Pertama Kali Perancis Kerahkan Jet Tempur Rafale ke Swedia, Termasuk Varian yang Dirancang untuk Serangan Nuklir
Terpisahkan jarak sekitar 2.000 kilometer, Perancis untuk pertama kalinya mengerahkan flight jet tempur Rafale, termasuk kemungkinan varian yang berkemampuan serangan nuklir, ke Swedia. Dalam penerbangan latihan Pégase (Pegasus) 2025, Perancis hadir sebagai sesama anggota NATO untuk mendukung kampanye pencegahan atas ancaman yang meningkat di Eropa, yang mana kini sebisa mungkin dilakukan tanpa harus bergantung kepada AS.
Baca juga: Mengenal Dassault Rafale B, Jet Latih Tempur dengan Predikat Battle Proven
Angkatan Udara dan Antariksa Perancis lewat akun X menerbitkan rincian Pégase 2025, yang memperlihatkan pengerahan pesawat dari pangkalan udara Mont-de-Marsan, Istres, Saint-Dizier, dan Orléans . Pesawat yang terlibat terdiri dari enam unit Rafale, dua pesawat angkut A400M, dan satu A330 Multi-Role Tanker Transport (MRTT), yang dikenal secara lokal sebagai Phénix.
Fase Pégase Grand Nord (Nordik) digambarkan sebagai kegiatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari misi proyeksi daya tahunan Angkatan Udara Perancis, menyaksikan aset-aset ini menuju Swedia dan menunjukkan kemampuan Angkatan Udara Perancis untuk melakukan pengerahan dengan cepat, jarak jauh, dan mandiri.
Prancis memiliki sekitar 50 Rafale B dua tempat duduk yang ditugaskan untuk misi nuklir, dipersenjatai dengan rudal supersonik ASMP-A dan didukung oleh armada tanker pengisian bahan bakar udara A330 MRTT. Namun, pesawat ini memiliki peran ganda dan mampu menjalankan berbagai misi udara-ke-darat dan pertahanan udara, selain peran serangan strategisnya.
📍Far North | PEGASE 25 kicks off
🇫🇷 combat power deployed to Northern Europe.
🎯 A concrete commitment to European security, side by side with our allies, to deter and defend.Next stop: 🇸🇪 pic.twitter.com/jcZ84pAQQQ
— The 🇫🇷 Joint Staff – Military operations (@FrenchForces) April 22, 2025
Dassault Rafale yang dirancang khusus untuk misi peluncuran rudal jelajah nuklir adalah Rafale B F3-R (varian dua kursi). Jet tempur ini membawa rudal jelajah nuklir (air-launched cruise missile) ASMP-A (Air-Sol Moyenne Portée-Amélioré). Saat ini, semua Rafale B di satuan nuklir telah diupgrade ke standar F3-R atau bahkan sedang disiapkan ke standar F4 untuk masa depan.
Meski begitu, tidak semua Rafale B digunakan untuk misi nuklir. Estimasi, sekitar 40–50 unit Rafale B didedikasikan untuk peran ini, dalam konfigurasi siaga nuklir.
1/ Cap au Nord pour la mission #PÉGASE25 !
Départ hier depuis Mont-de-Marsan, Istres, Saint-Dizier et Orléans : nos équipages entament une nouvelle édition inédite de notre opération de projection de puissance. Direction : la Suède. pic.twitter.com/WNlxCRdlHc— Armée de l’Air et de l’Espace (@Armee_de_lair) April 23, 2025
Perancis sengaja menggunakan Rafale B (dua kursi) untuk misi nuklir, supaya beban kerja pilot dibagi antara penerbang utama dan WSO (Weapon Systems Officer), terutama untuk misi berisiko tinggi seperti penetrasi pertahanan udara musuh saat membawa rudal ASMP-A.
Satu unit Rafale B hanya membawa satu unit ASMP-A, biasanya dipasang di centerline hardpoint (di bagian bawah tengah badan pesawat). Hanya dapat membawa satu rudal per pesawat, pasalnya pasalnya dimensi ASMP-A besar dan berat (panjang sekitar 5,4 meter dan berat hampir 860 kg), dan ini adalah senjata strategis — satu rudal sudah membawa kekuatan destruktif luar biasa.
Perancis Sukses Uji Peluncuran Rudal Berkemampuan Nuklir (ASMPA-R) dari Jet Tempur Rafale
Sepintas tentang ASMP-A, rudal jelajah nuklir supersonik dengan mesin ramjet ini bisa melaju lebih dari Mach 2 dengan jangkauan sekitar 500 km atau lebih, tergantung profil penerbangan.
Jet tempur dengan misi dan kemampuan khusus ini ditempatkan terutama di BA 113 Saint-Dizier-Robinson Air Base (di Saint-Dizier, Perancis timur laut), yang menjadi I basis utama Forces Aériennes Stratégiques (Strategic Air Forces) — komponen udara dari triad nuklir Perancis. Meski Rafale B F3-R dibawa dalam latihan udara di Swedia, dapat dipastikan rudal ASMP-A tidak akan dibawa. (Gilang Perdana)
sebagai sesama anggota NATO untuk mendukung kampanye pencegahan atas ancaman yang meningkat di Eropa, yang mana kini sebisa mungkin dilakukan tanpa harus bergantung kepada AS…salut buat Perancis mungkin support negara2 Skandinavia terutama Denmark, karena menurut Trump “cepat atau lambat bagaimanapun caranya akan kami miliki Greenland”