Pilah-pilih Tipe Kanon RCWS untuk Kapal Patroli PC-40M TNI AL
|Secara bertahap TNI AL terus menambah unit kapal patroli kelas PC-40M, hingga nantinya terpenuhi target 42 unit kapal patroli yang akan memperkuat unsur Lantamal (Pangkalan Utama Angkatan Laut). Seperti yang terbaru adalah KRI Karotang 872 dan KRI Mata Bongsang 873 yang diresmikan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono di Galangan PT Karimun Anugrah Sejati, Batam, Kepulauan Riau, Senin (24/08/2020). Meski tidak dirancang untuk dipasangi rudal anti kapal, namun setiap unit PC-40M pada dasarnya dipersiapkan untuk dipasangi kanon RCWS (Remote Control Weapon System) pada bagian haluannya.
Sesuai dengan anggaran, instalasi kanon RCWS pun telah dilakukan secara bertahap pada armada kapal perang dengan nomer lambung 8xx tersebut. PC-40M pertama yang dipasangi kanon RCWS pada haluan adalah KRI Cakalang 852, yaitu dengan instalasi kanon Marlin WS (Modular Advanced Remotely controlled Lightweight Naval Weapon Station) kaliber 30 mm. Hingga saat ini sudah ada empat unit PC-40M yang telah dipasangi kanon dari basis senjata Oto Melara 30 mm.
Namun, apakah nantinya seluruh PC-40M akan dipasangi kanon Marlin WS 30 mm? Jawabannya belum tentu, ada beberapa tipe kanon di kelas 30 mm yang juga digadang untuk memasok kebutuhan kanon utama di armada kapal patroli TNI AL. Dan berikut profil beberapa tipe kanon yang punya potensi memperkuat alutsista di Satuan Kapal Patroli TNI AL.
Marlin WS
Ciri khas Marlin WS adalah dapat dioperasikan stand alone dengan remote control consol yang terdapat di PIT (Pusat Informasi Tempur). Namun kanon dari basis Oto Melara 30 mm ini dapat pula diintegrasikan dengan CMS, menjadikan sistem senjata produksi Leonardo, Italia ini terkonfigurasi utuh dalam FCS (Fire Control System) yang melibatkan peran radar penjejak dan video tracking. Jalur yang digunakan dari terminal senjata ke CMS/FCS memakai teknologi LAN (local area netwotk).
Dengan desain modular, kubah Oto Melara ini dapat diganti pasang jenis larasnya, bila menggunakan kaliber 30 mm, larasnya Mauser MK30-A2 atau ATK-MK44. Sementara bila menggunakan kaliber 25 mm, larasnya menggunakan ATK-M242 atau Oerlikon KBA.
Meski berupa senjata dengan laras tunggal, pasokan amunisi ke laras Marlin WS berasal dari dua kantong magasin, di kiri dan kanan. Dari sisi performa, Oto Melara 30 mm dapat menjangkau sasaran sejauh 3.000 meter. Kecepatan tembak kanon Marlin WS adalah 160 peluru per menit.
Seahawk LW30M A1
LW30M A1 merupakan produksi MSI-Defence Systems (MSI-DS), manufaktur persenjataan yang berbasis di Inggris. Kanon ini punya keunggulan dari cara penggunaan, yaitu dapat dioperasikan secara local remote control, kemudian dapat pula diintegrasikan secara otomatis ke Combat Management System (CMS) yang ada di PIT, dan kanon ini juga dapat dioperasikan secara full manual, artinya menggunakan juru tembak (gunner).
Sebagai kanon yang dirancang untuk beroperasi di kapal permukaan, Seahawk LW30M A1 dilengkapi beragam sensor, diantaranya colour daylight TV Camera, thermal imager dan laser range finder. Output dari kesemua sensor secara simultan akan diteruskan ke remote operator display unit.
Sebagai komponen utama Seahawk LW30M A1 adalah ATK Mk44 Bushmaster II kaliber 30×173 mm. Kanon dengan kualifikasi fully navalised chain gun ini telah dilengkapi fitur gyro stabilization guna menjamin akurasi tembakan di kondisi laut yang bergelombang. Dalam posisi siap tempur, kanon disiapkan dengan dua kotak magasin, dimana masing-masing magasin berisi 100 munisi. Total ada 240 munisi yang siap digunakan, 40 munisi diantaranya terdapat pada posisi sabuk munisi. Seahawk LW30M A1 sendiri mengusung desain kanon dengan dual feed system.
