Pesawat Intai Maritim Rusia Ilyushin Il-38 ‘Disembur’ Flare oleh Jet Tempur Angkatan Udara Jepang
|Ilyushin Il-38 May milik Rusia bakal dikenal sebagai pesawat intai maritim kedua di dunia yang mendapat ‘semburan’ flare dari jet tempur, setelah sebelumya ada insiden P-8A Poseidon milik Australia (RAAF) yang disembur flare oleh jet tempur Shenyang J-16 di atas Laut Cina Selatan.
Seperti dikutip The Guardian (24/9/2024), disebut jet tempur Angkatan Udara Jepang menembakkan suar (flare) ke pesawat Rusia untuk pertama kalinya saat melanggar wilayah udara. Jepang mengatakan jet tempurnya menggunakan flare pertama kalinya guna memperingatkan pesawat pengintai Rusia agar meninggalkan wilayah udaranya.
Sejumlah pesawat tempur F-15J Eagle dan F-35 Lightning II yang tidak disebutkan jumlahnya dikerahkan dan melepaskan flare pada hari Senin setelah pesawat intai maritim Rusia II-38 mengabaikan peringatan radio mereka, kata menteri pertahanan Jepang, Minoru Kihara.
A Russian Il-38 maritime patrol aircraft flew over waters in Sea of Japan north of Rebun Island and violated Japan’s airspace three times on Sept. 23, prompting a Japanese fighter jet to fire a signal flare for first time ever.https://t.co/zpn4oPtWgyhttps://t.co/x6GGe01Rgu pic.twitter.com/xkByLvWhTo
— Ryan Chan 陳家翹 (@ryankakiuchan) September 23, 2024
Kihara mengatakan hal tersebut merupakan pelanggaran wilayah udara pertama yang diumumkan secara publik oleh pesawat Rusia sejak Juni 2019, ketika sebuah pesawat pembom strategis Tu-95 memasuki wilayah udara Jepang di Okinawa selatan dan sekitar Kepulauan Izu di selatan Tokyo.
Ia mengatakan pesawat Rusia itu telah melanggar wilayah udara Jepang di atas Pulau Rebun, tepat di lepas pantai pulau utama paling utara negara itu, Hokkaido, tiga kali selama penerbangan lima jamnya di wilayah tersebut.
“Pelanggaran wilayah udara tersebut sangat disesalkan dan hari ini kami mengajukan protes yang sangat serius kepada pemerintah Rusia melalui jalur diplomatik dan mendesak mereka untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut,” imbuh Kihara.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, meminta pejabat pemerintah untuk menanggapi insiden tersebut dengan “tegas dan tenang” serta bekerja sama dengan AS dan negara-negara lain, kata kepala sekretaris kabinet, Yoshimasa Hayashi.
“Kami akan menahan diri untuk tidak memberikan informasi pasti tentang maksud dan tujuan tindakan ini, tetapi militer Rusia telah aktif di sekitar negara kami sejak invasi Ukraina,” imbuh Hayashi.
Bentuknya sekilas mirip dengan pesawat intai maritim legendaris P-3C Orion, namun bila diperhatikan pesawat turboprop yang satu ini punya fuselage lebih panjang, dan tampilan mesin lebih besar dari Orion. Inilah Ilyushin Il-38 (kode NATO – May) yang memang disebut-sebut sebagai pesawat copy-an dari Lockheed P-3C Orion.
Ilyushin Il-38 terbang perdana pada 28 September 1961, dan resmi digunakan oleh Uni Soviet pada 1967. Meski dari segi usia sudah ‘senja,’ namun seperti halnya P-3 Orion yang masih wara-wari meronda di lautan, Il-38 pun kini masih berstatus aktif digunakan. Bahkan AL Rusia masih menempatkan Il-38 sebagai kekuatan pemukul untuk misi intai dan anti kapal selam. Di masa jayanya, Uni Soviet menyasar Il-38 untuk melumatkan kapal selam AS yang memiliki kemampuan meluncurkan rudal balitik.
Sebagai kekuatan penghancur, Il-38 dilengkapi dua bomb bay yang dapat dimuati beragam munisi, mulai dari torpedo, bom laut dan ranjau, hingga total payload 9 ton. Pesawat yang dibangun dari basis Il-18 ini punya ciri khas pada sosok radar dalam radome yang ada di bawah area kokpit, inilah yang disebut Berkut (Golden Eagle) search radar (kode NATO – Wet Eye).
Serupa dengan P-3C Orion, pada bagian ekor nampak perangkat magnetic anomaly detector (MAD). Untuk mengendus keberadaan kapal selam lawan dengan akurat, salah satu bomb bay disiapkan sebagai tempat peluncuran sonobuoys. (Gilang Perdana)
Hhhhhhhhh, tumben pesawat Rusia yg kena sembur, biasanya pesawat Rusia yg nyembur. Rusia bakalan mikir-mikir kalau lawannya Dai Nippon Teikoku. Yah, melawan pencipta misi Kamikaze mana berani Rusia menggertak balik. Bisa-bisa Rusia malah membuka front timur lawan Jepang. Lawan Ukraina saja sudah kewalahan sekarang malah ditambah Jepang. Hhhhhhh