Pihak Oposisi Korea Selatan Sindir Indonesia Atas Keterlambatan Pembayaran Proyek KFX/IFX
|Kabar suka cita bahwa prototipe jet tempur KFX (Korean Fighter eXperimental) bakal meluncur pada semester pertama 2021 dan dilanjutkan dengan terbang perdana pada 2022, rupanya belum menjadi angin segar bagi kelanjutan proyek IFX (Indonesian Fighter eXperimental). Meski Indonesia terlibat sejak awal dalam rancang bangun KFX/IFX, namun keterlambatan pembayaran lanjutan proyek ini membuat respon yang kurang menyenangkan, terutama dari kalangan di Korea Selatan.
Seperti dikutip dari Yonhap News Agency (7/10/2019), “Meski ada keterlambatan pembayaran, pihak Indonesia terus saja mengirim para penelitinya ke Korea Selatan untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan proyek KFX/IFX,” ujar Kim Joong-ro, politisi dari partai oposisi Bareunmirae yang mengatakan hal tersebut dalam audit parlemen kepada pihak pemerintah. Ia pun mengkhawatirkan atas potensi bocornya teknologi dalam proyek tersebut.
Masih Defence Acquisition Programme Administration (DAPA), badan yang menaungi proyek jet tempur KFX, dikatakan pada Juli 2019 setidaknya ada 114 injiner Indonesia yang bekerja di Korea Aerospace Industries (KAI), dimana keberadaan mereka sebagian besar terkait proyek KFX/IFX.
Berdasarkan perjanjian awal yang kini sedang dirundingkan kembali, Indonesia berkomitmen untuk membayar 20 persen dari total biaya pengembangan, yang diperkirakan mencapai total US$8 miliar (8,8 triliun won). Pemerintah Korea Selatan akan membayar 60 persen dari biaya program pembangunan, dengan kontraktor utama KAI akan menanggung 20 persen sisanya, dan 20 persen terakhir oleh pihak Indonesia.
Menurut DAPA, sejauh ini Indonesia telah membayar 272,2 miliar won, namun Indonesia gagal membayar 301 miliar won yang seharusnya dibayar pada akhir September. Pada Januari 2018 pejabat pertahanan Indonesia dalam komentarnya di media lokal menyebut Indonesia kekurangan dana sekitar Rp1,85 triliun (US$140 juta) yang harus dibayar ke Korea Selatan dengan imbalan keterlibatannya dalam program KFX/IFX sesuai perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2015.
Seperti diketahui, proses pengembangan KFX/IFX sempat terganjal masalah pendanaan, baik internal di Korea Selatan dan molornya angsuran dana pengembangan yang harus dibayarkan oleh Indonesia untuk proyek ini.
KFX/IFX adalah jet tempur multirole generasi 4.5 dengan single seat dan disokong twin engines. Proyek KFX resmi dimulai pada Januari 2016 dengan desain awal yang berhasil dituntaskan pada Juni 2018.
Baca juga: FC-31 Gyrfalcon, Mungkinkah Dilirik Bila Proyek KFX/IFX Mandeg?
Pekerjaan produksi prototipe pertama sudah dirintis sejak Februari 2018. Untuk menuju proses produksi penuh, KAI rencananya akan membuat enam unit prototipe. Setelah prototipe terbang perdana pada tahun 2022, maka masih dibutuhkan waktu sekitar empat tahun untuk serangkaian percobaan, hingga ditargetkan pesawat tempur kebanggaan Korea Selatan dan Indonesia ini siap masuk fase produksi penuh pada pertengahan tahun 2026. (Gilang Perdana)
Tambah ruwet, ga becus ngurus anggaran
Fokus bayar hutang saja dulu….jangan mikirin yang lain. ..berat …
Kenapa berat ??….utang Indonesia termasuk sangat kecil….silahkan dibandingkan dengan negara lain….seperti Amerika, Jepang, Italia, China, Portugal, yunani, dst
Bahkan Jauh lebih parah Malaysia, Vietnam dan Filipina
Iya hutang kita sangat kecil. Beli alutsista aja cash.