Seahawk LW30M A1 punya kecepatan tembak (rapid mode) 200 proyektil dalam satu menit. Sementara jarak tembak minimal adalah 75 meter dan jarak tembak efektif maksimum mencapai 4.500 meter.
Aselsan SMASH
SMASH 30 mm dalam wujud aslinya ikut ditampilkan dalam Indo Defence 2018 awal November lalu. Persisnya SMASH berupa modul sistem senjata RCWS, yang bisa dikatakan mirip dengan Marlin WS. Inti dari sistem SMASH adalah kanon MK44 Bushmaster buatan US Northrop Grumman, Armament Systems (d/h ATK Armament Systems).
Konfigurasi kanon buatan Turki ini mencakup beragam sensor yang dikendalikan secara remote dan terintegrasi, diantara seperti sensor elektro-optik internal untuk pengoperasian otonom dan operasi siang serta malam hari. Dan kubah senjata sudah mengadopsi stabilized turret dan automatic target tracking, yang mencakup fungsi detect, track and fire on the move. Kesemuanya diracik dalam sistem ballistic computation.
Dari spesifikasi, SMASH dapat memuntahkan 200 peluru dalam satu menit. Pola alur munisi ke laras mengadopsi model dual feed, dimana pada masing-masing feed mengarah pada kotak magasin, dimana isi satu kotak magasin terdiri dari 75 munisi. Kubah SMASH dapat berputar 360 derajat, sementara laras dapat bergerak mulai dari -15 sampai 60 derajat, dengan kecepatan gerak laras 60 derajat per detik. Selain dikendalikan secara remote, sistem senjata ini dapat ditembakan otomatis dengan targets assigned dari C3 system atau target designator.
Apakah nantinya TNI AL akan menggunakan satu tipe kanon atau beberapa tipe untuk armada PC-40M? Ini tentu sudah menjadi pertimbangan tersendiri. Bila puluhan unit PC-40M mengadopsi jenis kanon yang sama, maka user akan diuntungkan dari biaya operasional dan suku cadang yang dapat ditekan lebih rendah. Keuntungan lain, karena pesanan dalam jumlah besar, maka ada peluang industri lokal memperoleh manfaat dari transfer of technology (ToT).
Sebaliknya, jika kesemua kapal menggunakan tipe kanon yang sama, maka berpotensi menimbulkan efek ketergantungan pada satu pemasok saja. (Haryo Adjie)
Yang menyedihkan itu KCR-60…gak niat sama sekali…jauh dibanding brosurnya
KRI Sampari (628) dan KRI Tombak (629) radarnya hanya berjangkauan 25 km
KRI Halasan (630) sejak diluncurkan 2014 hanya bersenjatakan 40mm bekas dan senapan mesin 12,7mm tanpa SEWACO
KRI Kerambit (627) sejak diluncurkan masih ompong sama sekali
Iya kah om, sedih betul kalau beneran seperti itu.
padahal dulu waktu masih kapal jadul FPB 57 saja sudah pakai Bofors 57mm dan ada yg dipasang Rudal anti kapal dan Torpedo anti kapal.
Daripada nambah hull lagi kenapa ya yg sudah ada dilengkapi senjatanya dan perangkat lainnya seperti Radar, SEWACO, Sonar, UAV untuk nambah jauh indera penjejaknya.
Spt nya ngejar amanat MEF yg isinya mgkn cm unit nya saja sekian bnyk atw kuantitas tanpa kualitasnya. Yg sedihnya gt semua bs terpenuhi kualitasnya giliran lambung kapal nya yg udh ga layak atw teknologi kapal yg awal udh usang dan mnt di up grade atw jg doktrin nya udh ga tpt seiring perkembangan dunia alutsista. Bakal muter2 trs spt lingkaran setan jd nya.
Sya pribadi gamang dgn kemampuan kapal rudal cepat di era teknologi citra satelit yg udah real time
Efek deteren terkuat kita ada pada kapal selam kita mas… kan mau dibikn 3 lagi cangbogo class…total 8 unit kasel nanti.. unt KCR tni kita adopsi perang gerilya laut alias serang,lari,ngumpet dibalik pulau.. hehege
Saya prnh baca disini kalo Semua kapal KRI diatas 40 meter itu Tersedia dudukan Rudal anti kapal bila keadaan darurat terjadi perang.. termasuk kapal Bakamla… dan menurut sipri.com tni al sudah beli rudal C705 100 unit dan C802 50 unit.. Exocet blok III 30 unit… yakhont 10 unit… cmiiw….
