (Gilang Perdana)

Rusia Luncurkan Helm Canggih untuk Pilot Jet Tempur Stealth Sukhoi Su-57 Felon

4 Comments