KFX mundur saja lsg beli FC-31 Gryfalcon atau J-20 dari China. Pan sohib dekat.
@Tango…komentarmu tidak jelas arahnya
Kayak gak tau orang Indonesia aja.
Cuma dua hal yang dicintai orang Indonesia dunia-akhirat:
1. Ngutang
2. Gratis
Gonz,
LHD atau yang disebut oleh PAL sebagai LPH sepanjang 244 meter, kemungkinan baru akan dimulai tahun 2024.
Imajinasi saya untuk destroyer, yang bakal ada adalah aaw fregat yang bisa dikembangkan menjadi light destroyer dengan menambah vls mk41-nya dari 16 cell menjadi 32 cell, dibangun untuk mengawal LPH 244 meter ini. Perbandingannya 1 LPH dikawal 4 – 6 aaw fregat.
Untuk AU bakal ada 128 unit pesawat jet tempur all varian (light, medium, heavy) di 2024. Syukur2 lebih.
Tukang@iya…terus alutsista yg ente di tulis sampai berjilid2 itu mana om????? Kok blm keliatan xizizizi
Jangan begitu bung @siraf. Si Ntung nulis berjilid2 ngibulnya itu jg melalui survey dan melalui wawancara intens dng sang veteran mbah bowo. Utk meningkatkan daya hayal imaginasi perangnya lho….harus kita hargai upaya itu. Tp masalahnya harganya brp kalo mau dihargai…..hehehehehe
Fleet guardian dulu baru LHD. Kemudian isinya
Fokus TNI AL sekarang KCR40 & 60, Changbogo, LPD Bintuni class, LPD & kapal rumah sakit, kapal hidrografi + submarine rescuer 2 unit, tanker 2 unit, PC40 & PC25, mine hunter 2 unit dll. Dari itu semua sebagian besar sudah kontrak. Bandingkan dengan kontrak TNI AU yang cuma seuprit
Bintuni class bukan LPD tapi LST
CN235 MPA TNI AL juga lebih didahulukan daripada milik TNI AU
Namanya jg oposisi banyak bacot,,,siapa berani langsung lunas kalau bentuknya aje belum jelas, yg pentingkan uang kita udah ada yg masuk,,,gini aje kalau emang indonesia gk penting keluarin aje, opisisi yg ngeributin hanya partai kecil yg anggap peran indonesia sepele padahal orang2 partai itu gk update peran insyiur indonesia di pengembangan kfx, gk ada yg mau ambil resiko besar kalau bentuknya aja belum jd, indonesia gk pernah nawarkan diri tp dirayu tuk ikut karena emang punya kemampuan nyata dalam hal produksi pesawat.
Namanya penguasa ya harus berani di kritik, namanya rezim berkuasa ya harus ada oposisi juga
Kalau nggak mau di kritik, di komenin nggak mau ada oposisi mending bikin aja negara sendiri dengan ideologi komunis, udah nggak ada yang mau ngeritik elo
Gk nyambung tong,,,emangnya cuman di indonesia aje ada oposisi, dikorsel jg ada oposisi, yg ngeributin itu partai oposisi korsel 🙆♂️🤦♂️
Bung Tungkir_aje : ini bukan soal oposisi Korsel banyak bacot. Kita lalai memenuhi perjanjian yang sudah disepakati bersama soal proyek KFX/IFX. Tahun lalu juga kita lalai kan karena menurut Menkeu Sri Mulyani pihak Kemenhan tidak mengajukan anggarannya ke Kemenkeu. Ngga tau klo sekarang alasannya apa
Gk ada yg lalai, emang ente pikir bisa tenang kasih duit kalau wujud produknya aje belum kelihatan’ nunggak itu harus sebelum wujud produknya kelihatan semua pembayaran harus digantung’ nunggak beberapa bulan aje dah ngoceh2, kalau gk suka ya udah keluarin aje indonesia’ gk usah bilang takut ada kebocoran teknologilah, wong ifx pengembangan selanjutnya indonesia kerja sama saab swedia untuk sistem avionic.