Seharusnya TNI tdk hanya mempercayakan pembuatan “combat ship” utk kelas medium kepada PT. PAL saja, tp berikan jg kepada perusahaan2 pembuatan kapal swasta. Namun perusahaan2 swasta tsb hrs diaudit dulu kemampuan dan teknologinya apakah mampu dan layak utk membuat kapal2 tsb. Krn PT. PAL jg punya batas “maksimal” kapasitas pembuatan kapal2 kelas menengah dan besar. Sehingga perusahaan2 pembuatan kapal2 swasta pun bisa maju dan mempunyai pengalaman utk itu. Dgn demikian, diharapkan bisa “Go International” , dan tidak dimonopoli oleh PT. PAL. Saya haqqul yaqin, ada beberapa perusahaan2 pembuatan kapal swasta yg mampu dan mempunyai kapasitas apabila TNI memberikan kepercayaan. Contohnya PT. TESCO dan PT. DRU yg sudah pernah me launch model kapal2 jenis corvet/light fregate. Indonesia Maju ,,, 😊👍
Admin,
Itu Nexter ada kanon RapidFire, bisa untuk dipasang di truck dan juga bisa dipasang sebagai Naval gun.
dengan kebutuhan 42 unit apa gak sebaiknya pake satu jenis aja, siapa tau bisa lisensi kl beli banyak.
Iya nih. Krn spt nya perusahaan indo blm ada yg bs bet kanon ya. Lumayan kan klu dpt lisensi trs bs ngembanginya sehingga bs bwt sendiri.
Ini lah ”PENYAKITNYA” TNI AL !!!!!!! Tidak adanya ”STANDARISASI PERSENJATAAN ” di kapal kapal kita !!!!!!!! Kesannya serabutan, ngejar KUANTITAS drpd KUALITAS PERSENJATAANNYA !!!!!! NGENES LIATNYA !!!!
Kayak kapal PC 40meteran kita , haluan depannya mbok di STANDARISASI pake 40MM BOFORS 3P atau sejenisnya. 3P ini bisa jadi CIWS/ AA/ AShip
Dihaluan BELAKANGNYA dipasang 30MM yg sudah TERINTREGASI sama SHORAD !!!
KASIAN PARA PELAUT2 KITA YG MENJAGA ZEE LAUT KITA DENGAN PERSEJATAAN YG AMBURADUL !!!!!
https://youtu.be/wewaCdSW4yc
https://youtu.be/tEUkeanE8o8
https://youtu.be/qxVOclDHI9Y
https://youtu.be/4MxwX1SjJcQ
SEMOGA TNI AL DAN KEMENHAN MENINGKATKAN KUALITAS PERSENJATAAN KAPAL2 KITA. AMIN
Mas, kaliber 40mm itu sudah jadi standar pada kapal Satkat (Satuan Kapal Cepat) 6xx, kalau ini kan Satrol (Satuan kapal Patroli) 8xx ya memang standarnya pake 30 mm di haluan. semoga bisa menjelaskan
Kejar kuantitasnya aja msh lama mas br bs terpenuhi semuanya konon lg di suruh kejar kualitas wkwkwkk …
SORRY/ MAAF……Ini diluar topiknya TNI AL.
Di web site ya OERLIKON minggu lalu , ada video UJI COBA TWIN 35MM versi SKYGUARD3.
Ada yang tau , kapan mau di beli sama kita ?????
https://youtu.be/BgdWNryUhr0
Maaf.
Itu yang kemarin aku sampaikan di forum ini , soaly sistem hanud ini berbeda dengan yg sudah di miliki TNI AU , dan video y pun baru di upload bulan ini oleh pihak channel Rheinmetall defense
Itu video dibuat di Thailand, dan itu serupa dgn yang dipakai Marinir
Bener SAMPEAN, tulisan GAJAH PUTIH !!
Yang marinir kita versi BASIC nggak make AHEAD MUNITION kyk TNI AU/AL.
