Update Drone KamikazeKlik di Atas

Pertama Sejak Dua Dekade, Tidak Ada Satu pun Kapal Induk AS di Indo Pasifik, Saat yang Rawan Bagi Taiwan!

Bila Beijing bernyali, mungkin ini waktu yang tepat untuk melakukan invasi militer ke Taiwan, pasalnya saat ini tidak ada satu pun kapal induk Amerika Serikat yang berada di kawasan Indo Pasifik. Akibat eskalasi di Timur Tengah, armada kapal induk AS kini tengah dikerahkan untuk melindungi Israel dari potensi serangan balasan Iran.

Baca juga: Setelah Insiden JS Izumo, Drone Copter Milik Warga Cina Terbang Lintasi Kapal Induk USS Ronald Reagan (Tanpa Terdeteksi)

Dikutip The Wahington Times (27/8/2024), disebut saat ini militer AS tidak memiliki kapal induk di perairan Indo-Pasifik untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Pengerahan kapal induk dengan meninggalkan Indo Pasifik jelas mengundang kerawanan, khususnya bagi Taiwan, selain ketegangan sengketa di Laut Cina Selatan yang belum juga mereda.

Pentagon baru-baru ini memerintahkan kapal induk USS Abraham Lincoln untuk mempercepat pengerahannya dari Pasifik ke Timur Tengah agar siap menghadapi potensi konflik dengan Iran. Sebelumnya, kapal induk USS Theodore Roosevelt, seperti Lincoln yang bermarkas di San Diego, telah dikirim ke Timur Tengah.

Penerjunan ulang ini membuat AS tidak memiliki kapal induk di kawasan Indo Pasifik untuk pertama kalinya sejak tahun 2001. Dua kapal induk lain yang bermarkas di Pasifik, USS Ronald Reagan dan USS Carl Vinson, saat ini masih berlabuh di Pantai Barat AS.

Pejabat Angkatan Laut mengatakan USS George Washington yang bermarkas di San Diego sedang menuju Jepang tetapi tidak akan berada di pangkalan sampai bulan depan. Sedangkan kapal induk USS Ronald Reagan kini berada di Bremerton, negara bagian Washington dan USS Carl Vinson berada di San Diego.

Sebelas kapal induk AS tetap menjadi kemampuan proyeksi kekuatan utama meskipun rentan terhadap serangan rudal anti kapal. Pasalnya, kapal induk dapat mengerahkan sejumlah pesawat tempur yang dapat melakukan serangan darat dan laut. Kelompok penyerang kapal induk (Carries Striker Group) biasanya mencakup beberapa kapal perang berpeluru kendali dan kapal pendukung beserta kapal selam. Kelompok tersebut dapat mencakup hingga 7.500 pelaut dan marinir.

Kapal induk membawa berbagai jenis pesawat tempur, pesawat pengintai, dan helikopter yang dapat digunakan untuk superioritas udara, serangan presisi terhadap target darat dan laut, serta operasi lainnya seperti patroli dan pengintaian. Pesawat-pesawat yang diluncurkan dari kapal induk memiliki kemampuan untuk menyerang target jauh di pedalaman, melampaui jangkauan dari kapal permukaan lainnya atau dari pangkalan udara yang berada di darat.

Sementara, Jim Fanell, mantan direktur intelijen untuk Armada Pasifik, mengatakan bahwa tidak adanya kelompok kapal induk di wilayah Indo Pasifik sangat berbahaya, dan mencatat bahwa ini adalah pertama kalinya hal itu terjadi sejak 2001, ketika USS Kitty Hawk yang berbasis di Jepang dikerahkan ke Teluk Persia.

Sejak itu, baik pemerintahan Demokrat maupun Republik telah mempertahankan setidaknya satu kelompok penyerang kapal induk di Pasifik Barat untuk memberikan pencegahan yang kuat terhadap aktivitas militer Cina yang agresif atau untuk kemungkinan kontingensi Korea Utara.

“Di mana pun AS meninggalkan kekosongan, maka Cina akan mengisinya dengan pasukan militer mereka,” kata Fanell.

Kehadiran kapal induk sering kali cukup untuk mencegah potensi agresi (deterrence)dari negara lain karena ancaman kekuatan udara yang dibawanya.Kehadiran kapal induk di suatu kawasan juga memiliki dimensi diplomatik, menunjukkan komitmen AS terhadap sekutu-sekutunya dan mengirimkan pesan kuat kepada lawan-lawan potensial. (Bayu Pamungkas)

Cina Bangun (Lagi) Dua Unit Hovercraft ‘Raksasa’ Zubr Class, Persiapan Invasi ke Taiwan?