Perpanjang Masa Pakai Mirage 2000-5, Taiwan Kucurkan Dana US$329 Juta untuk Order Suku Cadang Mesin
|Masalah suku cadang menjadi materi yang diperdebatkan dalam proyek pengadaan 12 unit jet tempur Mirage 2000-5 bekas pakai Angkatan Udara Qatar pesanan Kementerian Pertahanan yang saat ini berstatus ditunda, pasalnya pihak pabrikan Dassault Aviation sudah tidak lagi memproduksi suku cadang dan komponen Mirage 2000. Namun, bila opsi akuisisi Mirage 2000-5 dilanjutkan, maka Indonesia mungkin bisa belajar dari kasus yang ada di Taiwan.
Baca juga: [Polling[ Pengadaan Jet Tempur Mirage 2000-5 eks Qatar Sebaiknya Dibatalkan
Dikutip The Defence Post (9/1/2024), disebut Kementrian Pertahanan Taiwan telah menyiapkan dana US329 juta untuk pengadaan suku cadang yang krusial bagi operasinal jet tempur Mirage 2000-5. Pada tahun 1997, Angkatan Udara Taiwan (ROCAF) memesan total 60 unit Mirage 2000-5, namun kecelakaan telah mengurangi jumlah pesawat dan saat ini yang operasional menjadi 54 unit.
Dassault Aviation memberi kode label 2000-5EI (single seat) – 42 unit dan 2000-5DI (tandem seat) – 12 unit untuk Mirage 2000-5 yang dioperasikan Taiwan. Sementara Mirage 2000-5 yang dioperasikan Qatar diberi kode label 2000-5EDA (single seat) – 9 unit dan 2000-5DDA (tandem seat) – 3 unit.
Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan akan menghabiskan 10,2 miliar dollar Taiwan (US$329 juta) untuk membeli suku cadang bagi mesin armada Mirage 2000-5 miliknya. Sumber pemerintah mengatakan kepada media lokal bahwa kontrak tersebut bertujuan untuk memastikan jet tempur buatan Perancis akan tetap mampu melakukan misi selama bertahun-tahun yang akan datang. Jet tempur single engine ini telah dioperasikan oleh Angkatan Udara Taiwan selama lebih dari dua dekade.
Menurut sumber dari Kementerian Pertahanan Taiwan, pesanan tersebut akan dipenuhi mulai bulan ini hingga Desember 2028, yakni untuk armada Mirage 2000-5 yang berbasis di Pangkalan Udara Hsinchu.
Laporan tentang perpanjangan masa pakai jet tempur generasi keempat Taiwan muncul pada pertengahan tahun 2023 ketika negeri yang diambang perang dengan Cina ini masih menunggu pengiriman jet tempur F-16 Viper produksi baru dari Amerika Serikat.
Diproduksi oleh Dassault Aviation, Mirage 2000-5 adalah pesawat bermesin tunggal yang dipersenjatai dengan rudal udara-ke-udara Magic 2 untuk mendukung peran pertempuran udara dan dukungan darat. Mirage 2000-5 dapat melesat dengan kecepatan maksimum 2.530 kilometer (703 mil) per jam.
Gegara ‘Delay’ Pengiriman F-16 Viper, Jadi Satu Alasan Taiwan Upgrade Mirage 2000-5
Di tengah meningkatnya ketegangan dengan Cina daratan, armada Mirage 2000-5 ditugaskan untuk menjaga wilayah udara di kawasan Taiwan utara. Selain suku cadang mesin yang akan dipesan kembali ke Dassault Aviation, Taipei dilaporkan mencapai kesepakatan dengan perusahaan Perancis lain untuk membeli komponen rudal udara-ke-udara yang akan diluncurkan dari Mirage 2000-5. (Bayu Pamungkas)
kalau sama2 second untuk maritime strike kenapa tidak nambah aja F-16 C/D dari gurun Arizona. kemudian upgrade oleh skatek Iswahyudi jadi F-16 FalconStar e-MLU yg bisa gotong Harpoon.
mungkin bisa dapet 18-24 unit. lebih banyak dan nambah ilmu engineer indonesia.
Mau dicancel atau tidak yang jelas kita butuh tambahan pesawat untuk fungsi serang maritim. 42 unit Rafale dan 24 unit F-15EX tentu saja belum cukup. Lagi pula Rafale, F-15EX itu pesawat bermesin ganda pasti lebih boros BBM daripada single engine.
Jadi pesawat tempur yang banyak dibutuhkan adalah:
Single engine.
Berkemampuan maritim strike.
Bisa mencapai kecepatan Mach 2.
Dananya sudah dialihkan untuk pengadaan 6 fremm dan 2 PPA.
sudah bener di cancel aja sekalian. Alasan Interim tapi kok datangnya bisa hampir sama/ mungkin bareng dengan rafale baru….