Kalo TNI AD mau make OERLIKON juga maka jadi memudahkan supports nya
TNI AD dapat PANDUR khan, tinggal dipasang MELENIUM GUN
https://youtu.be/-NCyYVSEp2s
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera perlengkapi PC-40 ini dgn misil DF-21 atau Brahmos ataupun Spike. Instalisasikan jg Merlin WS 30 mm ke semua kapal nelayan yg ada di LNU. Customisasikan agar bs dihibridkan dgn misil Javelin atau Kornet-D. Laksanakan ! Bravo !
Gatling gun 30mm aja.. tudal mistral serta hell fire cukup buat nembak kapal selam kl nongol ke permukaan
Tp klu kena ICBM nyumgsep ga tuh kapal nya mbah ? Ntar awak kapal nya ga bs ngopi sampil main PS5 lg wohohoho
…
lebih cocok Bofors 40 MK4 di depan … tambah sistem simbad 4 missiles di belakang plus torpedo ringan, engine pake waterjet biar bisa ngebut …
sementara bisa jadi perisai hanud buat kawal LPD atau sekalian maju perang sbg kombatan …
Alasannya klasik dananya ngepas buat kapalnya aja..aslinya ya ada..cuma biasanya 40% dananya lari entah kemana..wwkwkwk
KCR-60M ke 5 dan 6 masih lumayanlah naik dikit ke Fitted For But Not With (FFBNW)..artinya sudah dikasih Radar Tempur dan Sewaco tapi Senjata belum terpasang..wkwkwk
Lah kok Thailand ? Emang kamu gak lihat itu ada benderay Indonesia ? Yang di pakai Marinir itu type 90 AA gun twin gun buatan norinco buatan China , Meskipun sekelas tapi beda , dengar2 twin gun buatan China itu kurang memuaskan marinir
itu merah putih bukan bendera mas, coba di zoom aja truk nya, itu tulisan Thailand 🙂
Benar benar Amunisi Nightmare, hampir semua kaliber dikoleksi ama TNI
5.56mm 7.6mm 12,7mm 14.5mm 20mm 23mm 30mm 35mm 40mm 57mm 76mm 90mm 100mm 105mm 120mm 155mm
itu belum sub nya, gitu mau perang gimana mau supportnya
Seharusnya kanon 30mm dilisensi oleh Pindad atau inhan swasta mengingat kebutuhannya sngat banyak dari ranpur hingga kapal patroli/korvet dan frigat
Banyakin kapal patroli dg minim persenjataan. Cuma buat umpan rudal lawan. Mestinya minimal dipasang rudal ringan antinkpal buat gasak sesama kapal patroli.
Semua amunisi bisa dibuat Dahana-Pindad kecuali kaliber 120, 125 sama 155 mm.
patroli mah minimal bisa ada meriam jarak 10-15km dan pertahanan diri
Comment nya pada pesimis semua.
canon tidak standar, mungkin untuk menghindari adanya 1 vendor. Nti vendor nya ngambek jadi ompong smua kapal patrolinya. kecuali kita sdh produksi sendiri, bisa deh distandarkan.
untuk jaga pangkalan, yaaa namanya juga halaman rumah sendiri, musuhnya ya dijarak < 5km, cukup lah pake kanon, gak perlu rudal. yg diatas 5 km sudah dijaga oleh OPV. penjagaan berlapis khusus pangkalan.
Seharusnya TNI tdk hanya mempercayakan pembuatan “combat ship” utk kelas medium kepada PT. PAL saja, tp berikan jg kepada perusahaan2 pembuatan kapal swasta. Namun perusahaan2 swasta tsb hrs diaudit dulu kemampuan dan teknologinya apakah mampu dan layak utk membuat kapal2 tsb. Krn PT. PAL jg punya batas “maksimal” kapasitas pembuatan kapal2 kelas menengah dan besar. Sehingga perusahaan2 pembuatan kapal2 swasta pun bisa maju dan mempunyai pengalaman utk itu. Dgn demikian, diharapkan bisa “Go International” , dan tidak dimonopoli oleh PT. PAL. Saya haqqul yaqin, ada beberapa perusahaan2 pembuatan kapal swasta yg mampu dan mempunyai kapasitas apabila TNI memberikan kepercayaan. Contohnya PT. TESCO dan PT. DRU yg sudah pernah me launch model kapal2 jenis corvet/light fregate. Indonesia Maju ,,, 😊👍