Pertama di Dunia, Cina Luncurkan Roket Pembawa Satelit dari Tengah Laut

Sebelum meletusnya perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat, dalam beberapa tahun antar kedua negara sudah dibumbui aroma perlombaan senjata, meski kecenderungannya Cina terkesan lebih banyak ‘meng-copy’ segala sesuatu yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Tapi apa yang terjadi di Laut Kuning pada 5 Juni 2019 boleh jadi bakal menaikan pamor kekuatan Sang Naga. Persisnya setelah China National Space Administration (CNSA) merilis suksesnya peluncuran roket ke luar angkasa dari platform mobile di tengah laut.

Baca juga: Yuang Wang 7 – Kapal Pelacak Satelit dan Rudal Balistik Cina yang Bikin ‘Gerah’ Kawasan Pasifik

Dikutip dari asia.nikkei.com (6/6/2019), disebutkan peluncuran roket ke luar angkasa dari tengah laut baru pertama kali ini dilakukan, umumnya roket laur angkasa dengan dimensi dan bobot yang besar, diluncurkan dari daratan. Jenis roket yang diluncurkan adalah Long March 11, roket dengan tinggi 21 meter dan diameter 2 meter ini, berhasil diluncurkan pada pukul 12.06 malam waktu setempat. Dalam momen tersebut, Long March 11 membawa tujuh unit satelit yang berhasil diorbitkan. CNSA menyebut bahwa platform peluncuran berukuran setengah lebih besar dari lapangan sepak bola.

Bagi para analis, langkah Cina merupakan babak penting dalam indutri peroketan, dengan platform peluncuran yang fleksibel, ini merupakan peringatan keras bagi bisnis antariksa dan satelit yang selama ini dikuasai AS. Sementara dalam aspek militer, negara-negara tetangga di kawasan bakal mulai dibuat gusar dengan meningkatnya aksesbilitas luar angkasa Cina, lantaran roket dapat digunakan untuk kepentingan militer.

Long March 11.

Rasa khawatir negara-negara di sekitan Cina wajar adanya, mengingat yang menginisiasi peluncuran pada 5 Juni lalu adalah China Aerospace Science and Technology, perusahaan milik pemerintah Cina yang terlibat aktif dalam urusan teknologi pertahanan. Peluncuran dengan konsep ship-based launch, memberikan mobilitas yang lebih besar dan tidak mengharuskan penduduk di dekatnya diungsikan untuk keselamatan. Ini juga memberi Cina kemungkinan menembakkan roket lebih dekat ke garis khatulistiwa, di mana ongkos peluncuran roket dan satelit bakal lebih murah.

Pihak CNSA menyebut bahwa apa yang dilakukan pada 5 Juni secara teknis hanyalah tes, meski Cina mengklaim turut melepaskan satelit pada momen tersebut. Diantara satelit yang diluncuran oleh roket Long March 11 adalah satelit untuk navigasi kapal dan satelit prakiraan cuaca.

Baca juga: Kemhan Digugat Perusahaan Satelit Asal Inggris, Inilah Profil Satelit Artemis!

Tentang roket Long March 11, roket ini masuk dalam golongan small orbital launch vehicle. Roket dengan bobot 58t ton ini dapat memuat payoad sampai 700 kg. Sejak diluncurkan pada 25 September 2015, sudah tujuh Long March 11 yang diproduksi dan kesemuanya dilaporkan sukses diluncurkan. (Gilang Perdana)

9 Comments