Ada pengadaan destroyer ringan iver huitfeldt class, au juga ada mau dibangun skadron udara khusus buat stone tempur, ad pun ada contohnya alutsista buat zeni ad. Menurut saya semua pengadaan berimbang di 3 Matra, dan TNI juga bukan soal alutsista aja
Lebih fokus ke TNI-AL……untuk mendukung poros maritim…lebih dari 70% wilayah NKRI adalah lautan yang harus dijaga……….
Sudah cancel aja.. fokus infrastruktur dulu.. gak penting2 banget.. lagian kita zero enemy selama 15 tahun kedepan.. (bukan saya yang ngemeng)
Beli alutsista butuh uang…..uang didapat dari pajak ekonomi….ekonomi berkembang butuh infrastruktur penunjang…begitu aja kok repot
Tanpa Infrastruktur….ekonomi tidak berkembang….tanpa ekonomi tidak ada uang….beli alutsista terus pakai apa ??
Rusia dan Swedia paling senang IFX batal. Sudah sangat sering mereka lobi hal tersebut.
Yup, dan bahkan yang lebih parah dan paling gencar propaganda bahkan menjelekan IFX ya grupnya Gripen.
Padahal mah dia pesawat kelas 3 yg notabenenya dibawah F16…
Wessss…..malu2in….haduuuhhh…..nafsu kuat tenaga kurang. Tnaga kurang karna d grogoti koruptor dan gaji serta tunjangan pejabat yg tak terkendali.
Usul tunjangan DPR saja dipotong! Anggarannya dipindahkan k KFX! Barangnya jelas! Gak kayak anggota dewan terhormat kita, wong kontribusinya untuk negara minus! Kerjanya datang tidur, bangun tidur nanyain tunjangan gono gini!!
waduh para fansboy rusia pasti bersuka cita dg kabar ini krn mereka ingin instan langsung beli SU-35
1. Programnya terutama pendanaan melenceng karena penambahan Komando dari Koter, Koarma dan Koopsau yang artinya penambahan infrastruktur baru
2. Komitmen rezim sekarang lebih fokus ke TNI AL yang imbasnya porsi pendanaan buat TNI AU mengecil
3. Di TNI AU kini lebih difokuskan ke pembangunan network centric warfare yang memang jadi prioritas utama. Alhasil modernisasi alutsista belum jadi prioritas
4. Penerapan UU Moneter yang membuat anggaran pertahanan selalu kecil dan tidak pernah menyentuh angka ideal 2,5% GDP
Kalo AL bisa jadi main focus kok saya gak ngeliat jalannya proyek LHD/destroyer? dan malah yang proyeksi besar2an AU itu sendiri ya? Dan setau sayaa emang AU mulai modernisasi alutsista besar2an mukai tahun depan soal ifx bukannya perjanjian mulai bayar setelah renegosiasi kelar? Abis itu pengembangan ke block II bisa ngikut LM ato produsen lain lol
TNI-AL itu prioritas penyebaran alutsista…maka fokus terbesar adalah KCR-40 dan KCR-60….dan LPD/LST sebagai tranportasi logistik.
Destroyer bukan prioritas utama………apalagi LHD…buat apa..negara kita kepulauan bung……….
@KonYol
Karena kita negara kepulauan, maka destroyer atau AAW frigate itu penting. Satu Hawk paling bisa tengelamin 2-4 KCR.
LHD juga salah satu kapal paling berguna buat mengatasi bencana alam di negara kepulauan cincin api ini.
Sekarang jamanya Unmanned Aerial Vechile bung, cukup kirim drone kecil atau drone kamikaze juga bisa lumpuhin kapal musuh, apalagi di tambah jamming electronic…
@IRS, ngawurr
Baca sejarah…..Kapal kecil missile boat mesir kelas komar bisa menghancurkan fregat Israel
KCR-40 TNI sudah dilengkapi AK-630 30mm Gatling…coba saja mendekat, dan juga kemungkinan bawa SAM Mistral.
Destroyer ada di Jakarta…terus musuh menyusup arah papua…mau apa ?? pikir dulu sebelum komen